ANTALEO [TAMAT]

By AniintnPtr

507K 63K 8.4K

[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA] Namanya Antaleo Wijayakusuma, laki-laki tampan yang menjabat... More

CAST
[1] MENCARI MASALAH
[2] TRUTH OR DARE
[3] DIJEMPUT LEO
[4] BALAP LIAR
[5] TEMAN BARU
[6] SIAPA?
[7] KHAWATIR
[8] MARAH
[9] MARKAS BESAR
[10] PENYERANGAN
[11] ADA APA DENGAN LEO?
[12] KENCAN PERTAMA
[13] KHAWATIR 2
[14] CANGGUNG
[15] MENGHINDAR
[16] KECELAKAAN
[17] RUMAH SAKIT
[18] MENEMANI LEO
[19] ACARA AMAL
[20] TANPA KABAR
[21] BERKUNJUNG
[22] TERBONGKAR
[23] MURID PINDAHAN
[24] RASA CEMBURU
[25] LEO VS RASKAL
[26] LOMBA AGUSTUSAN
[27] KERJA KELOMPOK
[28] PERNYATAAN LEO
[29] SERANGAN ZICO
[30] PERUBAHAN RASKAL
[31] MUSUH DI BALIK SELIMUT?
[32] SUNMORI
[33] SEBUAH SURAT
[34] MENCURIGAKAN
[35] BIRTHDAY PAK RUSLAN
[36] KEDATANGAN LALA
[37] MENYESAKKAN
[38] PENGKHIANAT
[39] RASKAL DEMAM
[40] UNDANGAN LALA
[41] MENGETAHUI
[42] TEMAN PALSU
[43] SALAH PAHAM
[45] FAKTA SEBENARNYA
[46] UJIAN NASIONAL
[47] BERUSAHA MEMPERBAIKI
[48] KESALAHPAHAMAN ZICO
[49] KEMBALI BERSAMA? [END]

[44] TUDUHAN LEO

3.2K 422 55
By AniintnPtr

Jangan lupa untuk vote dan coment!


"Pagi, Bunda," ucap Lea kemudian mengecup pipi Vira sekilas. Setelahnya gadis itu duduk di kursi dan mulai makan sepotong sandwich yang telah dibuat oleh Vira untuknya.

"Tumben hari ini kamu lesu banget," celetuk Arka, ayahnya. "Kenapa? Ada masalah di sekolah? Sini cerita sama Ayah, jangan dipendam sendiri."

"Enggak apa-apa, Yah. Lea cuma nggak nyangka aja kalo sebentar lagi Lea bakalan menghadapi ujian nasional di sekolah." Walaupun bukan itu masalah utamanya, tapi Lea tidak berbohong. Dia memang sedikit pusing karena sebentar lagi Lea akan menghadapi ujian nasional. Maka dari itu mulai dari sekarang Lea harus belajar lebih keras.

"Bunda, kemeja Abang yang kemarin Bunda cuci udah kering belum, Bun?" teriak Fathur dari dalam kamar. Laki-laki itu bangun sedikit kesiangan akibat begadang mengerjakan tugas kuliahnya.

"Ya ampun Fathur, pagi-pagi sudah teriak-teriak," ucap Vira sambil menggelengkan kepalanya. Wanita paruh baya itu mulai mencari kemeja milik Fathur di tumpukan pakaian yang kemarin telah di setrika olehnya. Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Vira segera memberikannya pada Fathur.

Pintu kamar di samping Fathur terbuka, Rama baru saja keluar dari kamarnya. Laki-laki itu tampak rapi memakai setelan kemeja merah dan jas putih dipadukan dengan celana bahan berwarna hitam.

"Pagi, Bun," ucap Rama tersenyum hangat ke arah ibunya setelah menutup pintu kamarnya.

"Pagi juga, Sayang. Yuk, sarapan dulu di bawah sama yang lain," ucap Vira sambil menuntun anak sulungnya berjalan menuju ruang makan.

Sesampainya di ruang makan, Rama duduk di kursi kosong, sedangkan Vira pergi ke dapur untuk mengambil susu dan kopi yang tadi sempat dibuat olehnya.

"Ayah dengar-dengar, rumah sakit Wijayakusuma sedang open donasi untuk anak-anak yang kelaparan di Afrika?"

"Iya, Yah. Memangnya kenapa?" Rama bertanya sambil mulai memakan sarapannya.

Arka menggelengkan kepalanya. "Enggak, Ayah cuma tanya aja. Rencananya Ayah akan ikut berdonasi."

Rama mengangguk-anggukkan kepalanya. "Bagus kalo gitu. Semakin banyak yang berdonasi, semakin bagus bukan?"

"Ekhem, pada ngomongin apa nih?" tanya Fathur yang baru saja datang, kemudian duduk di kursi sebelah Rama.

"Rumah sakit tempat Abang kerja sedang open donasi buat anak-anak kelaparan di Afrika," jawab Rama.

"Woah ... keren, Bang. Gue juga ikutan donasi, deh. Itung-itung nambah pahala," ucap Fathur.

Vira datang membawa susu dan kopi, lalu meletakkannya di atas meja makan. Ketika Vira hendak duduk di kursi, suara bel rumah berbunyi membuat Vira mengurungkan niatnya.

"Biar Lea aja yang buka pintunya," ucap Lea ketika melihat Vira hendak pergi membukakan pintu.

Vira mengangguk. Perempuan paruh baya itu duduk di kursi sebelah Fathur.

Lea berjalan melewati ruang tamu. Setelah membukakan pintu, terlihat sosok Raskal yang tampak sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Pagi," sapa Raskal.

"Pagi juga," balas Lea.

"Gue ke sini mau jemput lo. Boleh, kan?" Raskal bertanya diakhiri dengan senyum manis.

Lea yang tidak enak menolak ajakan Raskal pun menganggukkan kepalanya. "Kamu udah sarapan? Kalo belum, ayo masuk. Kebetulan Bunda masak banyak pagi ini."

Raskal menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Boleh?"

"Iya." Lea pun segera mempersilahkan Raskal masuk ke dalam rumah, kemudian tidak lupa gadis itu menutup pintu. Keduanya berjalan beriringan menuju ruang makan.

"Ehhh, ada Raskal. Sini, Nak, duduk di kursi kosong. Kita sarapan bareng," ucap Vira menyambut Raskal dengan ramah.

"Iya, Tante," balas Raskal tak kalah ramah. Laki-laki itu duduk di kursi samping Lea.

"Raskal mau makan nasi goreng atau roti?" tanya Vira. "Biar Tante ambilkan buat kamu."

"Nggak usah repot-repot Tante, Raskal bisa ambil sendiri," balas Raskal yang merasa tidak enak pada Vira.

Raskal memilih mengambil selembar roti, kemudian mengolesinya dengan selai coklat. Setelahnya Raskal menutupnya dengan selembar roti lagi.

"Setelah lulus SMA, lo mau kuliah di mana?" tanya Fathur pada Raskal.

"Rencananya gue mau masuk Universitas yang sama kayak lo, Bang," jawab Raskal.

"Widih, keren-keren. Universitas gue emang paling bagus, lo nggak bakalan salah pilih pokoknya. Mau ambil jurusan apa lo?"

"Rencananya gue mau ambil jurusan manajemen bisnis, Bang. Nanti setelah lulus kuliah, gue mau nerusin perusahaan Papa gue."

Setelah selesai sarapan, Lea dan Raskal pamit pergi ke sekolah. Seperti biasa, Raskal membonceng Lea menggunakan motor sport kesayangannya.

"Siap?" tanya Raskal pada Lea. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban. Tak lama kemudian Raskal langsung melajukan motornya menuju sekolah.

"Raskal, Lea bener-bener mau ucapin terima kasih banyak buat semalam. Lea suka banget sama tempatnya."

Raskal tersenyum dibalik helm full face-nya. "Sama-sama. Pokoknya kapanpun lo butuh gue, gue bakalan selalu ada buat lo."

Lea tersenyum kecut. Andaikan kata-kata itu keluar dari mulu Leo, pasti Lea akan sangat merasa senang.

Sesampainya di parkiran motor, Lea segera turun dari motor Raskal. Gadis itu menunggu Raskal yang sedang melepas sarung tangan beserta helm yang dikenakannya.

"Ayo ke kelas," ucap Raskal pada Lea.

Keduanya berjalan beriringan menuju kelas. Namun, disepanjang perjalanan semua orang tampak berbisik-bisik membicarakan Lea. Awalnya Lea terlihat biasa-biasa saja, tapi lama kelamaan gadis itu mulai merasa tidak nyaman.

Beberapa orang siswi mengerubungi mading sekolah membuat Lea penasaran. Gadis itu memutuskan untuk menerobos kerumunan, lalu dia dibuat terkejut saat melihat beberapa foto yang tertempel di mading.

Raskal pun ikut dibuat penasaran dengan apa yang dilihat oleh Lea. Seketika matanya melotot saat di mading tersebut tertulis dengan jelas 'LEA SELINGKUH DENGAN RASKAL'. Ditambah lagi ada beberapa foto Lea dan dirinya yang datang ke cafe semalam.

"Gue kira polos, ternyata licik," ucap salah seorang siswi sambil menatap sinis ke arah Lea.

"Bener. Nggak cukup Leo, Raskal juga dia ambil. Kok ada, ya, cewek kayak dia?" timpal teman siswi tersebut.

"Gue rasa dia pake pelet, deh. Nggak mungkin cewek biasa-biasa aja kayak dia bisa bikin Leo suka sama dia."

Sudah cukup. Lea benar-benar sudah tidak kuat mendengarnya. Gadis itu berlari begitu saja membuat Raskal panik.

Raskal mencabut foto-foto Lea dan dirinya yang tertempel di mading, lalu merobeknya hingga tak berbentuk. Kemudian Raskal menatap tajam ke arah gadis-gadis yang tadi membicarakan Lea.

"Mulut busuk lo semua nggak pantes ngomongin Lea. Camkan itu!" Setelah mengatakan itu, Raskal berlari menyusul Lea yang pergi entah kemana. Dia khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Lea.

BRAKK

Raskal membuka pintu rooftop sekolah dengan kasar. Dia bergegas menghampiri Lea yang sedang menangis tersedu-sedu. Tanpa pikir panjang Raskal langsung memeluk Lea, mencoba menenangkan gadis itu.

"Sssttt, udah jangan nangis. Mereka berbuat jahat sama lo, karena mereka iri sama lo. Jadi, jangan terlalu dipikirin," ucap Raskal seraya mengelus bahu Lea.

Bukannya mereda, tangisan Lea bertambah kencang membuat Raskal panik.

"Hiks, hiks ... Me–mereka be–benci sama Lea, hiks," ucap Lea diiringi isak tangisnya.

"Nggak apa-apa, lo nggak perlu sedih. Masih banyak orang yang sayang dan dukung lo," balas Raskal menenangkan Lea.

"Ternyata, kalian ada di sini."

Lea dan Raskal refleks melepaskan pelukan mereka masing-masing. Keduanya menatap ke arah Leo dan teman-temannya yang menghampiri mereka.

"Mau apa lo ke sini?" tanya Raskal menatap ke arah Leo dengan tatapan tidak sukanya. Tidak cukupkah laki-laki itu telah menyakiti Lea sampai sejauh ini?

Leo berkata dengan nada sinis, "Bukan urusan lo!"

Tadi, Leo sempat diberitahu oleh Stella bahwa Lea dan Raskal sedang berpelukan di rooftop. Awalnya Leo meragukan perkataan Stella, tapi setelah memastikan kebenarannya membuat laki-laki itu marah.

"Lo pasti selingkuh, kan, sama si brengsek?" tuduh Leo pada Lea seraya menunjuk ke arah Raskal.

Lea menatap Leo dengan tatapan kecewanya. Laki-laki itu menuduhnya selingkuh dengan Raskal?

"Jaga mulut kamu, aku enggak selingkuh!" bantah Lea.

"Udah, deh. Lo nggak usah bohong sama gue. Kalian berdua pelukan di sini, apa namanya kalo bukan selingkuh, hah?!"

BUGH

Raskal yang tidak terima Lea dibentak oleh Leo pun langsung melayangkan satu pukulannya kepada laki-laki itu hingga tersungkur. Teman-teman Leo hendak membalaskan perbuatan Raskal, tapi mereka urungkan niatnya ketika Leo melarangnya.

Leo bangkit berdiri seraya menyeka darah yang mengalir di sudut bibirnya. Tanpa aba-aba, satu pukulan mendarat di rahang Raskal membuat laki-laki itu limbung jatuh ke tanah.

"Berhenti," teriak Lea histeris ketika Leo akan kembali melayangkan pukulannya pada Raskal.

Lea memapah tubuh Raskal, membantu laki-laki itu berdiri. Kemudian Lea menatap Leo dengan tatapan kecewa.

"Leo, kamu bener-bener berubah. Kamu bukan lagi Leo yang Lea kenal. Aku masih bisa sabar ketika kamu lebih pilih sahabat kamu daripada aku, bahkan kamu dengan seenaknya nuduh aku yang dorong Lala ke kolam. Dan sekarang, kamu nuduh aku selingkuh?" Lea tertawa miris, gadis itu berusaha kuat untuk mengeluarkan segala unek-uneknya yang selama ini dia rasakan.

"Jujur, ini bener-bener sakit Leo. Semudah itukah kamu percaya tuduhan-tuduhan orang lain daripada aku yang jelas-jelas pacar kamu? Bahkan kamu nggak mau bertanya baik-baik atau denger penjelasan aku sebelumnya. Aku cape Leo. Aku cape dengan sikap dan segala tuduhan kamu. Kita akhiri hubungan kita sampai sini, ya?"

Tanpa mendengar jawaban Leo, Lea pergi meninggalkan rooftop bersama Raskal.

"BANGSAT!!!" Leo berteriak marah. Dengan bringas laki-laki itu menendang meja dan kursi yang telah rusak guna melampiaskan emosinya.

Aldo, David, Bobby dan Nakula hanya dapat menonton Leo yang menendang benda apapun disekitarnya seperti orang kesetanan. Mereka tidak berani untuk menghentikan perbuatan Leo atau salah satu diantara mereka akan kena akibatnya.

TBC

chapter kali ini penuh emosi. kalian agak greget nggak sih sama Leo?

NEXT?

Continue Reading

You'll Also Like

Roomate By asta

Teen Fiction

382K 25.7K 36
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
764K 36.8K 56
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
2.8M 240K 61
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
313K 17.2K 32
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...