Nikah Yuk, Kaa! [OTW TERBIT]

Por writerdea

8.6K 4.6K 9.2K

"Gue pernah masuk ke dalam hati lo, lalu gue sadar ternyata gue salah alamat. Maaf." ----------->>>... Mรกs

๐Ÿ’œ#PROLOG
๐Ÿ’œ#Bahagia dengan yang Lain (?)
๐Ÿ’œ#The Real Me
๐Ÿ’œ#Bagian Malam
๐Ÿ’œ#Masuk Oven
๐Ÿ’œ#Ceweknya Alex
๐Ÿ’œ#Haha Diterima?
๐Ÿ’œ#BiMoLi
๐Ÿ’œ# Kasihan Bintang
๐Ÿ’œ#Pesan Senja Meresahkan
๐Ÿ’œ#Bingung
๐Ÿ’œ#Kata Bintang
๐Ÿ’œ#Kenangan Hujan
๐Ÿ’œ# Pantaskah?
๐Ÿ’œ# Rencana Putus Berjamaah
๐Ÿ’œ# Pesan Ankaa
๐Ÿ’œ#Kicep
๐Ÿ’œ#Arti Rasa Ini
๐Ÿ’œ# Selamat Tidur, Sheyla
๐Ÿ’œ#Terbaliknya Keadaan
๐Ÿ’œ#Drama
๐Ÿ’œ# Hilang kesempatan
๐Ÿ’œ# Calon Jodoh
๐Ÿ’œ#Menguping
๐Ÿ’œ#Hilang Kendali
๐Ÿ’œ#Enggak Bisa
๐Ÿ’œ#Alasan Terungkap
๐Ÿ’œ#Butuh Hati
๐Ÿ’œ#Tidak Berdaya
๐Ÿ’œ#Si Bahan Perbincangan
๐Ÿ’œ#Hati Diuji
๐Ÿ’œ#Tentang Semalam
๐Ÿ’œ# Dua Benda dari Lingga
๐Ÿ’œ# Ngajak Bergelud
๐Ÿ’œ# Jampi-Jampi
๐Ÿ’œ# Penyesalan Ankaa
๐Ÿ’œ# Pembaca Guling-Guling!
๐Ÿ’œ# Ada Lo di Hati Gue
๐Ÿ’œ# Salah Alamat
๐Ÿ’œ# Bela Sheyla
๐Ÿ’œ# Rumus Cinta
๐Ÿ’œ# Kawin Lari, Yuk!
๐Ÿ’œ# PUNTEN

๐Ÿ’œ# Rumah Sakit

95 36 242
Por writerdea

Hallo semua, kembali lagi dengan Holland di sini~

Disini gue juga mau kasitahu, gue baru up cerita baru nieh! Wajib baca pakek banget. Bisa kunjungi di laman writerdea


"Dikala hati telah patah, bukan retak lagi ...  Pilih bertahan atau mati?"

"Berharap terbangun dengan amnesia, namun ada seseorang yang tidak bisa dilupakan."

———Nikah Yuk, Kaa!———

"Sesungguhnya, manusia sebagai pencinta berbanding terbalik dengan manusia sebagai pelakor!"

"YEAH!" teriak Senja bertepuk tangan, puas dengan jawaban Bintang.

Bintang menengok ke arah Elena. Terlihat jelas wajah Elena yang memerah. Bintang menahan tawanya.

"Kenapa lo? Merasa?"

"Apa apa?" tanya Elena berlagak tidak tahu.

"Bah!"

"El," panggil Senja.

"Iya, Kak?"

"Ajarin gue rumus jadi pelakor dong! Lo kan ahlinya!"

....

Ankaa keluar dari rumahnya. Ia menemui seseorang yang tengah menunggunya di depan pagar. Alex, ia membalikkan tubuh ketika mendengar suara pagar dibuka. Keduanya saling menghadap satu sama lain.

"Bodoh."

Satu kata yang dituturkan oleh Alex membuat Ankaa tidak paham. 

"Lo sama aja kayak dulu. Suka mempercayai orang yang belum tentu dia benar," kata Alex melanjutkan kata-katanya. "Lo percaya Elena, huh?"

Ankaa menunduk. Ia malas untuk berbicara apalagi tentang Sheyla. Ya, Ankaa tahu jalan pembahasan Alex. Mengapa Alex mendatanginya hanya ingin membahas Sheyla?

"Ankaa!" 

"Dia pernah bilang awal-awal. Kalau gue nggak mau jadi pacar dia, dia bakal umbar rahasia ini. Bahkan, gue bodohnya lupa dengan itu," balas Ankaa dengan cepat. "Dia selalu nembak dan gue tolak!"

Alex meringis. Kedua telapak tangannya dimasukkan ke dalam saku hoodie yang ia pakai. Alex kembali menatap serius ke mata Ankaa. "Sheyla bukan orang yang seperti itu, woi! Dia nggak akan semudah itu membuka rahasia orang--"

"Ini kenyataannya!" 

Alex tidak mau kalah. Ia kembali membela Sheyla dan berusaha memasuki pikiran Ankaa. "Sheyla itu sayang sama lo! Dia nggak akan melakukan hal selicik itu! Ingat, Kaa! Harusnya lo tahu siapa Sheyla!"

Napas Alex memburu setelah berbicara panjang dengan tempo cepat. Ankaa memalingkan wajahnya, Haruskah ia beritahu tentang apa isi pikirannya sekarang? Dirinya sedang menimbang-nimbang. 

"Asal lo tahu, Sheyla terluka sekarang! Gue resah melihat dia yang selalu tersenyum di saat batinnya begitu kesakitan!"

"Bagus."

Dahi Alex berkerut. Ia tidak mengerti jalan pikiran sahabat lamanya ini.

"Oke! Jangan pernah taruh harapan pada dia lagi. Kalau gue rebut, jangan halangin gue!"

Ankaa tersenyum miring. Ia kemudian menghadap kembali pada cowok remaja itu.

"Nggak akan bisa."

"Hm?"

"Dia udah punya tunangan. Gue atau pun lo nggak akan pernah bisa miliki Sheyla. Dan ...."

Ankaa menggantungkan kalimatnya. Wajahnya terlihat lesu dan putus asa. "Itu alasan gue untuk--" 

"Mundur?" lanjut Alex tepat sasaran.

Ankaa mengangguk singkat. Helaan napas gusar kembali melesat keluar. Sungguh, ia sangat pusing memikirkan hal inim

"Gue emang nggak terlalu percaya apa yang dilakukan Sheyla itu memang benar dia. Gue juga curiga kalau ... Elena yang ada dibalik semua ini," jelas Ankaa. "Tapi, gue harus cari bukti."

"Gue juga curiga sama cewek sialan itu," ringis Alex. "Terus kenapa lo malah ngebela dia di depan gue kemarin?"

"Al--"

Tiba-tiba Bintang dengan cepat menepuk kasar bahu Ankaa. Napasnya terdengar tidak teratur. Matanya memerah dengan air mata yang menggenang di sana. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi.

"Bang." Suara itu terdengar seperti lirihan. "Eomma masuk rumah sakit!"

DEG!
....

Di rumah sakit, lampu UGD terus saja berwarna merah. Sheyla dan Nathan menunggu di depan ruang tersebut. Gadis itu terus saja menggigit bibir bawahnya, karena rasa khawatir yang melanda. Di rumah, Mi Young tiba-tiba merasa pusing hebat dan memejamkan matanya dengan kuat. Pada Akhirnya, Mi Young tidak sadarkan diri.

Mata Sheyla dan Nathan tertuju pada Ankaa, Bintang, Senja, Alex, dan Elena yang berlari mendekat.

"Alex?" Sheyla heran mengapa Alex juga ada dan ikut bersama mereka.

Alex mengangguk singkat.

"Pa, mama kenapa?"

"Papa juga nggak tahu. Kita tunggu dok--"

Ceklek

Dokter pun muncul dari dalam UGD. Jantung Sheyla berdebar kencang, karena ia takut terjadi apa-apa dengan Mi Young.

"Sepertinya, Ibu Mi Muda--"

"Mi Young!" kata mereka meralatkan perkataan dokter tersebut.

"Hiks, nggak lucu loh, Dok!" kesal Bintang menghapus air matanya. Benar, Bintang menangis sejak menuju ke rumah sakit.

Dokter tersebut hanya berangguk, kembali melanjutkan kata-katanya, "Bu Mi Young mengalami over dosis obat malaria yang dikonsumsinya. Hal itu menyebabkan retina matanya rusak. Jadi ... Bu Mi Young mengalami kebutaan, Pak Nathan."

Mendengar itu, membuat mereka tegang dan terpaku. Mi Young buta?! Hal ini tidak pernah dibayangkan oleh mereka apalagi wanita malang itu.

"Over dosis obat malaria, Dok?" tanya Nathan. Setahu dirinya, istrinya tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan.

"Iya. Sepertinya ada yang sengaja menaruh obat itu di makanan atau di minuman Bu Mi Young. Sebab, setelah pemeriksaan, Bu Mi Young tidak mengalami penyakit sebelumnya."

...

"Mas, kok gelap?"

Mi Young meraba-raba mencari keberadaan Nathan. Nathan dengan cepat memeluk istrinya yang belum mengetahui keadaannya.

"Eomma," tangis Bintang pecah tidak kuat melihat kondisi mamanya sekarang.

Sheyla dan Senja ikut menangis sambil saling memeluk. Ankaa dan Alex tentu ikut sedih mendengar kabar buruk ini.

"Bintang kenapa nangis, Sayang?" tanya Mi Young. "Mas, lagi mati lampu ya? Kenapa nggak nyalain senternya."

Nathan berusaha menguasai dirinya yang hampir lemah. "Ka-kamu mengalami gangguan penglihatan, Sayang," lirih Nathan semakin mendekap sang istri.

Tubuh Mi Young berhenti bergerak.

"Nggak! Kamu bohong kan, Mas?!!"

Nathan mencium puncak kepala Mi Young dengan lembut.

"Mas, jawab!! Ini ma-ma-mati lampu kan?! Aku nggak buta kan, Mas?!"

Gerakan Mi Young semakin membrutal. Sangat bisa dirasakan oleh Nathan, kulit Mi Young sangat dingin dan berkeringat. Ini pasti sangat sulit untuk Mi Young menerima kenyataannya. Tiba-tiba dua suster dan satu dokter masuk ke dalam kamar. Dokter tersebut segera menyuntikkan obat penenang di tangan Mi Young.

Suster tersebut memberikan laporan kepada Nathan.

Setelah membaca kertas laporan laboratorium tersebut dinyatakan, bahwa makanan seblak yang diberikan oleh Sheyla mengandung obat malaria yang berlebihan. Tatapan tajam penuh api mengarah pada Sheyla. Nathan mengambil tangan Sheyla dan menyeretnya keluar.

"Kamu benar-benar keterlaluan!!"

Gadis itu kaget setengah mati.

"Puas kamu melihat istri saya buta sekarang, huh?!"

Ankaa dan Alex ikut keluar dari ruangan. Ia bingung sebab Nathan marah kepada Sheyla. Nathan mengurung niatnya ingin menampar Sheyla. Ia memejamkan matanya untuk bisa mengendalikan emosi.

"Om, saya tidak--"

Nathan memperlihatkan hasil laporan tersebut kepada Sheyla. "Lihat ini! Masih kekeuh untuk berbohong kamu?!"

Mulut Sheyla terbuka lebar melihat hasil dari laboratorium. Ia tidak akan pernah memberikan obat malaria ke dalam makanan itu. Punya saja, tidak!

"Pa, ada apa ini?"

"Ankaa, jangan pernah dekati gadis laknat seperti dia lagi! Dia yang membuat mama kamu buta!"

Deg!

"Sheyla?" Ankaa masih belum bisa percaya.

Nathan dengan emosi yang masih besar, memutuskan untuk pergi. Ia harus terus berada di samping istrinya.

"Ankaa, gue nggak pernah--"

"Awalnya gue nggak percaya lo bisa selicik itu, tapi sekarang gue percaya, La."

Sheyla ingin sempat mengejar Ankaa, Alex lebih dulu menahannya.

"Lex, gue nggak salah!"

"Gue percaya. Lo harus tenang dulu, kita cari jalan keluarnya."

Entah kemana telinga Sheyla, gadis itu tetap tidak mau mendengarkan. Ia malah pergi ke dalam kamar itu.

"Sheyla, Sheyla!" panggil Alex.

"Sheyla kenapa?"

Pertanyaan itu membuat Alex teralihkan pada cowok yang sangat ia kenali. Cowok yang sekarang berstatus tunangan Sheyla, Lingga.

"Lo ... lo yang ada di balik ini semua kan?! Lo kerja sama dengan Elena kan?!" Alex mencengkram kuat baju Lingga. Emosinya akan meledak sebentar lagi.

"Maksud? Gue nggak ngerti," kata Lingga bingung. "Sheyla sakit?"

Bugh!

Satu bogeman berhasil membuat Lingga terhuyung.

"Sheyla dalam masalah sekarang! Puas? Nggak usah pura-pura nggak tahu lo!" Alex menarik kerah baju Lingga.

Lingga mendorong tubuh kekar Alex hingga sang empu termundur.  "Gue nggak mungkin membuat perempuan yang gue cintai mendapat masalah! Ada apa dengan Sheyla?!"

Lingga sampai terbatuk, karena mengeluarkan nada yang terlalu tinggi. Dadanya kembali merasakan nyeri.

"Kenapa lo bisa di rumah sakit?"

Lingga menatap lantai kosong. Salah satu sudut bibirnya terangkat. "Gue sakit parah!"

Alex mencerna kalimat Lingga. Dari pandangan Alex, sangat terlihat dari wajah Lingga bahwa ia memang jujur tidak tahu apa-apa. Ia terkesiap mendengar bahwa Lingga sakit parah.

"Sheyla dituduh meracuni mamanya Ankaa. Dari hasil lab bilang kalau makanan yang diberi Sheyla mengandung obat malaria," jelas Alex sembari mengusap gusar wajahnya.

Lingga terkejut.

"Om Nathan marah besar karena Tante Mi Young buta gara-gara itu."

Keduanya terdiam. Yang dipikirkan oleh kedua lelaki itu adalah Sheyla sekarang. Suara teriakan terdengar dari kamar tersebut. Sampai saat pintu di buka kasar dan Sheyla tersungkur ke lantai.

"KELUAR KAMU! KAMU GADIS JAHAT! JAHAT!" teriak Mi Young dengan suara yang terlanjur serak.

Yang mendorong Sheyla keluar adalah Ankaa dan Nathan. Senja segera menghampiri Sheyla yang sudah terjatuh.

"Pa, ini pasti ada yang keliru--"

"Tidak perlu bela gadis pengkhianat itu lagi!"

Lingga dan Alex berlari mendekat kepada Sheyla. Mereka dengan bersamaan memegangi pundak Sheyla dan membantunya berdiri. Pintu ditutup dengan sangat kasar. Mata Sheyla dan suara isakan sangat membuat Alex dan Lingga terluka. Sheyla mendekap pada Alex. Senja yang tidak bisa apa-apa hanya bisa menatap nanar gadis yang terlihat putus asa sekarang.

"Gue nggak mau mereka benci sama gue!"

"Gue nggak mau kehilangan mereka yang sudah sayang sama gue, Lex!"

Alex membalas dekapan Sheyla. Ia dapat merasakan Sheyla mencengkram kuat kain hoodienya. Tatapan Sheyla tertuju pada Lingga. Ia menjauh dari Alex dan mendekat pada Lingga.

"Ngapain lo di sini?! Senang kan lo, hubungan gue dengan Ankaa hancur?!!"

Sheyla hampir menyerang Lingga. Alex masih terus menahan tubuhnya.

"Gue harus kehilangan orang-orang yang gue sayang!"

Lingga kicep. Hatinya begitu perih melihat kacaunya seorang gadis bernama Sheyla.

"Kenapa lo bisa di RS? Apa jangan-jangan lo yang buat hasil lab palsu?"

"La, aku ke sini--"

Lingga tidak melanjutkan kata-katanya lagi. Tampaknya, Sheyla juga tidak peduli dengannya. Alex mendudukkan Sheyla di atas kursi tunggu. Ia harus memberikan ketenangan kepada Sheyla. Lingga memperhatikan Elena yang keluar dari kamar sembari memasang mata ke seluruh penjuru. Kemudian, gadis itu pergi menjauh.

"Jaga Sheyla, gue pergi dulu," pesan Lingga lalu mengikuti Elena diam-diam.

Lingga terus membuntuti Elena yang berlari sangat cepat sembari menelpon seseorang. Hingga sampai  di taman belakang rumah sakit, Elena menemui Entin dan Bela di sana. Ketiga gadis itu saling bertos dengan tawa mereka.

"Huaa beruntung banget gue! Sejak mami gue meninggal, gue bisa satu rumah dengan Ankaa dan dengan mudah gue cuci otaknya!" seru Elena.

"Gimana obatnya berhasil?" tanya Entin tidak sabaran. Entin memang yang menaruh obat itu ke dalam makanan sebelum ia memasukkannya pada kotak makan tersebut.

Elena mengancungkan jempol pertanda rencana telah berhasil!

"Dengan begini, nggak ada satu pun orang yang menghalangi gue untuk mendapatkan Lewis!"

"Satu langkah lagi, Lewis bakal jatuh ke tangan gue!"

....

Sheyla be like : Kapan cerita ini selesai? Capek gue dikasih ujian sama si Dea

Next? SPAM HERE!

Satu kata buat Ankaa?

Satu kata buat Sheyla?

Satu kata buat Elena?

Satu kata buat Alex?

Satu kata buat doi



Seguir leyendo

Tambiรฉn te gustarรกn

1.6M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
593K 28K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
MARSELANA Por kiaa

Novela Juvenil

1.9M 93K 40
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.6M 143K 63
"Walaupun ูˆูŽุงูŽุฎู’ุจูŽุฑููˆุง ุจูุงุณู’ู†ูŽูŠู’ู†ู ุงูŽูˆู’ุจูุงูŽูƒู’ุซูŽุฑูŽ ุนูŽู†ู’ ูˆูŽุงุญูุฏู Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...