Halo teman-teman hari ini aku back lagi dengan cerita Xavier nih! Kalau kalian masih bingung baca cerita ini kalian bisa baca cerita aku yang "Married to my-ex twins" atau "Auristela" atau "Samira Wilkins" terlebih dahulu ya
Tapi kalau kalian mau kalian bisa baca ini langsung kok!
Cerita ini masih banyak kekurangan terutama Typo yang bertebaran, bantu aku ingatkan ya, bisa dengan cara comment di bawah
Happy Reading!!!
Hari sudah mulai sore juga sekolah sudah mulai di tutup, baik Kalea maupun Maria terpaksa pulang dengan misteri yang masih belum bisa terpecahkan sama sekali
Walaupun sudah ada sedikit gambaran terkait Dewa Penyelamat yang di maksud oleh Kalea
Satu fakta membuktikan bahwasannya Dewa Penyelamat itu satu sekolah dengan Auristela juga Andrean
Yang mungkin juga satu sekolah dengan Theodore, mengenai fakta yang mulai menemukan titik terang tersebut hanya perlu Kalea bertanya pads Theodore tentang masa SMAnya
"Turun, udah sampe"Usir Maria pada Kalea
Maria sudha berada di depan pintu utama rumah Theodore di Jakarta, rumah keluarga Achilles lebih tepatnya
"Lo ngusir gue?"Tanya Kalea
Maria menganggukan kepalanya, "Iya, udah sono ah"Ucap Maria mengibaskan tangannya
Kalea memutarkan bola matanya malas, "Awas lo ya, cari noh artikel sendiri, gue gak mau bantu"Ucap Kalea keluar dari mobil Maria
"Ehh-"Maria membuka kaca mobilnya menatap Kalea dengan cengiran kudanya
"Awas ya lo gak bantuin gue, gak bakalan gue bantuin fakta tentang dewa lo"Ucap Maria mengancam
"Udah sono ah"Usir Kalea memasuki rumah milik keluarga Achilles
Kalea menatap sekeliling rumah terasa sangat sepi, padahal sudah pukul 6 sore
Apa para Simeon sudah pulang kerumah masing-masing ya? Terlebih Carrisa si cantik anak dari Samira juga Xavier
"Udah pulang?"Tanya Theodore menatap punggung Kalea yang hendak memasuki kamarnya
Kalea memutarkan tubuhnya menatap Theodore dengan menunjukan deretan gigi putihnya
"Tidak lebih dari jam 7 malam kan? Berarti tidak ada yang dihukum dan tidak melanggar aturan"Ucap Kalea pada Theodore
Theodore menarik nafasnya juga mengeluarkannya dan mengangguk, "Tapi, makanan harus tetap di buat kan?"Kalea menganggukan kepalanya
"Aku mau mandi dulu deh, abis itu baru aku siapin makanan"Ucap Kalea meninggalkan Theodore memasuki kamar Kalea
Kalea meletakan tasnya di lemari dan mengambil handuk untuk membersihkan dirinya
Menyegarkan tubuh dengan seharian menghadapi dunia luar sungguh melelahkan
Setelah beberapa menit Kalea berada di kamar kandi ia melilitkan handuknya dan keluar dari kamar mandi
Betapa terkejutnya Kalea melihat Theodore yang sudah duduk di ranjang yang berada di kamar Kalea
"Ngapain disini?"Tanya Kalea dengan nada terkejutnya
Theodore menatap Kalea dari atas hingga bawah, menatap tetesan air dari rambut kalea yang menjalar menuju leher
Mata Theodore benar-benar ternodai saat ini, "Kedip"Ucap Kalea pada Theodore
Theodore mengerjapkan matanya dan berdiri mendekati Kalea, "Mau ngapain?"Tanya Kalea berjalan mundur
Hingga punggung bersentuhan dengan tembok sedangkan tubuh Theodore masih terus berjalan kedepan
Menghimpit tubuh Kalea yang masih berlilitkan handuk, "Kau mencoba menggoda ku ya?"Bisik Theodore
Kalea menahan nafasnya menatap wajah Theodore yang cukup dengannya
Bahkan ketika Kalea bergerak sedikit saja hidung mancung mereka sudah dipastikan akan saling beradu satu sama lain
"En-engak"Ucap Kalea menahan nafasnya
Theodore menyunggingkan sudut bibirnya, "Wangi mu persis lavender"Ucap Theodore menghidupkan belakang telinga Kalea
Kalea memejamkan matanya menikmati hembusan nafas Theodore yang berada di telinganya
Theodore melirik perempuan dihadapannya yang sedang memejamkan mata
"Kenapa terpejam? Berharap aku menciummu?"Tanya Theodore
Kalea membelalakan matanya dan mendorong Theodore, "Bisa?"Tanya Theodore yang tidak tergerak sedikitpun walaupun didorong oleh Kalea
"Minggir, Theo"Ucap Kalea seraya menahan nafasnya
"Kenapa harus minggir"Tanya Theodore menatap wajah merah Kalea
"Ya kamu mau makan tidak? Aku mau ganti baju terus buatin kamu makanan"Ucap Kalea mengalihkan wajahnya dari Theodore
Theodore lebih mendekatkan wajahnya pada Kalea hingga hidung mereka bersentuhan saat ini
"Kalau aku makan kamu boleh?"Tanya Theodore
"Minggi atau aku akan-"
"Akan apa?"Tanya Theodore menyela ucapan Kalea
'Akan apa sih Kalea, bego banget ngomong gak dipikir'Batin Kalea
"Akan apa?"Tanya Theodore
Kalea menggelengkan kepalanya hingga hidung mereka saling bergesekan
"Oh, jadi ceritanya mancing?"Tanya Theodore
Kalea membelalakan matanya, "Eng-gak gitu maksudnya"Ucap Kalea tertahan
"Jadi apa?"Tanya Theodore
"Aku cum-"Terlambat bibir Theodore terlanjur mencium bibir milik Kalea
Ciuman kedua setelah ciuman pertama di Bali ketika Kalea mabuk
Rasanya masih sama, perpaduan antara perisa cherry juga aroma lavender dari tubuh Kalea
Wangi semerbak yang menyeruak kedalam rongga penciuman Theodore
Ciuman itu tidak hanya sekadar menempelkan kedua bibir Kalea juga Theodore
"Aw-"Rintih Kalea ketika bibir bawahnya di gigit oleh Theodore
Ia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, Theodore mempergunakannya untuk mencium bibir Kalea lebih jauh lagi
Dan tanpa sadar, Kalea sudah mengalungkan kedua tangannya dileher Theodore
Meremas secara perlahan rambut Theodore, untuk memperdalam ciuman mereka
"St-top"Ucap Kalea dengan susah payah mendorong dada Theodore
Dengan susah payah Kalea menghirup oksigen disekelilingnya dengan rakus dengan nafas yang terengah-engah
Theodore tertawa menatap wajah Kalea, "Kamu mau aku mati?"Tanya Kalea menatap wajah Theodore
"Emang kamu terasa mau mati?Tanya Theodore
Kalea dengan polosnya menganggukan kepalanya, "Beri aku oksigen dulu dong-"Ucapnya
Theodore mencium bibir Kalea lagi, dan Kalea mendorong dada bidang Theodore juga, "Aku butuh oksigen Theo"
Theodore menaikan salah satu alisnya, "Aku sedang membuatkan nafas buatan untuk mu"Jawab Theodore menaik turunkan kedua alisnya
"Sudah ah, minggir"Dorongan Kalea kali ini berhasil menciptakan jarak antara dirinya juga Theodore
"Keluar sana, ah"Ucap Kalea mendorong tubuh Theodore
"Kenapa mesti pake, ah di belakang kalimat mu?"Tanya Theodore
"Theodore, jangan bercanda, sudah sana keluar"Ucap Kalea mendorong tubuh Theodore dan mengunci pi tu kamarnya
Kalea tersenyum dan menyenderkan tubuhnya di balik pintu, memegang bibirnya dan mengingat-ingat kejadian yang barusan terjadi
"Stress dah gue lama-lama, punya pacar kaya dia"Runtuk Kalea membuka lemarinya
Theodore yang berada diluar kamar Kalea tersenyum dan menyeka sedikit air yang berada di sudut bibirnya
"Manis"Ucap Theodore membayangkan kenyalnya bibir ranum Kalea
Theodore tersenyum dan menggelengkan kepalanya menjauhi kamar Kalea sang kekasih
Setelah Kalea selesai berpakaian juga mencepol rambut miliknya, ia keluar menuju dapur
Kalea tak lantas keluar, ia hanya mengeluarkan kepalanya mengintip apakah ada orang lain selain dirinya disana
"Aman"Batin Kalea melangkahkan kakinya keluar dari kamar
Kalea berjalan menuju kulkas dan mengambil beberapa bahan masakan juga bumbu yang berada disana
Mulai memotong sayuran juga merebusnya untuk dijadikan sup ayam yang ia racik sendiri
Resep turun temurun dari Aretha sang mama, "Humm, enak"Ucap Kalea mencicipi sup buatannya
Setelah sup itu jadi, Kalea lantas memotong sayuran yang lain untuk ditumisnya
Tak lama langkah derap Theodore mendatangi dapur dan melihat Kalea dengan celana pendek juga baju kaos kebesaran yang menutupi celana pendek yang ia kenakan
"Bener-bener penggoda"Ucap Theodore menatap punggung Kalea
Theodore menghampiri perempuan tersebut dan merangkulnya dari belakang
"Theo, aku sedang masak"Ucap Kalea memasukan beberapa potongan brokoli ke pan panas berisi minyak
Theodore masih saja mengikuti arah gerakan Kalea walaupun perempuan itu sedang sibuk memasak
"Minggir, kamu tunggu di meja makan aja"Ucap Kalea sudah mulai kesal
Theodore menggelengkan kepalanya, "Gak mau"Balas Theodore yang malah meletakan dagunya di leher Kalea
Theodore menciumi belakang leher Kalea hingga sang empu merasa geli dan tidak fokus memasak
"Theodore, kembali ke meja makan, aku bilang"Perintah Kalea mulai berani
"Ini rumah ku, ini dapur ku, terserah aku mau ngapain disini"Balas Theodore menciumi tengkuk leher Kalea
"Ups, maaf maaf, gak liat kok"Ucap Rusmini menatap Theodore juga Kalea yang berada di ambang dapur dengan menutup wajahnya dengan pergelangan tangannya
Kalea menjauhkan tubuh Theodore darinya dan menatap Rusmini dengan wajah memerahnya
Theodore yang mengetahui rona merah diwajah Kalea itu beranjak dari dapur melewati Rusmini yang masih berdiri tanpa beranjak dari sana
"Dasar otak mesum"Umpat Kalea membelakangi Rusmini menahan malunya
Jangan lupa like, comment, follow and share sama teman seperjuangan wattpad kalian untuk ikutan baca juga yaa
See you all!