28. Fajri Coffee

1.1K 120 4
                                    

"Al beliin kopi kapal api aja ya teh?"

Aku menoleh, mendengus kesal. "Kamu mau bunuh teteh?"

Habisnya kan Al tahu aku punya penyakit lambung, mana bisa minum kopi hitam begitu.

"Hehe, sekalian!"

Aku melotot, heh? Dia beneran mau bunuh aku ya?

"Bercanda teh!"

"A, teh! Cepetan, angkotnya udah dateng tuh!" Seru Syifa.

Aku mengangguk, menarik lengan Al dan menyusul Syifa dan Ken yang sudah menaiki angkot.

Kata Al, dia mendapat rekomendasi temannya, ada salah satu kedai coffe dijalan buah batu. Berhubung kami ada di alun alun, sekalian saja ke sana, hanya sekitar 10 menit dengan angkutan umum.

"Teteh ngapain?"

Aku menoleh, "Lagi edit foto, buat di upload di story!"

Al mengangguk pelan, "Teh, Al boleh nanya gak?"

"Nanya aja." Seru ku masih sibuk dengan ponsel.

"Waktu itu Al pernah liat story IG teteh, makan eskrim, tapi ada dua, sama siapa?" Tanyanya datar.

Aku menghentikan ketikan di jariku, langsung menoleh, aduh jawabnya gimana ya?

Dari dulu Al memang menjaga ku dengan ketat kalo soal laki laki begini, dia akan kesal jika aku dekat dengan laki laki tanpa memberitahunya. Dia memang lebih posesif dibanding ayah ibu!

"Sama temen teteh kok, kenapa emang Al?"

"Gak apa apa teh, Al nanya aja." Serunya.

"Hati hati ya teh, Al gak mau kejadian dulu terulang lagi." Sambungnya.

Aku menghela nafas, tentu saja aku tidak mau kejadian itu terulang lagi. Kejadian saat SMA, kejadian yang sangat aku benci.

"Teteh gak deket sama siapa siapa kok Al, tenang aja ya." Ujarku sembari tersenyum.

Dia menatapku, ikut tersenyum. Aku melanjutkan ketikan di fotoku, langsung mengirimnya ke story Instagram.

"Teh,"

Aku menoleh, menatap Al lagi.

"Cowo tadi.."

"Teteh suka?"

Aku mengernyit, Al kenapa tiba tiba begini sih? Lagian mana bisa aku suka sama seseorang yang baru pertama kali ku temui.

"Engga Al, tenang aja, kalo ada yang deketin teteh, kamu yang pertama kali tau!" Seruku.

Dia tersenyum, "Di Jakarta jangan jauh jauh dari kak Bella ya, teh!"

🌙🌙🌙

Aku menyerahkan beberapa lembar uang kepada supir angkot, dan langsung berjalan beberapa meter untuk sampai di kedai coffee yang ada disana.

Aku mengernyit, ini aku salah lihat gak sih? Fajri coffee? Fajri? Sepertinya aku memang pernah mendengar nama itu deh, dari siapa ya? Kapan?

"Teh? Kok bengong?" Seru Syifa

Aku tersentak, langsung menyusul mereka. Setelah mengikuti mereka masuk ke cafe, aku mematung.

Didepanku ada Rian, Fajar, dan Kevin sedang mengobrol dengan salah satu karyawan cafe ini.

Kok mereka disini sih? Ngapain?

"Eh? Ki? Lu disini?" Seru Kevin.

Aku tersenyum canggung, aduh, baru saja aku ingin mengajak Al pindah cafe, tapi ternyata Kevin sudah menyadari kehadiranku.

Moonlight | Rian ArdiantoWhere stories live. Discover now