Kini mereka berlima duduk dalam keadaan diam, sama sekali tidak bicara, pembicaraan tentang Kaisar terdahulu Aethernitas.
" Untuk apa Aethernitas melakukan nya?" Tanya Athanasia sedih
"Yah,.. Ada banyak penyihir di luar sana" Jawab V
"Apakah itu sihir biasa? Tidak, itu pasti membutuhkan kemampuan yang sempurna dan bukan kah jumlah yang digunakan sangat besar?" Tanya Merlin
"Itu bisa jadi, atau itu, tidak itu tidak menjelaskan tentang mana nya, Atau itu.... " Ucap Lucas lagi
Sementara itu y/n berdiri dan berjalan menuju ranjang sang rata tidur yang masih menutup mata nya.
"Manis ku jangan mencoba untuk menyalurkan mana sihir mu lagi oke?" Ucap V sambil tersenyum tapi tidak dengan aura yang ada di belakang nya
"Baiklah aku tidak akan melakukan nya"
Y/n menatap wajah tidur sang ayah, di dalam benak nya ia berfikir, apakah ayah nya itu tak lelah untuk terus menutup mata?. Y/n mengelus surai emas berkilau milik sang ayah dengan Lembut ia mengharapkan sang ayah akan terbangun. Layak nya putri tidur apakah y/n harus mencium Calude seperti pangeran yang mencium putri tidur? Agar sang putri terbangun dari tidurnya?.
Y/n masih mengelus surai itu dengan tangan putih nya hingga ia merasakan pelukan hangat dari belakang, saat ia melihat ke belakang ia terkejut melihat dirinya yang lain menatap nya dengan senyum bagai malaikat dengan rambut emas.
Tangan yang mengelus kepala Calude kini tergenggam oleh seseorang y/n melihat ke mana tangan nya di genggam dirinya melihat sosok yang ada di hadapan nya ini
"Aku tak akan menyakiti mu, karena aku adalah kau dan kau adalah aku, aku adalah jiwa mu jadi mulai sekarang aku akan melindungi mu" Ucap orang yang ada di depan nya saat ini...
Sebuah tangan memegang pundak nya, dan m/n melihat orang yang memegang pundak nya ternyata adalah Merlin
"Ada apa?" Tanya m/n
"Tidak, hanya saja Mana sihir mu seketika bergejolak dan tidak beraturan jadi aku hanya menenangkan nya saja" Ucap nya sambil tersenyum
"Begitu ya, entah mengapa aku merasa kalau aku mendapatkan energi lebih dan juga pria dengan rambut putih bermata merah itu mengaku sebagai jiwa ku" Ucap y/n dengan senyuman lembut, terlihat raut wajah Merlin seketika menggelap
"Mungkin hanya perasaan mu saja" Ucap Merlin
"Yah mungkin"
Tiba tiba sebuah sinar yang menyilaukan membuat y/n dan
Merlin mengalihkan pandangan nya, y/n melihat Athanasia tengah memegang ranting pohon dunia lalu seketika ruangan itu di kelilingi oleh sinar yang sangat terang dan y/n menutup kedua mata nya. Setelah beberapa menit y/n kini membuka kedua mata nya dan menemukan dirinya berada di tempat lain.
Tempat itu berwarna merah dengan langit berwarna oranye lantai nya seperti air tapi saat y/n menginjak nya ia tak menyentuh air itu di belakang nya ada sebuah pintu besar yang terbuka lebar yang menampilkan sang ayah, Claude yang tengah terbaring di rerumputan hijau yang di tambah dengan bunga bunga cantik di sekeliling nya.
Tap tap tap
Y/n melangkah menuju pintu tersebut, tetapi saat ia menggapai pintu itu, tiba tiba muncul rantai berwarna hitam yang menghalangi nya dan kini tantai hitam itu kini menjerat nya dan membawa nya entah kemana.
"Yo pangeran"
Y/n mendengar suara yang memasuki gendang telinga nya, lalu munculah seseorang dari balik bayangan gelap.
"Maaf membuat mu menunggu" Ucap nya sambil tersenyum
"Tunjukkan jati diri mu yang sebenarnya" Ucap y/n dengan nada lembut
Orang itu menghilangkan senyuman dari wajah nya, y/n akui kalau orang yang ada di depan nya ini cukup tampan. Seketika ruangan itu menjadi gelap gulita tak ada cahaya sekali pun di sana.
Lalu y/n merasa kalau rantai yang mengikat nya terlepas dari tubuh nya yang membuat tubuh nya terjatuh, tapi y/n merasakan kalau ia sekarang sedang di tahan untuk tak jatuh oleh seseorang, dan saat y/n melihat siapa yang menahan nya y/n melihat mata berwarna merah menyala
Mata merah itu memandangi nya dengan tatapan dingin, lalu si pemilik mata merah itu langsung menarik pergelangan tangan sang pangeran dan memeluk nya.
"Akhirnya aku bisa menyentuh mu, rasa nya aneh kalau aku menyentuh diri ku sendiri yang terlahir dengan wajah semanis diri mu, mau jadi istri ku?"
"........"
"Oh ayolah y/n jangan tegang begitu aku tidak akan mengigit mu, tapi jika kau mau maka aku akan melakukan nya"
"Ah tidak terimakasih"
Pria dengan rambut putih panjang ini tertawa karena melihat reaksi sang Oracle muda yang menurut nya sangat imut.
"Ayo ikut aku" Ucap nya sambil menarik lembut tangan y/n
"Kemana?" Tanya y/n
"Ke peta jiwa mu, Map of the soul mu, aku adalah ego mu aku yang selalu berbisik kepada mu dan memaksa masuk kedalam jiwa suci mu, namun setalah aku masuk, aku hanya menemukan cinta mu pada keluarga mu dan orang orang terdekat mu"
"Kalau boleh tau siapa nama mu" Tanya y/n
"Aku Diavolus panggil saja aku begitu, dan aku adalah kau dalam kehidupan pertama mu"
"Begitu ya, bagaimana cara agar aku keluar dari sini? " Tanya y/n yang membuat Diavolus ingin menangis
Karena melihat Diavolus ingin menangis y/n cepat cepat menenangkan nya, dan mulai dari itu Diavolus menceritakan beberapa macam hal kepada nya sambil melewati pintu pintu memori yang ada di jiwa nya.
"Y/n kau tau setiap pintu yang kita lewati seperi kita kembali ke mimpi"
"Mimpi Seperti apa?"
"Mimpi adalah pintu kecil yang tersembunyi di tempat suci dari jiwa yang terdalam dan paling intim, mimpi yang bisa membuka kosmik purba dan jiwa yang ada jauh sebelum ego yang sadar, akan menjadi jiwa jauh yang melampaui apa yang bisa di capai oleh ego yang sadar" Ucap Diavolus sambil berjalan dan menuntun y/n ke sebuh pintu berwarna putih
"Jadi, kau adalah....... "
"Yap benar sekali, masuk lah keruangan itu, kau akan menemukan jawaban yang sebenarnya"
Y/n masuk ke dalam pintu putih itu dan Diavolos tak ikut bersama nya dan ia hanya di luar untuk menunggu.
Blam
Pintu tertutup dengan sendirinya, tiba tiba pakaian yang dikenakan y/n menjadi berwarna Hitam, ia memakai kemeja hitam agak kebesaran dan celana bahan berwarna hitam, tapi ia tak menggunakan alas kaki sama sekali, saat y/n melihat ke bawah banyak bulu hitam yang ada di sekitar nya.
TbC