LD 09

587 75 8
                                    

Malam ini Seohyun sudah berada di rumah, kebetulan sekali dirinya memang memilih untuk mengosongkan meeting malam ini untuk menikmati masa bersantai di rumah, meskipun dia tahu bahwa kemungkinan kedua orang tua serta Jihyun juga berada dirumah malam ini. Tapi biarkanlah, dirinya ingin sekali tak peduli akan keadaan rumah yang megah tapi berselimut kedinginan itu.

"Nona, Nyonya ingin bertemu dengan anda." Seohyun mendongak menatap salah seorang pelayan yang membungkuk hormat kepadanya itu.

"Di mana ibu?" tanya Seohyun santai.

"Beliau menunggu di taman belakang."

Mengangguk mengerti, Seohyun dengan santai melangkah menuju ke taman belakang di mana terdapat kolam renang yang sudah diterangi oleh lampu-lampu taman dan di sana duduk seorang Seo Yerim, di tangannya ada secangkir teh hangat yang masih mengepulkan asap dan aroma lembut yang menenangkan.

"Ibu memanggilku?" tanya Seohyun dengan wajah bingung.

"Duduklah Seohyun, ada yang ingin ibu tanyakan." ujar Yerim lembut, Seohyun segera  mendudukkan dirinya di depan Yerim yang meletakkan cangkir itu pada meja.

"Ibu melihat jadwalmu untuk esok hari dan kau akan bertemu Kwon Yuri, bukankah dia istri dari Kim Yesung? Apakah ada sesuatu?" tanya Yerim tenang.

"Ah itu, aku dengar Kwon Yuri designer yang cukup terkenal. Dan aku ingin dia membuatkan diriku beberapa baju, apakah ada sesuatu yang aneh?" tanya Seohyun dengan raut dibuat sebingung mungkin.

"Ah tidak, apakah Yesung akan datang? Maksud ibu, jika nenek mendengar bahwa lelaki itu akan datang mungkin dia sedikit sensitif, kau tahu bukan dulu nenek sempat menawarkan posisi yang baik untuk Yesung tetapi ditolak oleh lelaki itu." jelas Yerim mencari alasan, Seohyun mengangguk kecil yang sejujurnya dia cukup bingung kenapa mereka terlihat penasaran dengan kehadiran Yesung?

"Tidak ibu, tenang saja aku hanya ingin membuat baju. Apakah ada yang kalian sembunyikan?" tanya Seohyun dengan raut menantang, Yerim menahan geram.

"Bukan begitu maksud ibu, hanya saja kau harus berhati-hati untuk membuat keputusan. Bagaimana jika nanti nenekmu-"

"Ibu, aku hanya akan membuat sebuah baju. Apa yang harus dikhawatirkan? Dan kenapa juga nenek harus sesensitif begitu akan sosok Yesung?" ujar Seohyun jengah, dia mulai yakin bahwa ada sesuatu antara Yesung dan keluarganya itu.

"Baiklah, jika hanya itu. Kau boleh pergi." Seohyun benar-benar kesal sekarang, sebenarnya apa lagi yang disembunyika. Keluarganya?

Sungguh, dia harus mencari tahu sesegera mungkin.

****

Jihyo menatap putra semata wayangnya itu dengan tenang, sebelah tangannya mengangkat cangkir berisi teh beraroma vanila. Dirinya tengah menikmati masa-masa seperti ini meskipun sebenarnya di hidupnya tak pernah sekalipun dia merasa ketenangan. Ada saja hal-hal yang membuatnya pusing, salah satu contoh kecilnya adalah tingkah cucu perempuannya itu.

Seohyun, sosok yang dulu begitu dirinya sayang dan juga banggakan karena tahu bahwa Seohyun lah yang akan mewarisi perusahaan. Tetapi ternyata rasa sayangnya dibalas dengan sikap membangkang gadis kecil itu, Jihyo bahkan harus memutar otak untuk selalu membuat keadaan baik-baik saja diantara kedua cucunya itu. Tetapi Seohyun tetaplah Seohyun, gadis yang penuh dengan keingintahuan yang besar yang mampu membuat rencananya hampir berantakan.

"Aku dengar, Seohyun akan bertemu Kwon Yuri, apa kau tahu?" tanya Jihyo tenang.

"Ya, Yerim sudah menghubungiku tadi. Dari informasinya, Seohyun menemui Yuri karena hanya ingin membuat beberapa baju." jawab Baeknam tenang.

Kali ini Jihyo tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya heran, putranya yang sudah dia didik dengan baik percaya dengan alasan itu?

"Kau tidak mungkin percaya bukan jika Seohyun bertemu Yuri hanya untuk semua? Baeknam-ah, putrimu itu pintar. Jangan pernah meremehkannya." saran Jihyo menatap datar putranya itu.

"Bahkan hal sekecil itu saja kau tidak paham? Sungguh, aku menyesal dulu tidak memilih Jong-"

"Tidak, aku sudah meminta salah seorang untuk mengintai pertemuan mereka ibu. Ibu tidak perlu khawatir akan Seohyun, dia tidak mungkin melakukan hal yang melewati batas kita. Dan jangan pernah membawa masa lalu kembali." potong Baeknam dingin, Jihyo hanya mengangkat bahu santai. Merasa apa yang dia ucapkan bukanlah sesuatu yang penting yang mampu mengusik ketenangan Baeknam.

"Kalau begitu, didik dia lebih baik. Sebentar lagi dia akan benar-benar diangkat menjadi pemilik utama Zeopart Group. Kau juga tahu artinya itu semua bukan?"

Baeknam mengangguk patuh, setelahnya dia meminta ijin untuk undur diri. Jihyo yang sendirian segera memanggil salah satu mata-matanya yang memang sejak tadi bersembunyi untuk keluar.

"Awasi Seohyun dan minta seseorang untuk mengawasi Jihyun, seharusnya mereka tidak coba-coba bermain dengan nenek mereka itu." ujar Jihyo yang diangguki oleh sosok lelaki tersebut sebelum memilih beranjak menuju kamarnya.

TBC

Love Disease [Complete] ✅Where stories live. Discover now