Nikah Yuk, Kaa! [OTW TERBIT]

By writerdea

8.6K 4.6K 9.2K

"Gue pernah masuk ke dalam hati lo, lalu gue sadar ternyata gue salah alamat. Maaf." ----------->>>... More

💜#PROLOG
💜#Bahagia dengan yang Lain (?)
💜#The Real Me
💜#Bagian Malam
💜#Masuk Oven
💜#Ceweknya Alex
💜#Haha Diterima?
💜#BiMoLi
💜# Kasihan Bintang
💜#Pesan Senja Meresahkan
💜#Bingung
💜#Kata Bintang
💜#Kenangan Hujan
💜# Pantaskah?
💜# Rencana Putus Berjamaah
💜# Pesan Ankaa
💜#Kicep
💜#Arti Rasa Ini
💜# Selamat Tidur, Sheyla
💜#Drama
💜# Hilang kesempatan
💜# Calon Jodoh
💜#Menguping
💜#Hilang Kendali
💜#Enggak Bisa
💜#Alasan Terungkap
💜#Butuh Hati
💜#Tidak Berdaya
💜#Si Bahan Perbincangan
💜#Hati Diuji
💜#Tentang Semalam
💜# Dua Benda dari Lingga
💜# Ngajak Bergelud
💜# Jampi-Jampi
💜# Penyesalan Ankaa
💜# Pembaca Guling-Guling!
💜# Ada Lo di Hati Gue
💜# Salah Alamat
💜# Bela Sheyla
💜# Rumus Cinta
💜# Rumah Sakit
💜# Kawin Lari, Yuk!
💜# PUNTEN

💜#Terbaliknya Keadaan

139 85 119
By writerdea

¥ ANKAA ¥

--

Typo? Comment yaahhh

_💜💛💜_

Baru melangkahkan kaki ke sekolah, Sheyla sudah membuat kericuhan di lapangan sekolah. Ia menyerang Elena yang kebetulan juga baru datang. Semua murid mengelilingi kedua perempuan yang saling tidak mau kalah. Melihat itu, Azam segera memanggil Alex.

Alex datang dengan langkah besar melewati kerumunan tersebut.

"La, udah, La," lerai Alex berusaha menahan Sheyla yang sekarang menimpa Elena.

"Kalau lo mau jadi murahan nggak usah ngajak-ngajak gue!!" serang Sheyla menjambak rambut Elena.

Cewek-cewek dengan kompak menutup mulutnya, terkejut mendengar perkataan Sheyla. Alex menyerah. Ia tidak bisa melerai dua cewek yang telah termakan bisikan setan.

Ia terhasut oleh emosi, begitu juga dengan Elena. Elena juga marah gara-gara Ankaa menolong Sheyla, Ankaa menjadi benci dengannya.

Farel dan anggota OSIS lain datang. Dengan suara tegas, Farel meminta semua murid untuk bubar.

"Kalau kalian berdua masih terus berkelahi, saya akan bawa ke ruang BK!"

Seketika, Sheyla dan Elena berhenti bergerak. Untuk mengakhirinya, Sheyla menghempaskan tubuh Elena. Farel hanya bisa menggeleng melihat kondisi Sheyla dan Elena yang berantakan dan kusut.

...

Setelah mendapat tausiyah dari ketua OSIS, Elena mendapat serangan mulut lagi dari Lingga. Ya, tentu Lingga sangat marah Elena telah hampir membahayakan Sheyla.

"Lo tahukan kesepakatannya? Saling menguntungkan!" peringat Lingga. "Gue akan bantu lo untuk miliki Ankaa, begitu sebaliknya, Elena!" tambah Lingga.

Elena hanya diam.

"Lo pikir, dong! Rencana gila lo itu hampir merenggut kehormatan Sheyla!"

"Oke, oke, oke. Gue minta maaf," kata Elena mengalah.

Elena menghela napas kasar. Ia sekarang bingung bagaimana cara meluluhkan Ankaa kembali. "Ga, bantu gue buat Ankaa percaya lagi sama gue," mohon Elena menghentakkan kakinya berkali-kali.

Lingga berdecak. Sungguh ia masih kesal dengan perbuatan ceroboh Elena.

"Lagian lo sih, berbuat seenaknya tanpa berpikir dulu. Kan, jadi lo yang rugi," cibir Lingga. "Lain kali kalau lo berbuat ceroboh lagi, gue nggak mau kerja sama dengan lo lagi."

"Ampun dah! Lo jadi cowok banyak mulut!"

"Mata lo yang juling! Mulut gue cuma satu!" kesal Lingga.

Lingga menghela napas. Matanya menatap serius kepada perempuan itu.

"Oke, gue punya rencana."

...

Geladi bersih untuk pentas besok sedang berlangsung setelah pulang sekolah. Kini giliran Band Antares yang akan tampil. Para panitia terpesona dengan penampilan Band Antares, apalagi dengan murid-murid lainnya yang akan menonton mereka nanti. Tiba-tiba penampilan mereka berubah saat Sheyla mulai tidak konsentrasi memukul drumnya.

"Berhenti dulu," pinta Alex.

Keadaan menjadi sunyi.

Alex menoleh ke arah Sheyla yang sibuk melamun. Alex memutuskan untuk izin sebentar kepada Farel.

"La, sini dulu," kata Alex melambaikan tangannya, setelah mendapat izin dari Farel.

Sheyla hanya menurut mengikuti Alex ke belakang panggung.

"Ada apa?" tanya Alex.

Sheyla diam. Pikirannya masih bertanya-tanya siapa yang membawanya pulang ke rumah semalam. Lalu, siapa yang menyelamatkan dirinya?

"Sheyla," panggil Alex menepuk pelan pipi Sheyla.

"Hah? Anu, anu, nggak papa kok," jawab Sheyla gelagapan.

"Ah masa?"

Sheyla mengangguk kaku.

Alex menghela napas, "Kalau ada apa-apa bilang. Mau lanjut latihan?"

"Iya, yuk! Penampilan kita harus mantap besok!" seru Sheyla.

Drrrtt drrtt

Sheyla merogoh sakunya, mengambil ponselnya. Setelah Sheyla melihat siapa kontak penelponnya, ia tersenyum senang.

"Angkatlah, jangan ditatap," tegur Alex.

"Halo."

"Sheyla, malam ini bisa ke rumah gue, kan? Gue mau tahu kemajuannya."

"He eh, bisa."

"Oke. Gue tunggu ya. Jangan beri harapan palsu ke gue ya, cukup mantan gue aja."

Sheyla menahan tawanya. "Cie yang pernah di kasih HP, ahay!"

Terdengar suara decakan di telpon.

"Oke, gue tunggu ntar malam."

"Sip."

"HATI-HATI DI JALAN, KAWANKU SHEYLA. JATUH DI ASPAL TIDAK SEINDAH DENGAN JATUH CINTA!"

Sheyla menjauhkan ponselnya dari telinga. Suara cowok itu sangat melengking.

"Woe, Bin, udah pulang aja ke rumah mama!"

"Oghey, Eonni. Bye, Bintang pulang!"

Sheyla yang hanya menjadi pendengar lewat telepon hanya geleng-geleng sembari tersenyum. Tanpa sepengetahuan Sheyla, Alex mengamatinya. Bertanya-tanya dengan siapa Sheyla menelpon.

"Sheyla," panggil Alex berbisik.

Saat Sheyla menoleh, Alex mengetuk jam tangannya.

"Sebentar," kata Sheyla mengerti maksud Alex.

"Kak, gue tutup ya. Gue mau latihan."

...

Malam harinya, Sheyla sudah berada di rumah penelpon tadi sore. Senyuman lebar tergambar di wajah gadis itu. Sudah lama ia tidak ke sini.

"Akhirnya lo datang juga," kata Senja, si penelpon tadi sore.

Senja mempersilahkan Sheyla masuk. Terlihat Ankaa yang sibuk berkutat dengan alat-alat masak. Entah kenapa, jantung Sheyla terasa seperti dicentil setelah melihat ketampanan Ankaa yang bertambah saat memasak. Pemandangan yang jarang ia lihat.

"Heh, mata lo berdosa!" tegur Sheyla pada dirinya sendiri.

Senja mengajak Sheyla ke kamarnya untuk berbicara dua mata.

"Gimana lo sama Ankaa?" tanya Senja saar sampai di kamar.

Sheyla memanyunkan bibirnya, lalu mencibir tidak jelas. Tubuhnya direbahkan di atas. Aksa coklat mulai menerawang pada langit atap dengan pikirannya yang sedang mengintrogasi kembali hatinya.

Sheyla menghela napas.

"Gue ...."

Senja dengan setia menunggu Sheyla.

"Malah gue yang jadi suka sama Ankaa," cibir Sheyla dengan kaki yang menendang-nendang seperti anak bayi.

Senja menahan tawanya. Ia ikut berbaring di samping Sheyla.

"Hmmm, menurut lo Ankaa suka nggak sama lo?"

Sheyla mengedikkan bahu, tidak tahu.

"Tenang aja, La. Ankaa bakal nyangkut kok sama lo."

"Nggak yakin gue. Lo tahu sendiri lah, Kak, si Ankaa anti sama cewek," elak Sheyla.

Senja menggeleng, "Buset! Ankaa juga cowok kalau lo lupa. Lo pikir Ankaa cowok nggak normal? Suatu saat nanti dia bakal jatuh hati lah dengan cewek, Sheyla!"

Cengiran keluar dari mulut Sheyla. Hanya sebentar. Setelah itu, Sheyla kembali serius.

"Kak, gue kemarin dijebak sama teman sekelas gue. Gue datang ke club atas suruhannya dia. Di sana gue dikasih minuman soda yang ternyata mengandung obat tidur. Makanya setelah itu gue nggak sadarkan diri dan nggak tau apa-apa. Terus pas subuh, gue kaget gue berada di kamar gue dalam keadaan pakaian masih utuh," cerita Sheyla panjang lebar.

"Yakin lo nggak disentuh-sentuh? Parah lu! Lagian ngapain lo mau aja disuruh?"

Sheyla berdecak. "Yang sekarang gue nggak tahu itu siapa yang bawa gue pulang."

"Penting ya? Kalau lo cuman mau bilang terima kasih ke orangnya, lo tinggal nitip aja sama Tuhan. Hidup dibawa mudah, Bung," celetuk Senja dengan tangan yang menepuk-nepuk pundak Sheyla.

"Skip. Itu urusan lo sendiri. Nggak perlu ngundang gue." tutur Senja. "Nah, gue mau sekarang kita tes Ankaa apakah dia sudah punya perasaan lebih ke elo atau belum."

Kepala Sheyla menoleh. Sepertinya, ia tertarik dengan obrolan ini.

"Caranya?"

Senja mulai menjelaskan misinya.

...

Ankaa telah usai memasak makan malam. Sheyla dan Senja ikut nimbrung di ruang keluarga. Mereka bertiga akan makan malam di ruang keluarga sembari menonton. Dari tadi, Sheyla mengamati Ankaa. Sepertinya, Ankaa tidak menghiraukan kehadirannya sama sekali.

Senja menyenggol kaki Sheyla sebagai kode untuk mulai melaksanak aksinya. Sebagai tahap awal, Sheyla berdeham sebentar.

"Kak Senja, gue boleh cerita sesuatu?"

Tes dimulai.

"Cerita apa?"

"Kak, gue ... gue semalam dijebak sama teman gue. Gue datang ke club atas suruhannya dia, tapi gue nggak minum minuman yang berbau haram kok. Di sana gue dikasih minuman soda yang ternyata sudah dikasih obat tidur. Makanya setelah itu gue nggak sadarkan diri dan nggak tau apa-apa. Terus pas subuh, gue kaget gue berada di kamar gue dalam keadaan pakaian masih utuh dan selamat," jelas Sheyla hampir sama saat ia bercerita kepada Senja seorang.

Ankaa tampak tidak peduli. Ia sibuk menghabiskan makanannya.

"Terus, terus, gimana keadaan lo sekarang?" tanya Senja masih memancing perhatian Ankaa.

"Yah ... sekarang udah nggak papa, tapi saat bangun masih merasa pusing gitu." jawab Sheyla dengan matanya yang melirik-lirik kepada umpannya.

"Lo ngapain--"

Ankaa berdecak, "Akhirnya lo baik-baik aja, kan? Tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi kalau begitu. Makan jangan sambil berbicara."

Kedua perempuan itu dengan kompak cemberut.

"Cih ... lo aja nggak peduli gimana takutnya gue--"

"Lalu, lo pikir siapa yang mengantar lo pulang kalau bukan gue, hm?" potong Ankaa sembari menatap Sheyla.

Pernyataan itu membuat Sheyla dan Senja melongo. Sheyla tidak bisa mengeluarkan kata-kata yang ada di pikirannya sekarang. Kata-kata yang ada di otaknya terlalu acak.

Makanan Ankaa telah habis. Ia menaruh sendok di atas piring, lalu beralih kepada Sheyla yang masih mematung. Ankaa mengerjap-ngerjap, ia seperti melihat patung di depannya.

"Mak-mak-makasih."

"Hm. Lagi pula gue nggak sendirian." Setelah itu, Ankaa melangkah pergi ke dapur.

...

Saat ini Sheyla membantingkan tubuhnya di atas kasur. Jiwanya sudah tidak bisa tenang lagi sampai-sampai Sheyla tidak bisa tidur.

"Gimana bisa Ankaa??"

"Ankaa nyelamatin gue??"

"Dalam rangka apa dia peduli sama gue? Eh, tapi dia bilang nggak sendirian sih."

Sheyla mengacak-acak rambutnya. Ia risih dengan hatinya dan otaknya. Dirinya bingung harus senang atau tidak setelah ia mengetahui Ankaa yang menyelamatkannya.

"Kata Kak Senja pas itu, kan, harusnya gue yang masuk ke dalam hidup Ankaa, bukan Ankaa yang masuk ke dalam hidup gue! Terbalik ini, Ya Allah!"

💜 || TO BE CONTINUED || 💜

KIRA-KIRA RP SIAPA YANG COCOK JADI SENJA?

OKEI, JANLUP UNTUK VOTE DAN COMMENT YAH

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 136K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
1.8M 132K 50
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.9M 91.5K 40
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.6M 143K 63
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...