Nikah Yuk, Kaa! [OTW TERBIT]

By writerdea

8.6K 4.6K 9.2K

"Gue pernah masuk ke dalam hati lo, lalu gue sadar ternyata gue salah alamat. Maaf." ----------->>>... More

πŸ’œ#PROLOG
πŸ’œ#Bahagia dengan yang Lain (?)
πŸ’œ#The Real Me
πŸ’œ#Bagian Malam
πŸ’œ#Masuk Oven
πŸ’œ#Ceweknya Alex
πŸ’œ#Haha Diterima?
πŸ’œ#BiMoLi
πŸ’œ# Kasihan Bintang
πŸ’œ#Pesan Senja Meresahkan
πŸ’œ#Bingung
πŸ’œ#Kenangan Hujan
πŸ’œ# Pantaskah?
πŸ’œ# Rencana Putus Berjamaah
πŸ’œ# Pesan Ankaa
πŸ’œ#Kicep
πŸ’œ#Arti Rasa Ini
πŸ’œ# Selamat Tidur, Sheyla
πŸ’œ#Terbaliknya Keadaan
πŸ’œ#Drama
πŸ’œ# Hilang kesempatan
πŸ’œ# Calon Jodoh
πŸ’œ#Menguping
πŸ’œ#Hilang Kendali
πŸ’œ#Enggak Bisa
πŸ’œ#Alasan Terungkap
πŸ’œ#Butuh Hati
πŸ’œ#Tidak Berdaya
πŸ’œ#Si Bahan Perbincangan
πŸ’œ#Hati Diuji
πŸ’œ#Tentang Semalam
πŸ’œ# Dua Benda dari Lingga
πŸ’œ# Ngajak Bergelud
πŸ’œ# Jampi-Jampi
πŸ’œ# Penyesalan Ankaa
πŸ’œ# Pembaca Guling-Guling!
πŸ’œ# Ada Lo di Hati Gue
πŸ’œ# Salah Alamat
πŸ’œ# Bela Sheyla
πŸ’œ# Rumus Cinta
πŸ’œ# Rumah Sakit
πŸ’œ# Kawin Lari, Yuk!
πŸ’œ# PUNTEN

πŸ’œ#Kata Bintang

174 107 107
By writerdea

Dea Holland is back :)
Hbu, Readers?

Nggak terasa sudah part 12
Yey 🎉

PENGUMUMAN!
SAAT PART 15 :
BAGI KALIAN YANG MEMILIKI KARYA, KIRIM LINKNYA YA! AKU BAKAL VOTE DAN COMMENT DI SANA TANPA PERLU DIFEEDBACK
[BAGI YANG MAU AJA]

•TANPA PERLU SNK•
• FORMAT YANG MAU DIVOMENT
NAMA WP :
LINK CERITA :
KETIK *MAMPIR KE CERITAKU YUK*
KIRIM KE DM WP @writerdea ya

Note : kirim format bisa dari sekarang
Hanya untuk 4 author tercepat!

*Akan aku pilih secara acak ^^

Ayok, siapatau kamu beruntung ^^

"Pacarnya Ankaa ya?" tanya Mi Young mengelus rambut Sheyla.

"Um, ng-nggak, Tante."

Mi Young tersenyum manis. "Namanya siapa?"

"Sheyla."

Ankaa menutup bukunya dan merapikan semua alat tulis. Kemudian, Ankaa membawanya ke kamar. Mi Young dan Sheyla hanya bisa menatap Ankaa.

"Tan, saya pulang ya," pamit Sheyla menyalimi Mi Young.

"Eh, jangan. Tante mau masak banyak nih," tahan Mi Young memperlihatkan barang-barang masak. "Nanti kamu cicipin makanannya ya," lanjut Mi Young, lalu pergi ke dapur.

Suasana terasa canggung bagi Sheyla. Ia memutuskan untuk mengelilingi rumah yang tidak terlalu besar, tetapi sangat modern. Kedua telapak tangannya saling digosok merasakan angin malam saat Sheyla memasuki halaman belakang.

"Eh, lu lagi," gerutu Bintang sambil memberikan makanan pada ikan di kolam.

Sheyla hanya tersenyum. Ia duduk di samping Bintang dan ikut memberikan makanan khusus itu.

"Mama lo cantik ya nggak kayak anaknya."

Bibir Bintang manyun, "Ini muji atau ngejek?"

"Pujian dong. Emang lo mau dibilang cantik?"

"Bisa ae lo," kata Bintang terkekeh. "Mama gue itu asal orang Korea. Ketemu sama papa saat papa lagi ada pertemuan di sana. Eh ... bukannya lagi kerja malah ngejar cinta. Gue beruntung banget bisa punya orangtua Indonesia-Korea."

[ ae : aja ]

"Beruntung?" tanya Sheyla.

"Nih, hasilnya gue! Ganteng, putih, mata coklat muda, keren. Apalagi banyak cewek yang jatuh suka sama gue," jelas Bintang menyombongkan diri.

Sheyla tertawa kecil. Tangannya mengacak rambut Bintang. Dengan cepat Bintang menjauh dari Sheyla. Ia paling tidak suka kala rambutnya diacak.

"Tangannya nakal sekali, Eonnie!"

[ Eonnie : kakak perempuan ]

...

Empat cowok yang duduk di poskamling sibuk menguap. Hari ini sangat melelahkan bagi mereka, karena harus mengikuti Ketua Geng Ollux membuntuti Sheyla. Sementara Alex, si ketua, masih terus mengamati rumah yang berada di hadapannya.

"Rumah siapa coba itu?" tanya Alex pada dirinya sendiri.

"Hadeuh, Bos, gue ngantuk nih," keluh Azam terus menguap.

"Tutup! Ntar masuk setan, lo bisa kesurupan. Kalau lo kesurupan, kita semua repot, Mang!" protes Jidan memukul pipi Azam.

"Lex, lo nge-stalk Sheyla nggak sampai ke sini juga kali. Nggak semuanya urusan Sheyla itu, urusan lo," nasehat Jidan menepuk pundak Alex.

Alex bergeming.

"Bunga Putri Malu peka terhadap rangsang."

Iron mulai berpantun.

"Cakep!" balas Aron, Azam, dan Jidan kompak.

"Yuk, Kang Alex, kita pulang!"

"KUY!" sorak mereka bertiga.

Mengetahui anak buahnya beranjak dari poskamling, Alex segera memanggil. "Lo semua setia nggak sama Ollux?!"

Mereka berempat kompak berdiri dengan tegak di tempat. "Setia dengan sepenuh hati!" kompak mereka.

"Nah, tunggu gue lah!"

Alex memutuskan untuk menghentikan penyelidikannya hari ini. Ia menyandang tasnya di punggung. Aktivitasnya terhenti saat matanya kebetulan melihat dua orang mencurigakan. Dua orang itu memasuki rumah yang juga dimasuki Sheyla.

Dengan cepat Alex mendatangi dua orang berpakaian serba hitam itu. Mencengkram kerah dua orang itu dari belakang, lalu menyeretnya. Ia mendorong keras dua tubuh itu hingga menabrak dinding poskamling. Tangannya kembali mencengkram kerah mereka.

"Pegang mereka!" suruh Alex kepada keempat temannya.

Dengan sigap mereka menahan dua orang itu yang terus memberontak.

"Kalian siapa, huh?! Masuk ke rumah orang tanpa mengetuk!" serang Alex.

Alex membugem perut mereka dengan kedua tangannya.

Dengan cepat salah satu dari dua orang itu menjawab, "Ki-ki-kita hanya disuruh."

"Suruhan siapa kalian?!"

Mereka terdiam.

Baru saja Alex ingin membugem, tapi ditahan oleh Azam. "Lex, jangan pakai kekasaran juga!" peringat Azam.

Alex menghela napas gusar. " kalian disuruh apa? Jawab!"

"Kita ... kita hanya disuruh mengikuti Sheyla."

Mendengar nama gadis itu, rahang Alex mengeras. Siapa yang berani mengikuti Sheyla diam-diam. Ini berarti apakah Sheyla sedang dalam bahaya?

Alex mengurai rambutnya. Napasnya berapi-api.

Dua orang itu dengan sigap menghajar keempat anggota Ollux, lalu lari dengan sangat lincah. Alex berteriak sembari mengejar. Sayangnya kedua orang itu memakai motor, sedangkan ia tidak.

"Sial! Motor gue di bengkel!" gertak Alex menjambak rambutnya.

...

Cowok berperawakan tinggi, bernama Ankaa membaringkan tubuhnya di ranjang. Membuka ponsel saat muncul suara panggilan.

"Lewis, gimana pipi lo masih sakit?"

Ankaa memegangi pipi yang lebam akibat Lingga sempat menonjoknya. "Nggak."

"Good. Ntar kita sekolah bareng yuk!"

"Jangan sama, kan, keadaan dengan di sekolah dulu lagi, Elena," ujar Ankaa mengingatkan.

"Ah, maaf ya," ucap Elena terdengar lembut.

"Hm."

Ankaa mematikan telepon tersebut secara sepihak. Dirinya kembali mengingat kejadian di sekolah kemarin pagi.

Flashback on

"Kamu nggak papa?" bisik Elena.

"Lo ngapain di sini?!" bisik Ankaa penuh penekanan.

"Gue ..."

"Di belakang sekolah," potong Ankaa cepat.

Ankaa mendorong tubuh Elena untuk menjauh. Ia segera pergi melewati kerumunan dengan banyak pasang mata yang melihatnya. Di belakang sekolah, Elena mendatangi Ankaa yang sibuk membaca. Gadis itu mendaratkan bokongnya di kursi, samping Ankaa duduk.

"Kenapa lo pindah?" tanya Ankaa tanpa menoleh.

"Gue khawatir sama lo. Gue dengar dari Iron kalau lo di sekolah ini dibully terus. Lagipula lo kenapa sih harus pake riasan kayak gini?"

"Masalah untuk lo?"

"Yah ... lo pikir aja dengan lo nyamar kayak gini yang ada lo dipojokkan sama anak-anak Argantara, Lewis. Masa lo mau jadi bahan pembullyan mereka?" ujar Elena yang sebenarnya terkejut dengan perubahan wajah Ankaa dengan penampilannya di Sekolah Hondom dulu.

"Lo nggak perlu pindah hanya khawatir sama gue," ucap Ankaa dingin.

Elena hanya tersenyum menatap Ankaa.

"Lo harus jaga rahasia ini. Gue percaya sama lo." Cowok itu segera berdiri, meninggalkan Elena di sana.

Flashback off

Ankaa melamun dengan otaknya yang membuka memori-memori lama. Matanya menatap kosong bingkai besar yang dipajangnya. Di sana terdapat dua orang cowok yang saling merangkul dengan kulit yang penuh dengan lumpur. Kedua subjek itu saling tersenyum bahagia.

Ankaa hanya bisa tersenyum miris.

"Weh itu jangan dimakan woi! Itu makanan ikan, bhahahak!"

"Mau coba aja, Man!"

Ankaa berangkat dari ranjang setelah mendengar percakapan dua orang yang berada di belakang kamarnya. Ia mengintip dari jendela. Tanpa disadari, Ankaa mengulas senyum saat melihat interaksi Sheyla dan Bintang. Terlihat Sheyla yang berusaha menghalangi tangan Bintang agar tidak mencoba makanan ikan. Sementara Bintang menjulurkan lidahnya sambil tertawa.

Sheyla berhasil menjauhkan makanan ikan dari Bintang. Menghembuskan napas gusar. Ia menatap bintang-bintang dengan bulan.

"Bin, Ankaa itu orangnya gimana sih?" tanya Sheyla tiba-tiba ingin tahu dengan Ankaa.

Pertanyaan itu masih dapat didengar oleh Ankaa.

Bintang tersenyum. "Hmm, dia jarang bicara banget, padahal dulu nggak," jawab Bintang kembali duduk menatap ikan-ikan.

Bintang menoleh ke arah Sheyla yang mengangguk-angguk. "Lo beruntung banget bisa dekat sama Abang Ankaa."

"Nggak dekat, Bin. Gue aja baru kenal sama dia sejak gue tahu rahasianya dia itu," elak Sheyla memukul lengan Bintang pelan.

Bintang beralih menatap Sheyla. Ia menepuk pundak perempuan itu.

"Kalau nggak dekat, Abang Ankaa nggak mungkin sampai ngajak lo ke rumah. Sebelumnya, dia nggak pernah ngajak cewek ke sini, kecuali cewek itu yang datang sendiri."

Sheyla hanya ber-oh ria.

"Kalau lo sudah dekat sama dia atau jika suatu saat nanti lo punya hubungan dengan dia ..." Bintang menggantungkan kata-katanya.

Keadaan menjadi serius. Gadis itu menunggu cowok itu melanjutkannya.

"Jangan sampai buat dia jatuh dengan kehilangan lo."

Votenya mana 👀

Gue doain yang vote dan comment cerita ini dapat pahala, Aamiin!

See u 💜🦋

💥 Bintang 💥

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 183K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
586K 45.3K 29
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
1.6M 133K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
328K 19.7K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...