My D || Backstreet (END) ✅

By S_Cha10

659K 27.7K 594

you're mine, I'm your's ~ whatever, up to you.. ~ Diandra Stefalina More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 15(2)
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Info
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
CLARA IS CLARA
|| Keytrine ||

Bab 30 (End)

25.1K 558 10
By S_Cha10

"Lo waras?"

"gue nggak menerima penolakan. Sekarang gue pacar lo dan lo pacar gue."

"Gila."

"mulai dari sekarang You're mine, and i'm yours."

"Whatever. Up to you~"

Masih terus terngiang ngiang di benak Diandra awal mula ia menjadi kekasih dari sosok yang tengah berada di sampingnya ini. Jika waktu itu ia mengingat kenangan itu ketika dalam perasaan bersalah yang begitu dalam karena juga ikut menyembunyikan hubungan mereka dari orangtuanya, kini Diandra mengingat kenangan itu tepat bersama orangnya langsung.

Ia bersandar di pundak Deltan, seraya menatap lurus kedepan. Tangan nya tak henti Deltan mainkan, entahlah tapi dia sangat bahagia dengan moment ini.

Jarang bahkan sangat jarang mereka memiliki moment seperti ini, dengan siluet jingga di ufuk barat bukan kah itu sangat indah.

"Makasih sayang,"

"Hmm?"

"Makasih sudah menerima dan bertahan. Dan makasih udah mau aku paksa untuk menjadi kekasihku. " .

"..."

Deltan memutar kepalanya menatap Diandra yang tak menjawab ucapan nya, gadisnya itu tengah memejamkan matanya.

"Kamu tidur?" tanya nya

"Nggak." jawab Diandra yang masih menutup matanya

"Kenapa cuma diem hm?"

"Kamu udah bilang itu puluhan kali,"

Deltan mendengus, bisa bisanya Diandra merusak moment ungkapan kata kata manisnya. Rencana untuk membuat suasana yang romantis langsung buyar seketika.

"Kamu itu nggak bisa romantis, jadi berhenti berfikir terlalu keras De." ujar Diandra santai

"Bisa bisa nya kamu, Di."

Deltan mengacak rambut Diandra gemas, kekasihnya benar benar paling bisa merusak suasana yang sudah ia susun dengan rapi di kepala nya.

Hingga terjadi aksi gelitikan dan berakhir dengan aksi kejar kejaran hingga ke bibir pantai. Bisa terlihat gelak tawa yang keluar dari keduanya, Diandra yang meminta ampun dan Deltan yang tak berhenti mengerjai kekasih nya itu.

Bali, mereka masih disini. Setelah menghadiri acara Keyla dan Bagas Deltan memutuskan untuk menunda kepulangan mereka. Hingga ininhari terakhir mereka disini, menikmati indahnya sunset di pulau Bali.

***


"Kalian pacaran ya?" selidik Syila begitu berada tepat di hadapan Clara dan Bagas yang tengah berjalan di koridor.

Sepulang nya dari Bali beberapa hari yang lalu, kedua nya terlihat kian akur tidak seperti biasa nya yang selalu adu mulut tiap bertemu bahkan kekantin saja keduanya akan berdebat terlebih dulu.

Clara dan Bagas saling pandang, kemudian keduanya tertawa canggung.

"Masa kita dikira pacaran hahaha." ujar Clara dengan bahakan garing di akhir.

"Tahu nih hahaha. Btw dah makan?" sahut Bagas tak kalah garing nya.

"Belom. Kamu?"

"Belum juga sih. Makan yuk."

Wajah Clara terasa panas hingga senyum sendiri mendapat ajakan makan dari pacar baru.

"Yuk."

Syila melongo melihat interaksi kedua sahabatnya. Kamu?" heoll sejak kapan Clara memanggil Bagas dengan kata kamu?  Dan lagi, wajah Clara kenapa memerah gitu kayak orang blushing.

Bahkan matanya melotot ketika melihat kedua orang itu meninggalkan nya sendiri. Clara yang bergelayutan manja dengan Bagas dan sesekali Bagas melepas gelayutan Clara kemudian Bagas mendekap pundak Clara mesra.

"Diandra..!" panggil Syila begitu melihat Diandra yang baru datang bersama Deltan.

"Iya Syil ada apa?"

"Clara sama Bagas bener pacaran?". Todong nya langsung

"Kan gue udah kasih tahu lo."

"_kamu nggak bohong kan?"

"Sejak kapan gue bohong sama lo?"

"Iya nggak pernah sih." Syila menggarut tengguk nya yang tidak gatal.

"Ehh ayo.. Kak Del aku bawa Diandra ya, Ayo Di aku mau nanya banyak banyak sama kamu. "

Syila menarik tangan Diandra, meninggalkan Deltan yang terkekeh geli melihat tingkah Syila, sahabat gadisnya itu terlalu lucu dan polos.

Deltan melanjutkan langkahnya menuju kelas nya berada.

*

Tak banyak waktu yang tersisa hingga tak terasa Deltan sudah berada di penghujung bangku senior high school . tepat satu minggu lagi ia akan menerima hasil kelulusan.

Jadilah sekarang mereka berada di tempat yang telah mereka rencanakan jauh-jauh hari.

Deltan beserta kekasih dan para sahabat mereka tengah melakukan camping, di villa milik keluarga Deltan.

"_Deltan ganteng ya."

Diandra menoleh ketika mendengar seruan dari sahabat kekasihnya itu.
Diandra menatap lekat Sandra yang duduk di sampingnya, mengahadap danau buatan di depan nya.

Bisa ia rasakan pancaran rasa sakit dari tatapan kosong Sandra yang menatap lurus ke depan.

Ia menghela nafas. Apa Sandra akan adu nasib lagi? Toh Deltan kekasihnya, Sandra bisa apa? Selain cinta yang bertepuk sebelah tangan.

"Gue kenal dia sejak kita awal masuk SMP. Dia cuek, dingin bahkan tak tersentuh, tapi dengan sendiri nya mau berteman dengan gue. Dan lo tahu diantara cewek dan cowok yang menjalin persahabatan pasti ada rasa di antara mereka. Lagi, lo pasti tahu siapa yang punya rasa kan? "

Sandra tertawa miris, Diandra yang melihat hanya diam, ia paham apa maksud Sandra, bahkan ia mengalami hal itu. Beruntung Sandra tak berujung seperti Arkan yang membawa rasa cinta nya pergi selamanya.

Air matanya menetes. Lagi, kilasan kenangan bersama Arkan melintas di benak Diandra.

Sandra tersontak ketika mendengar isakan lirih dari gadis di sampingnya.

"Lo.. Lo nangis cuma karena cerita gue?"

Menatap Diandra tak percaya.

"Bukan cuma lo. Gue..gue juga pernah berada di situasi yang sama. Bedanya bukan gue yang jatuh cinta, tapi dia. "

Diandra menatap langit, seolah melihat Arkan tengah tersenyum menatapnya.

"_kalau gue tahu akibat dari penolakan yang gue kasih, gue yakin dia bakal masih disini di samping gue. Dan gue akan jadi cewek pengkhianat yang selingkuh dari Deltan."

"Dia sahabat gue satu-satu nya di sana. Gue nggak tahu apa gue memberinya harapan atau tidak, tapi dia berharap lebih dan punya rasa lebih ke gue, bahkan bukan sekali dua kali ia bilang cinta sama gue. Hati tak bisa di paksa kan? Oleh sebab itu gue selalu nolak. Hingga kali terakhir gue nolak dia, dia milih untuk mengakhiri hidupnya dan membawa cintanya pergi."

"Sosok yang selalu menghantui gue dengan perasaan bersalah. Gue harap lo jangan kayak gitu, gue tahu lo bakal nemuin sosok yang jauh lebih baik dari Deltan untuk hidup lo. "

Sandra bungkam, tak bisa berkomentar apa-apa atas apa yang Diandra ceritakan.

"Gue harap tatapan lo buat Deltan berubah. Jujur gue cemburu!"

Setelah mengucapkan itu Diandra pergi meninggalkan Sandra sendiri. Ia lega akhirnya ia bisa mengatakan itu kepada Sandra tampa takut perasaan gadis itu akan tersakiti.

"Kamu dari mana aja hmm?"
Deltan menarik Diandra kedalam dekapan nya, kemudian mengecup lembut dahi Diandra.

"dari danau. Jagung aku mana?"

"Udah tu sama Syila." Deltan mengajak Diandra berjalan ke arah teman-teman nya yang lain. Mereka tengah memanggang jagung, ada pula sosis, dan makanan lain nya.

"Aku mau ajak kamu ke suatu tempat, mau nggak?" ajak Deltan di sela-sela mengunyah jagung nya.

"kemana?"

"_ku yakin kamu pasti suka."

"Kalau kamu udah seyakin itu, ayo!"

Deltan mengambil dua buah jagung lagi. "Gue sama Diandra pergi dulu, kalian urus sisanya." ujar Deltan yang di ancungi jempol oleh yang lain.

Deltan beranjak seraya menggenggam tangan Diandra. Mereka terus berjalan menyusuri jalan setapak yang tidak jauh dari villa, sedikit mendaki.

"Masih jauh gak De? Kok mendaki gini sih. Kamu mau bawa aku kemana coba." Umpat Diandra,

"Bentar lagi kok. Sabar ya."

"Wahhhh...cantik nyaa.." ujar Diandra takjub begitu mereka sampai di puncak.

Ia berdiri di tanah kosong yang lumayan luas, dan sekelilingnya pohon berjejer rapi. Tapi bukan itu yang membuat Diandra takjub, diatas.

Kepalanya mendongak melihat keatas. Butiran butiran cahaya yang berkelap kelip itu, berasa seperti tepat di atas kepalanya. Jutaan bahkan milyaran bintang itu terbentang luas di atas langit.

Diandra tak henti hentinya berdecak
kagum. Ia menatap Deltan dengan mata yang berkaca-kaca. Lagi kekasihnya ini membuat hal yang begitu menyentuh.

"Terimakasih Terimakasih terimakasih banyak banyak."

Diandra menubruk tubuh Deltan dan sedikit terisak di sana. Deltan terkekeh geli, seperti yang ia harap kekasihnya menyukainya. Ia sudah was waas kalau Diandra tak akan suka mengingat sepanjang jalan kekasihnya itu terus mendumel kesal.

"Aku seneng kalau kamu suka. " jawan Deltan seraya mengusap rambut Diandra lembut.

"Masih nggak nyangka aku disini sekarang sama kamu."

Diandra menoleh menatap Deltan yang tepat berada di sampingnya. Keduanya tengah telentang menatap lurus kelangit.

"Sekarang aku paham hubungan tak akan berjalan dengan semestinya kalau hanya sebelah pihak yang berjuang. Makasih De sudah berjuang selama ini."

Deltan menggenggam erat telapak tangan Diandra.

"Perjalanan kita masih panjang. Kamu masih akan tetap sabar menunggu kan Di?"

Kini Deltan menatap penuh harap ke arah Diandra. Diandra tersenyum manis.

"_kamu masih meragukan kesabaran aku menunggu kamu menyudahi backstreet kita selama ini?"

"Tidak, aku tidak meragukan nya. Hanya saja aku takut kamu nyerah seperti sebelumnya. Jangan bohongi perasaan kamu lagi, okay?" 

Kini Deltan mendekap tubuh Diandra,

"Jangan pendam sendiri lagi, kalau kangen bilang kangen. Kalau sayang bilang sayang, jangan marah cuma buat bilang sayang dan jangan gengsi cuma buat bilang rindu. Aku nggak sepeka itu Di., "

Diandra tersenyum ia membalas dekapan Deltan. Ia bahagia bahkan bahagia ribuan kali lipat.

Masalahnya telah kelar, kini ia akan memulai semua dari awal, terutama sifat tertutup nya.
Hubungan nya dengan sang mama juga semakin kian baik, apalagi hubungan dengan sosok yang tengah mendekap nya ini.

Backstreet sedari awal banyak memberikan nya pelajaran. Ketidak jujuran dalam hubungan hanya akan menghancurkan komitmen yang telah di jalin.

Kini ia dan Deltan tak perlu lagi menyembunyikan hubungan mereka. Baik dari sahabat ataupun orang tua Diandra khususnya sang mama.

Seperti kata Deltan, walaupun mereka baik-baik saja tapi ketika orangtua tak merestui tetap saja hubungan itu tak ada gunanya.

Tak ada yang ia cari selain tetap menjalani hidupnya dengan semestinya.
Setelah ini mungkin akan terasa berbeda bagi Diandra, karena Deltan yang tak lagi satu sekolahan dengan nya.

Tak mau pusing, Diandra semakin mendekap erat tubuh Deltan. Ia ingin menikmati hari ini moment ini tampa di rusak oleh pikiran negatif nya.

"_love you My D (di)"

"love you more My D(de)"

Sekali lagi, jujur dan terbukalah terhadap komitmen dalam sebuah hubungan, apapun yang terjadi  karena komitmen terjalin karena dua bela pihak, bukan sepihak.








***end***





Cerita ini memang tak seberat cerita biasanya. Ringan mengalir begitu saja.

Silahkan torehkan unek-unek kalian selama membaca cerita ini sedari awal.

Terimakasih karena telah mengikuti ini cerita dari awal hingga akhir. Dan maaf jika masih terdapat banyak kesalahan, baik typo ataupun yang lain nya.

Dan maaf karena tidak ada epilog ataupun ekstra part. Karena memang sedari awal hanya sampai end.

See you di lapak  LEONA di sebelah guys...
Silahkan mampir dan tinggalkan jejak ya 😉

Continue Reading

You'll Also Like

830K 71.8K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
910K 41.6K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
944K 46.2K 61
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
5.3M 365K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...