Pengantin Iblis

By Miss_Kha11

218K 14K 483

"Kau telah terikat dengannya, Alana." Malam itu burung gagak membawa kabar buruk yang akan menghancurkan selu... More

P r o l o g
D u a
T i g a
E m p a t
L i m a
E n a m
T u j u h
D e l a p a n
S e m b i l a n
S e p u l u h
S e b e l a s
D u a b e l a s
T i g a B e l a s
E m p a t B e l a s
L i m a B e l a s
E n a m B e l a s.
T u j u h B e l a s
D e l a p a n B e l a s (18+)
S e m b i l a n B e l a s
D u a P u l u h
D u a P u l u h S a t u
D u a P u l u h D u a
D u a P u l u h T i ga
D u a P u l u h E m p a t
D u a P u l u h L i m a
D u a P u l u h E n a m
D u a P u l u h T u j u h
D u a P u l u h D e l a p a n.
D u a P u l u h S e m b i l a n
T i g a P u l u h
T i g a P u l u h S a t u
T i g a P u l u h D u a
T i g a P u l u h T i g a
T i g a P u l u h E m p a t
T i g a P u l u h L i m a
T i g a P u l u h E n a m
T i g a P u l u h T u j u h
T i g a P u l u h D e l a p a n
T i g a P u l u h S e m b i l a n
E m p a t P u l u h
E m p a t P u l u h S a t u
E m p a t P u l u h T i g a

S a t u

11.2K 544 5
By Miss_Kha11

Macet adalah satu hal yang dapat membuatku meluruhkan senyuman karena kesal. Seperti yang sedang terjadi saat ini, kendaraan berbagai jenis hanya bisa maju sedikit demi sedikit akibat sesaknya jalanan.

Entah ini yang ke berapa kali aku menghela nafas, jam sudah menunjukan pukul tujuh lebih lima belas menit yang artinya lima menit lagi bel sekolah akan berbunyi. Sedangkan tidaklah mungkin dalam waktu lima menit mobil ini sudah sampai di sekolah.

Masalahnya adalah ini hari pertamaku untuk datang ke sekolah baru, akan menjadi masalah besar jika aku terlambat di hari pertama ku ini.

"Pak, nggak ada jalan lain ya?"

Pak Mardi-Supir keluargaku hanya menoleh dengan raut kecewanya, dia mungkin menyadari perasaan tidak senangku yang harus terlambat di hari pertama masuk sekolah baru.

"Haduh punten atuh Neng, udah kejebak. Nggak bisa puter balik lagi." Aku hanya mengangguk seadannya, tak apa terlambat bukanlah suatu hal yang sangat buruk.

Dua orang anak kecil berdiri di depan kaca mobil bagian samping dengan lantunan lagu dan bunyi kencrung yang dipetik mengikuti nada-nada indah itu. Meski masih kecil tapi sudah terlihat ia memiliki bakat dalam menyalurkan nada.

Tak terelakkan kalau mereka juga turut menabah kemacetan, berlalu lalang diantara mobil-mobil membuatnya semakin tersendat saja. Tapi itu memanglah cara mereka mencari nafkah, mau bagaimana lagi.

Aku mengambil selembar uang berwarna hijau lalu lekas membuka kaca mobil. Belum sempat aku menyerahkan uang ditanganku, kedua anak itu sudah lari terbirit. Raut wajah ketakutan tergambar jelas di wajah mereka.

Ada apa?

Kuedarkan pandangan, tapi nihil. Tidak ada hal aneh yang terjadi di dalam mobil ini. Pak Mardi masih asyik memandang ke depan, karena deretan mobil di depan mulai berjalan meski pelan. Memang tidak ada hal aneh, tapi apa yang membuat mereka lari ketakuan seperti itu?

Lima belas menit kemudian aku telah tiba di sekolah, benar saja gerbang sudah tertutup rapat. Tapi untung saja guru piket yang bertugas menghukum anak-anak terlambat memberi keringanan karena aku adalah murid baru, ya itu menguntungkan karena aku tidak perlu lagi berpanasan memberi hormat pada bendera sampai satu jam pelajaran atau membersihkan wc.

Bergegas menuju ke ruang guru, aku langsung bertemu dengan bu Sari. Orang yang ku ketahui sebagai wali kelas ku, saat mendaftar beberapa hari lalu beliaulah juga yang mengurusinya sehingga tidak terlalu canggung saat bertemu dengannya sekarang.

"Nak Alana?"

Senyuman manis dan anggukan pelan aku tampakan sebagai jawaban atas pertanyaan bu Sari. Dia mengangguk dan menyuruhku untuk mengikutinya ke kelas baru.

Jika dilihat sekilas bu Sari ini terlihat memiliki tampang yang garang dan tegas, tapi setelah kalian mengenalnya mungkin kata garang itu akan dileburkan. Dia memang tegas tapi juga sangat baik dan ramah, wajah anggunnya itu pasti membuat orang yang baru pertama kali melihatnya mengira beliau masih lajang.

Aku mengikuti langkahnya yang berjalan menuju ke kelas yang berada di lantai tiga, kelas berada di paling ujung sehingga membuat kakiku pegal karena terus berjalan. Kelas dengan papan kecil bertuliskan XI IPA 3 ini sekarang akan menjadi kelas baruku.

IPA, adalah mata pelajaran yang menurutku tidak bertele-tele, aku menyukainya dari bahkan masih duduk di sekolah dasar. Daripada harus menghafal buku sejarah yang tebalnya melebihi kamus bahasa inggris aku lebih memilih mengaplikasikan rumus untuk mendapatkan jawaban. Itu lebih simpel, teman.

Di kelas itu ternyata ada seorang guru lelaki yang terlihat baru saja memulai kelasnya, beliau mengangguk saat bu Sari masuk dan mengatakan ada murid baru yaitu aku.

"Silahkan perkenalkan diri pada teman-teman barumu Nak Alana!"

Aku mengangguk dan lekas memasuki kelas, berdiri di bagian paling depan membuatku dengan mudah untuk meneliti wajah-wajah baru yang berada di kelas itu. Sejauh ini tidak ada yang aneh, mereka terlihat merekahkan senyum saat matanya bertemu pandang denganku.

Tidak semuanya ramah, kelihat ada yang berbisik tidak senang, ada juga yang secara terang-terangan memberikan tatapan benci dan lainnya terlihat tidak peduli.

"Perkenalkan namaku Alana Sheriana, aku pindahan dari Malang. Mohon bantuannya dan ada pertanyaan?"

"Neng udah punya pacar belum?"

"Nomor wa nya dong sekalian."

Aku melirik dua lelaki yang memberikan pertanyaan itu secara bergantian, bukan hal aneh jika murid baru terlebih seorang wanita akan diberi pertanyaan seperti itu. Sudah biasa itu dilakukan oleh orang bertittle playboy pada zaman sekarang.

Bu Sari terlihat menghela nafas melihat anak didiknya itu, dia beralih menatap ke arahku dan menunjuk bangku di ujung belakang.

"Kamu bisa duduk di sana Alana."

Aku mengangguk dan tak lupa juga mengucapkan terimakasih, bergegas berjalan menuju ke bangku paling belakang. Aku duduk bersama seorang gadis dengan rambut sebahu yang memiliki senyuman semanis gula, dikarenakan lesung pipi yang menghiasinya saat tersenyum.

"Nama gue Nuria, panggil aja Ria."

Menerima uluran tangannya, aku juga mengulas sebuah senyuman manis. "Alana."

Sepertinya aku bisa berteman baik dengannya, dia sangat ramah dan baik sekali untuk kesan pertama seorang teman baru.

"Tadi Lo bilang pindahan dari Malang ya? Gue pernah juga tinggal di Malang, tapi sebentar padahal enakkan di sana."

Aku terkekeh, benar yang dikatakan Ria. Malang itu bebas macet, tidak terlalu panas dan yang paling penting udaranya lebih segar dari disini.

"Bener, kalo bukan karena bunda pindah tugas, ogah banget pindah kesini." jawabanku itu, menimbulkan kekehan dari kami berdua.

Bundaku adalah seorang dokter yang diharuskan pindah tugas kesini, mau tidak mau kami sekeluarga juga ikut pindah. Kata ayah nggak papa sekaligus cari suasana baru.

Seingatku dulu saat aku masih kecil kami tinggal di Jakarta, baik keluarga bunda pun juga berada disini. Tapi karena suatu hal kami harus pindah dari Jakarta, aku tidak ingat hal apa itu karena saat itu aku masih sangat kecil. Dan ingatan masa kecilku hanya sedikit yang kuingat.

Mataku mengedar, karena sedari tadi kurasa ada yang memperhatikanku. Seorang lelaki yang duduk di pojok depan, menatap aneh ke arahku. Bukan tatapan benci maupun suka, aku tidak tahu makna dibalik tatapan itu. Terlebih ia terlihat begidik dan memutuskan kontak pandangannya saat netraku menjumpai manik legamnya.

Ada apa dengan lelaki itu?

"Namanya Aleandra biasa dipanggil Ale, dia ganteng dan aneh!"

Kulihat Ria mengikuti arah pandangku, dia memberi jawaban bahkan sebelum aku bertanya.

"Aneh gimana?"

"Dia udah kaya dukun aja, bisa ngeliat setan."

Aku hanya mangut-mangut, dari sekian banyak orang yang aku temui mungkin baru kali ini bertemu dengan orang indigo. Menurutku itu luar biasa, bisa melihat mereka yang tidak terlihat. Dinding dua dunia terlihat transparan di mata orang indigo, keren bukan?

"Beneran?"

"Iya, dia udah sering juga nolong orang yang kesurupan disini."

Yang namanya sekolah itu pasti punya kemistisannya masing-masing, di tempat manapun pasti ada penunggunya. Ah bukan penunggu lebih tepatnya adalah mahluk tidak kasat matanya. Itu karena dunia kita dengan dunia mereka itu berdampingan, benar-benar berdampingan hanya saja berbeda layer, jika mereka bisa melihat kita maka kita tidak bisa melihat mereka. Hanya orang-orang yang diberi anugerah khusus untuk bisa melihat mereka.

Meski aku bukanlah orang yang bisa melihat mereka tapi aku percaya jika mereka itu ada dan hidup berbagi tempat dengan kita.

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Dont forget to click the vote button!

════════ ❁ཻུ۪۪ ═══════

Jika ada pertanyaan tuliskan saja di kolom komentar, terima kasih sudah mampir di cerita ini silahkan tunggu episode selanjutnya ^_^

And, see you.

Continue Reading

You'll Also Like

544K 41.1K 40
Lalita seorang werewolf tangguh yang di anugrahi serigala putih dalam legenda yang akan menyelamatkan dunia dari kehancuran. Beban berat yang ia paks...
6.9K 863 31
^Blurb^ [16+] Halenta. Adalah seorang cowok dingin yang sangat manis. Akan bersatu dengan air yang mengalir penuh rahasia kehangatan adalah. Celiness...
6.5K 717 23
▪Spin off 'TAKLUKKAN GAY ITU!'[PART RENDY]▪ Teruntuk pria tampan, berhati-hatilah dengan Rajea! Karena jika gadis itu sudah menyukaimu, maka gadis it...
63.3K 8.4K 35
(Cerita telah tamat, part masih lengkap) Hidup Antares berubah drastis semenjak ia bertemu dengan sosok hantu cantik bernama Aluna. Antares terjebak...