ANTALEO [TAMAT]

By AniintnPtr

507K 63K 8.4K

[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA] Namanya Antaleo Wijayakusuma, laki-laki tampan yang menjabat... More

CAST
[1] MENCARI MASALAH
[2] TRUTH OR DARE
[3] DIJEMPUT LEO
[4] BALAP LIAR
[5] TEMAN BARU
[7] KHAWATIR
[8] MARAH
[9] MARKAS BESAR
[10] PENYERANGAN
[11] ADA APA DENGAN LEO?
[12] KENCAN PERTAMA
[13] KHAWATIR 2
[14] CANGGUNG
[15] MENGHINDAR
[16] KECELAKAAN
[17] RUMAH SAKIT
[18] MENEMANI LEO
[19] ACARA AMAL
[20] TANPA KABAR
[21] BERKUNJUNG
[22] TERBONGKAR
[23] MURID PINDAHAN
[24] RASA CEMBURU
[25] LEO VS RASKAL
[26] LOMBA AGUSTUSAN
[27] KERJA KELOMPOK
[28] PERNYATAAN LEO
[29] SERANGAN ZICO
[30] PERUBAHAN RASKAL
[31] MUSUH DI BALIK SELIMUT?
[32] SUNMORI
[33] SEBUAH SURAT
[34] MENCURIGAKAN
[35] BIRTHDAY PAK RUSLAN
[36] KEDATANGAN LALA
[37] MENYESAKKAN
[38] PENGKHIANAT
[39] RASKAL DEMAM
[40] UNDANGAN LALA
[41] MENGETAHUI
[42] TEMAN PALSU
[43] SALAH PAHAM
[44] TUDUHAN LEO
[45] FAKTA SEBENARNYA
[46] UJIAN NASIONAL
[47] BERUSAHA MEMPERBAIKI
[48] KESALAHPAHAMAN ZICO
[49] KEMBALI BERSAMA? [END]

[6] SIAPA?

13.4K 1.7K 94
By AniintnPtr

Jangan lupa untuk vote dan coment!

"ADUH GUE PHOBIA MISKIN!" teriak Aldo histeris ketika melihat isi di dalam dompetnya hanya ada uang lima puluh ribu rupiah. Mendengar teriakkan Aldo yang cukup keras membuat beberapa murid menatap ke arah Aldo dengan tatapan aneh.

Bobby menatap ke arah Aldo dengan tatapan prihatin. Tangan Bobby menepuk bahu Aldo lalu berkata, "sabar ya, ini ujian."

Aldo mendengus, menepis tangan Bobby dari bahunya. "Brisik lo!"

"Mampus," ejek David mendapatkan tatapan tajam dari Aldo.

Semua fasilitas Aldo disita oleh ibunya. Dimulai dari motor, mobil, handphone dan uang jajannya pun dipotong. Saat tadi pagi, dengan sangat terpaksa Aldo pergi ke sekolah menggunakan angkutan umum.

Ibu Aldo menyita semua fasilitas milik Aldo karena ada alasannya. Kemarin malam Aldo ditangkap polisi karena ketahuan mengikuti balapan liar. Mengetahui itu, ayah Aldo pun sangat murka hingga berakhir Aldo dihukum seperti ini.

Leo keluar dari toilet. Matanya melirik sekilas ke arah teman-temannya lalu melangkahkan kakinya menuju kantin. Melihat itu, David dan Bobby mengikuti Leo dari belakang.

Aldo kembali menatap isi dompetnya kembali lalu bergumam, "duit lima puluh ribu doang mana cukup beli nasi goreng satu porsi."

Nakula merogoh saku celananya, mengambil uang seratus ribuan dari dalam dompetnya. Setelah itu, Nakula memasukkan uang tersebut ke dalam dompet Aldo lalu pergi menyusul ketiga temannya.

Mata Aldo berbinar. Sedetik kemudian Aldo mendongakkan kepalanya, menatap ke arah Nakula yang sudah jauh meninggalkan dirinya sendirian di depan pintu toilet.

Buru-buru Aldo memasukkan dompetnya ke dalam saku celananya. Kemudian, Aldo berlari menyusul Nakula dengan perasaan gembira.

Perlu diketahui, diantara mereka berlima, Nakula-lah yang paling baik dan royal. Jika salah satu diantara mereka dalam keadaan susah atau kesulitan, Nakula pasti akan membantu.

Seperti biasa, Leo dan teman-temannya duduk di pojok kantin paling belakang. Tidak ada yang berani menempati meja tersebut karena semua murid tahu bila KANSAS yang berhak menempati meja ini.

Baru saja David hendak duduk, mendengar perintah Leo membuat David mengurungkan niatnya.

"Beli makan," titah Leo seraya menyodorkan uang seratus ribuan sebanyak dua lembar.

David mengangguk. "Pesen apa?"

"Bakso sama es jeruk lima." Setelah mendengar jawaban Leo, David langsung melangkah kakinya menuju penjual bakso.

"Psssttt Bob," ucap Aldo menyenggol lengan Bobby yang asik memakan yupi miliknya.

Bobby menoleh ke arah Aldo lalu menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Tuh." Aldo menunjuk ke arah depan dengan dagunya.

Bobby mendengus. Pandangan mengarah ke arah yang ditunjuk oleh Aldo. Seketika Bobby tertegun saat mengetahui siapa yang dimaksud Aldo.

"Mampus, makin gagal move on," ledek Aldo yang dihiraukan oleh Bobby.

Tidak lama kemudian, Aldo berteriak memanggil nama Lea. "Lea, sini!"

Lea dan kedua sahabatnya yang baru saja melewati pintu kantin pun menoleh ke sumber suara. Terlihat jika Aldo tengah melambai-lambaikan tangannya mengintruksikan kepada Lea agar menghampiri Aldo dan teman-temannya.

Mendengar teriakkan Aldo, refleks Leo menoleh ke belakang. Matanya menatap ke arah Lea dengan tatapan tajam. Mengingat kejadian tadi pagi membuat Leo kesal. Pasalnya saat Leo berniat menjemput Lea, ibu Lea mengatakan jika Lea telah berangkat sekolah bersama abangnya tanpa sepengetahuan Leo.

Lea membuang pandangannya ke arah lain membuat Leo menggeram kesal. Ketika Lea hendak duduk, Lea mengurungkan niatnya saat terdengar dering telepon ponsel Lea.

Lea mengernyitkan dahinya saat nomor tidak dikenal yang menelponnya. Dengan ragu, Lea menjawab panggilan telepon tersebut.

"Ha-hallo?"

"Kesini sekarang," titah seorang laki-laki dengan suara yang penuh penekanan disetiap katanya.

Tut.

Panggilan telepon terputus. Kepala Lea menoleh ke belakang dengan gerakan kaku. Seketika Lea meneguk salivanya susah payah ketika Leo masih menatapnya tajam dengan tangan yang memegang ponsel. Ya, yang menelepon Lea barusan adalah Leo.

"Telepon dari siapa Lea?" tanya Stella.

"Leo," jawab Lea dengan suara pelan tapi masih bisa didengar dengan jelas oleh Stella dan Zia.

Stella menatap ke arah meja Leo dan teman-temannya lalu kembali menatap ke arah Lea. "Kayaknya dari tadi dia liatin lo terus."

Lea mengangguk. "Dia nyuruh Lea kesana."

Stella manggut-manggut. "Daripada lo cewek sendirian disana, kita berdua juga pindah deh."

Mendengar ucapan Stella membuat Lea bernafas lega. Setidaknya Stella dan Zia mau menemaninya disana. Ketiganya pun memutuskan untuk menghampiri Leo dan teman-temannya.

"A-ada apa manggil Lea?" tanya Lea ketika sudah dihadapan Leo.

"Duduk," titah Leo tanpa berniat menjawab pertanyaan Lea.

Lea mendengus. "Nggak!"

Leo tersenyum miring. "Lo berani sama gue?"

Lea menggelengkan kepalanya. Memang Lea tidak berani dengan Leo karena Leo benar-benar sangat menyeramkan jika marah. Mau tidak mau Lea dan kedua sahabatnya duduk di kursi kosong.

Tidak lama kemudian David datang dengan nampan yang berisikan lima mangkuk bakso. Sedangkan minumnya dibawa oleh si penjual bakso.

"Makasih bro," ucap David seraya menyerahkan nampan yang ada ditangannya pada penjual bakso yang bernama Asep.

"Sama-sama bro," balas penjual bakso tersebut lalu pergi meninggalkan mereka.

"Eh ada Zia, kapan lo balik?" tanya David berniat basa-basi pada Zia.

"Kemarin sore," balas Zia seraya membuka kotak bekal miliknya yang berisikan salad buah.

David manggut-manggut. "Wajib update berita ini di instagram nih."

Bobby yang sedari tadi memandangi wajah Zia pun mulai membuka suara. "Zia apa kabar?"

"Baik."

Bobby tersenyum kecut. Masih sama seperti dulu dan tidak pernah berubah, Zia selalu bersikap dingin padanya.

Aldo menatap kasihan pada Bobby. "Sabar ya, ini ujian."

Lea membuka kotak bekal miliknya. Mata Lea berbinar ketika melihat roti selai yang Lea buat sendiri tampak menggiurkan dimatanya.

Tanpa disadari oleh Lea, Leo menatap Lea yang memakan roti selai strawberry dengan lahapnya. Tatapan mata Leo sangat sulit diartikan, menyiratkan sesuatu yang mendalam.

"Ini Neng mie ayamnya," ucap bu Surti, penjual mie ayam favorit Stella.

"Makasih bu," ucap Stella seraya memberikan uang pada bu Surti.

"Sama-sama Neng," balas bu Surti lalu pamit undur diri.

Stella mengambil wadah sambel lalu menuangkan lima sendok sambel ke dalam mangkuk mie ayam miliknya. Setelah itu, Stella menambahkan sedikit saus. Saat mie ayam tersebut diaduk oleh Stella, terlihat jika kuah mie ayam itu berubah menjadi merah.

Lea bergidik ngeri melihat mie ayam milik Stella. "Jangan terlalu banyak makan pedes, nanti Stella sakit."

Stella menggelengkan kepalanya. "Tenang aja, udah biasa gue makan pedes."

Lea mendengus mendengar jawaban Stella. Setidaknya Lea telah mengingatkan Stella sebagai sahabat yang baik.

Jam istirahat kali ini mereka habiskan dengan makan bersama dan bercanda ria. Tanpa disadari, seseorang menatap Lea dengan penuh kebencian.

Tidak terasa jam istirahat telah usai, Lea dan kedua sahabatnya kini berjalan beriringan menuju ke kelas mereka. Saat dipertigaan koridor, Lea ingin buang air kecil.

"Kalian duluan aja, nanti Lea nyusul," ucap Lea pada Zia dan Stella lalu berlari menuju toilet. Sesampainya di toilet, Lea masuk ke salah satu bilik toilet.

Cklekk

Terdengar suara pintu yang terkunci membuat Lea panik. Buru-buru Lea merapihkan seragam yang dikenakannya. Saat akan membuka pintu, tapi pintu tersebut tidak bisa dibuka. Sepertinya ada orang yang sengaja mengunci Lea dari luar, pikirnya.

"Tolong, siapapun yang ngunciin Lea dari luar, buka sekarang."

Hening. Tidak ada seorangpun yang menanggapi ucapan Lea. Tiba-tiba, air kotor menyiram Lea dari atas kepala membuat Lea tersentak kaget. Kini seragam yang dikenakan Lea telah basah. Beberapa saat kemudian, sebuah kertas muncul dari bawah pintu.

Jauhi Leo atau lo akan tau akibatnya.

Tubuh Lea bergetar. Perlahan, Lea mulai menangis. Baru pertama kali ini Lea mendapatkan perlakuan seperti ini. Disekolahnya yang dulu, Lea tidak pernah dibully. Siapa orang yang tega membully Lea?

▪️▪️▪️

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 241K 61
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
2M 110K 53
PART MASIH LENGKAP. "Lihat saudaramu yang lain! Mereka berprestasi! Tidak buat onar! Membanggakan orang tua!" Baginya yang terbiasa dibandingkan deng...
624K 52.3K 34
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
994K 61.5K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...