Jangan lupa untuk vote dan coment!
Aktif vote dan comentnya dong biar aku semangat lanjut ngetik part berikutnya:(
Kini Leo bersama keempat temannya berada di rooftop sekolah. Mereka sepakat bolos pelajaran lantaran harus membahas suatu hal yang sangat penting.
"Lo semua tau nggak? si Zico semalem buat ulah," ucap David seraya membuka kaleng bir yang ada ditangannya.
"Apa tuh?" tanya Bobby yang merasa penasaran.
"Semalem dia hampir nabrak cewek yang mau nyebrang jalan. Untungnya si cewek berhasil menghindar, tapi cewek itu jatuh di aspal sampai luka-luka. Bukannya nolongin, si Zico malah pergi gitu aja. Terpaksa gue nolongin cewek itu."
"Ceweknya cakep nggak?" tanya Aldo penuh harap pada David.
David melempar Aldo dengan kaleng bir yang telah kosong. "Nggak usah sok keras mainin cewek, masih minta susu sama emak juga."
Seketika wajah Aldo memerah menahan malu. Walaupun usianya sudah 18 tahun, Aldo termasuk laki-laki manja terhadap ibunya. Setiap malam sebelum tidur, Aldo kerap meminta ibunya untuk membuatkannya susu vanilla dan mengelus-elus rambutnya hingga tertidur.
"Nanti malem, suruh anggota KANSAS kumpul di markas besar." Setelah mengatakan itu, Leo melangkahkan kakinya menuju pintu rooftop. Mereka pun mengikuti langkah kaki Leo dari belakang.
Nakula mengeluarkan ponselnya lalu menyampaikan perintah Leo tadi di grup KANSAS. Setelah selesai, Nakula kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.
"Eitsss, tunggu sebentar," ucap David memberhentikan salah satu siswi yang rambutnya dikepang dua dan memakai kacamata bulat.
"Nama lo siapa?" tanya David kemudian pada gadis yang ada dihadapannya saat ini.
"Ani," jawab gadis tersebut.
"Ani, apakah kau suka ngemil sambil bergadang?" tanya David dengan nada suaranya seperti Rhoma Irama.
"Tidak Rhoma..."
"Tapi kau nampak terlihat gendut Ani."
"Cukup Rhoma... Cukup!!!"
David tertawa terbahak-bahak. Kejadian ini begitu lucu hingga David tak kuasa menahan tawanya. Aldo dan Bobby yang sempat memperhatikan interaksi keduanya pun mendengus. Pada akhirnya Aldo dan Bobby kembali melangkahkan kakinya menyusul Leo dan Nakula yang sudah masuk ke area kantin.
"Sampai jumpa lagi Ani," ucap David lalu berlari menghampiri teman-temannya.
David menarik kursi yang ada disebelah Bobby. Baru saja David hendak duduk di kursinya, suara Leo yang memerintahkannya membuat David menghela nafas panjang.
"Pesen makan, siomay sama minumnya."
Tangan David menerima dua lembar uang seratus ribuan yang di sodorkan oleh Leo. Kemudian, David melangkahkan kakinya menuju penjual siomay.
"Zia, duduk sini!" teriak Bobby memanggil Zia.
"Kalian mau duduk sama mereka kan? kalo gitu duduk duluan aja. Lea mau ke toilet sebentar." Tanpa menunggu respon Stella dan Zia, Lea terlebih dahulu lari terbirit-birit keluar kantin.
Saat ini, Lea duduk sendirian di sebuah kursi yang ada di taman sekolah. Bekal yang Lea bawa berada diatas pahanya. Matanya sibuk memandangi adik kelasnya yang sedang bermain basket di lapangan sekolah.
Mengingat kejadian tadi pagi membuat Lea benar-benar kesal. Sudah jelas Lea sangat tidak suka bila Leo membawa motor seperti orang kesetanan, tapi Leo melupakan fakta itu.
Lea begitu karena dirinya sedikit trauma. Dulu saat Lea kelas 10 SMA, Lea pernah dibonceng oleh Fathur pergi ke sekolah menggunakan motor sport. Ketika dijalan, Fathur melajukan motornya seperti orang kesetanan. Menyelip motor dan mobil yang ada di depannya.
Tanpa Lea duga, hampir saja keduanya menabrak truk. Untungnya saja Fathur berhasil menghindar sehingga mereka selamat dari maut. Sejak kejadian itu, Lea benar-benar trauma. Fathur pun menyesali perbuatannya.
Terlalu asik melamun, Lea tidak menyadari bahwa seseorang duduk tepat di sebelahnya sejak 5 menit yang lalu. Ketika orang itu mengambil alih kotak bekal milik Lea, baru Lea menyadari keberadaan orang tersebut.
"Ihh Leo, balikin. Itu punya Lea."
Leo membuka kotak bekal milik Lea tanpa memperdulikan ucapan si empunya. Tangan Leo mengambil sepotong sandwich yang ada di dalam kotak bekal tersebut lalu menyodorkan satu potong sandwich lainnya pada Lea.
Dengan santainya Leo memakan sandwich milik Lea. Tidak dipungkiri bahwa sandwich yang sedang Leo makan saat ini benar-benar enak.
"I-itukan punya Lea, kenapa Leo makan?" tanya Lea dengan mata berkaca-kaca.
Leo menatap sekilas ke arah Lea seraya memakan sandwich yang ada ditangannya hingga habis. Jujur, sebenarnya Leo ingin tertawa saat melihat raut wajah. Mata berkaca-kaca, hidung dan pipi yang memerah, serta raut wajahnya yang memelas tampak menggemaskan dimatanya.
"Maaf," ucap Leo datar lalu bangkit dari duduknya. Leo melangkahkan kakinya meninggalkan Lea yang terus menggerutu dengan air mata yang sudah mengalir di kedua pipinya.
▪️▪️▪️
Leo melepaskan helm full-face yang dikenakannya. Setelah mengantarkan Lea pulang sampai rumahnya, Leo langsung tancap gas menuju markas besar geng KANSAS.
Saat ini Leo berdiri di depan gerbang markas. Sebelum masuk ke dalam markas, setiap anggota diwajibkan untuk melakukan finger print dan face unlock demi keamanan geng KANSAS dari para musuh.
Setelah melakukan finger print dan face unlock, gerbang yang tadinya tertutup kini terbuka lebar. Leo masuk ke dalam markas lalu gerbang kembali tertutup secara otomatis. Suasana markas kali ini terdengar sangat berisik mengingat semua anggota geng KANSAS berkumpul disini.
Leo melangkahkan kakinya di lorong markas yang sepi dan minim cahaya. Seperti biasa, Leo duduk dikursi kebesarannya. Suasana yang tadinya riuh mendadak menjadi hening setelah kedatangan Leo.
Leo duduk dikursi kebesarannya dengan angkuh. Matanya sibuk meneliti para anggota geng KANSAS yang duduk berjejeran dibawahnya.
Anggota geng KANSAS terdiri dari 5 anggota inti, 150 anggota umum, dan 50 anggota pasukan bayangan (khusus).
Nakula yang merangkap sebagai panglima perang geng KANSAS memerintahkan agar seluruh anggota mematikan ponselnya masing-masing. Setelah itu, semua ponsel dikumpulkan menjadi satu di sebuah kotak berukuran besar. Hal ini dilakukan agar semua anggota fokus pada pembicaraan mereka kali ini.
"Siapa yang nggak hadir?" tanya Leo pada Aldo, sekertaris geng KANSAS.
"Deka, dia harus jagain Ibunya yang dirawat di rumah sakit. Sedangkan Abbas, semenjak penyerangan kemarin kondisinya masih belum pulih," jawab Aldo.
"Berapa total keuangan kita sekarang?" tanya Leo pada Bobby, bendahara geng KANSAS.
"Sekitar 4,5 milyar. Dua hari yang lalu ada pengeluaran sebanyak 500 juta untuk bantuan korban banjir dan longsor," jawab Bobby seraya menatap tab yang ada ditangannya saat ini.
"David, gue pengen seluruh body motor anggota ganti warna jadi full hitam. Tempel logo KANSAS dibagian kepala motor. Atur jadwal balapan untuk sebagian anggota mulai besok."
David yang menjabat sebagai ketua divisi modifikasi dan balap pun bertanya, "50 anggota seperti biasa?"
Leo mengangguk. "Pastiin semua anggota menang, gue nggak mau nerima berita kekalahan."
Pembicara sesungguhnya pun dimulai. Leo mulai membahas strategi penyerangan pada SMA TUNAS BANGSA. Selain itu, Leo juga membahas tentang penjualan senjata api ilegal beberapa minggu yang lalu.
TBC
tangan Leo berurat loh, siap baku hantam sama Zico nanti🤪
btw, aku sedih banget karena vote part sebelumnya tuh dikit banget hiks:(
NEXT?