Her scary bestfriends

2.2K 443 79
                                    

Johnny, Yuta dan Bobby masih setia menunggui Rara dengan diliputi perasaan khawatir di depan gerbang kosannya.

Anak itu mematikan ponselnya. Mereka tahu ada yang tidak beres saat Rara tiba-tiba saja mengatakan ingin pulang duluan dengan ekspresi yang amat datar namun sarat akan kesedihan di matanya.

Mereka terlalu mengenal Rara, dan benar saja ketika mereka menyusul ke kosannya, pintu kamarnya masih terkunci sampai saat ini. Rara belum pulang dan mereka tidak tahu kemana anak itu pergi.

"Ah sialan! kemana perginya tuh anak, kebiasaan deh bikin sport jantung" geram Bobby dipenuhi kekhawatiran, menyandarkan tubuh besarnya di pintu gerbang.

"Gue udah ngerasa ada yang gak beres pas selama bimbingan dia gak bacot kayak biasanya" timpal Yuta, lelaki berambut gondrong itu masih setia menatapi plastik besar dihadapannya yang berisi empat bungkus nasi padang. Kekhawatiran dan kelaparan bercampur jadi satu, Yuta jadi lesu.

Johnny menggigit bibirnya gelisah, dia belum menyerah kembali menelpon Rara. Tapi nihil, hanya suara operator yang terdengar menjawabnya.

"Rosie udah bales belum?" tanya Johnny. Bobby menghela nafas panjang "Udah, katanya gak ada. Mereka gak jadi latihan dance, Rosie nanyain kenapa, gue bilang kita mau nongkrong Rara belum datang" Lanjutnya, mengacak surai hitamnya kelewat cemas.

Ketiga lelaki itu menghela nafas panjang bersamaan. Berjongkok bersisian di depan gerbang kosan Rara.

Rara akan seperti ini jika ada sesuatu yang menganggu hati dan pikirannya, dia akan berjalan tak tentu arah sampai hatinya mulai tenang dan pikirannya kembali jernih. Hanya saja kali ini, mereka tak tau apa yang menganggu pikiran Rara sampai membuat hatinya bersedih.

Mungkinkah orang itu? dia satu-satunya sumber kesedihan dalam hidup sahabat mereka.

Kekalutan ketiga lelaki itu teralihkan saat terdengar suara mobil yang berhenti tak jauh dari gerbang kosan Rara. Cahaya mobil tersebut membuat menyilaukan pandangan ketiganya yang tengah berjongkok ditanah.
Cahaya mobil yang terlalu terang membuat mereka sulit menebak siapa pengemudinya disana.

Namun, yang terlihat setelahnya membuat ketiga lelaki itu sukses tercengang dengan apa yang mereka saksikan hingga membuat ketiganya sontak berdiri kaget dengan mata membulat tak percaya.

Dari dalam mobil keluar Rara bersama lelaki yang amat sahabatnya benci dengan segenap jiwanya. Ini tak dapat dipercaya, bagaimana bisa kedua orang yang saling mengumpati penuh dengan kebencian itu bisa berduaan dalam satu mobil yang sama.

Ini mustahil, sulit untuk dipercaya!

"Rara!" Bobby berteriak kencang, membuat keduanya menoleh berbarengan ke sumber suara.

Jefrey seketika meneguk ludahnya gugup. Demi apa, dihadapannya Jefrey langsung ditatapi tajam oleh ketiga lelaki berwajah sangar yang seperti ingin mencabik-cabiknya.

Apalagi, pria berbadan tinggi layaknya tower itu yang tak henti melepaskan pandangannya barang sekejap pun. Disampingnya, pria berambut gondrong itu bahkan sudah bermain dengan jari tangannya yang dia kretekin, seringain muncul di wajahnya seolah mengirimkan sinyal ingin baku hantam.

Orang yang manggil Rara tadi pun mendekat kearahnya, mata sipitnya bagai mengeluarkan kobaran api kemarahan.

Wajah Jefrey memucat, keringat dingin mengucur perlahan dari keningnya. Seorang Jefrey Biantara Adinata sedang ketakutan saat ini! Dia mana tahu temen-temen Rara pada garang begini kaya maung. Waktu di kantin, Jefrey kira ketiga lelaki ini hanya orang-orang random yang tak sengaja menyaksikan pertikaian mereka. Nyatanya, ketiga lelaki menyeramkan ini temannya Rara. Oh tidak, Jefrey tidak boleh keliahatan gemetaran, dia harus berwibawa ingat berkelas!

Not Your Ideal TypesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang