Back To December

6.6K 563 18
                                    

Tirai dibuka dengan sengaja, menampilkan jalanan yang tertumpuk salju tebal, belum lagi salju yang berjatuhan dari langit menambah ketebalan hamparan salju.

Sangat dingin, tapi tak mengindahkan pria cantik yang hanya memakai kemeja kebesaran ditubuhnya. Meski tipis itu terasa hangat baginya. Karena inilah satu-satunya cara agar dirinya bisa menyalurkan rasa rindunya.

Meski berulang kali dirinya mencuci pakaian itu, rasanya bau tubuhnya masih tersisa disana. Bau maskulin yang khas, terasa begitu jantan. Taeyong begitu merindukan pemilik kemeja ini.

Menghela nafas pelan, dirinya memang selalu seperti ini. Apalagi ketika musim dingin datang, entahlah bukan hanya udara tapi hatinya juga terasa dingin. Dan dibulan Desember adalah puncaknya.

Mencoba untuk tak berlarut dengan pikiran, Taeyong memutuskan untuk mandi. Berendam dengan air hangat mungkin bisa menghilangkan pria itu dari pikirannya.

*****

"Berendam bersama memang yang terbaik." Taeyong menyandarkan punggung telanjangnya pada dada bidang pria dibelakangnya itu. Mereka sama-sama telanjang.

Pria itu mengecup kepalanya dengan lembut. "Tentu saja, apalagi denganmu. Terasa jauh lebih hangat, bahkan jika berendam dengan air es pun akan tetap hangat."

Taeyong berdecak, "Berlebihan sekali!"

"Aku tidak bercanda, Sayang." Pria itu tertawa melihat wajah merengut Taeyong.

Taeyong memukul lengan kekar yang melingkar diperutnya, "Berhentilah merayuku, Jung!"

"Apa salahnya merayu kekasih sendiri, hm?" Si pria menangkup wajah mungil itu dengan gemas dan memberikan kecupan-kecupan yang membuat si cantik terkikik.

.
.
.

Taeyong menghela nafas pelan, ingatan itu kembali terulang dipikirannya. Tak ada lagi sandaran hangat yang selalu bersedia menjadi tumpuan tubuh Taeyong. Tak ada lagi gombalan manis yang hanya ditujukan untuknya.

Semuanya mengabur dan menghilang, kenangan manis yang membuat hati Taeyong sakit. Begitu manis, hingga rasanya Taeyong akan menangis jika berendam lebih lama.

Dirinya beranjak dari bathup dan mengeringkan tubuhnya, memilih pakaian yang lebih tebal karena suhu yang semakin menurun. Kembali memakai sweater tebal kebesaran yang masih tertinggal diapartmentnnya.

Untung saja pria itu tidak kembali dan mengambil semua pakaiannya yang tertinggal disini, bagaimana lagi Taeyong menyalurkan kerinduannya jika dia mengambil semua kenangannya?

*****

Hanya segelas cokelat panas, sepotong roti sandwich yang Taeyong butuhkan pagi ini. Menolak untuk duduk sendirian di meja makan, rasanya begitu sepi. Jadi dirinya memilih duduk disofa depan TV.

Membuka siaran yang entah mengapa begitu membosankan, tapi setidaknya itu membuat suara diantara keheningan yang ada. Mengisi kekosongan yang hampa disana.

Matanya menatap bosan kearah siaran yang ditayangkan disana. Tak begitu memahami apa yang mereka katakan karena pikirannya terus melayang kearah pria itu.

.
.
.

"Suap makananmu, Sayang. Jangan hanya fokus pada TV." Pria itu memberikan sendok berisi makanan untuk menyuapkan kepada sang pujaan hati.

Taeyong menggeleng tak mau, "Aku sudah kenyang." rengeknya pelan sembari mengusap perutnya.

Pria itu terkekeh, dan mengembalikan sendoknya diatas piring yang isinya sudah hampir habis. "Kalau begitu sini biar kupeluk." melebarkan tangannya yang disambut dengan senang hati oleh Taeyong.

JAEYONG COLLECTION STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang