LD 12

530 76 11
                                    

Kosong, itulah yang Seohyun dan Kyuhyun dapatkan setelah dapat memasuki sebuah aula terkunci yang Seohyun kira akan menyimpan sesuatu terkait rahasia kelam keluarganya itu, tetapi apa yang dia dapatkan? Hanya ruangan kosong biasa bahkan terkesan tidak cukup terawat. 

Kyuhyun sendiri hanya mampu menghembuskan napas panjang, dia benar-benar buta akan apa yang sebenarnya Seohyun ingin lakukan disini? 

"Ayo kembali." ajak Kyuhyun lembut, Seohyun yang sejak tadi mendapati ruangan kosong itu hanya menunjukkan raut kecewa. 

"Kenapa disini tidak terdapat apapun?" tanya Seohyun sedikit kesal. 

"Memang kau berharap mendapatkan apa?"

Atas pertanyaan itu, Seohyun memikirkan jawabannya seperti melihat altar persembahan atau yang lain seperti itu? Tapi, disini tidak terdapat apapun yang berhubungan dengan altar dan lain sebagainya. Cukup aneh bukan? Kalau bukan disini, lalu dimana lagi? 

Saat Seohyun mengangguk mengiyakan ajakan Kyuhyun, ponsel pintar miliknya bergetar pelan. Seohyun segera mengangkat panggilan itu dari asistennya. 

"Halo?"

"Nona, berita gawat! Nona Jihyun, dia akan di usir oleh nyonya besar!"

"Apa?! Bagaimana mungkin? Kau sedang bercanda?!"

"Tidak nona, nona Jihyun benar-benar akan diusir. Saya tidak tahu apa yang terjadi, tadi nona Jihyun hanya berbicara dengan keluarga besar nona dan seketika nyonya Jihyo marah besar dan ingin agar nona Jihyun keluar dari rumah saat ini juga."

"Baiklah, kau awasi terus Jihyun. Aku akan segera kembali ke Seoul." ujar Seohyun mencoba untuk tenang.

"Ada apa?" tanya Kyuhyun yang melihat wajah pucat Seohyun seketika. 

"Kita harus kembali ke Seoul. Sekarang juga, Jihyun dia membutuhkan bantuan kita."

"Terjadi sesuatu?"

"Aku akan memberitahu di perjalanan." Kyuhyun mengangguk singkat dan segera meminta seseorang untuk mempersiapkan penerbangan darurat malam ini juga. 

Keduanya tidak ingin membuang banyak waktu, keduanya dengan segera berkemas secepat mungkin agar bisa kembali ke Seoul secepatnya. 

****

Selama kurun waktu perjalanan, Seohyun tak dapat menyembunyikan kegelisahannya itu. Pikiran-pikiran negatif seakan selalu membayangi benaknya akan apa yang terjadi dengan Jihyun, bahkan di pikiran terburuknya dulu, jika terjadi sesuatu maka itu akan menimpa dirinya bukan saudara kembarnya itu. 

Di satu sisi, Kyuhyun mencoba untuk tenang dan menghubungi beberapa orang untuk memantau Jihyun serta keluarga besar Seo. Saat ini, memang prioritas pertama mereka adalah Jihyun. 

Begitu mobil yang menjemput mereka tiba di bandara terdekat, Seohyun segera memerintahkan untuk menuju ke kediaman keluarga Seo. Bahkan mobil sang nenek pun juga sudah terparkir dengan begitu rapi. 

"Jihyun!!"

Seohyun memeluk erat sosok Jihyun yang berdiri di tengah-tengah ruangan dengan dikelilingi oleh kedua orang tuanya serta sang nenek, dimana ketiganya seolah membentengi diri untuk tak mendekat. 

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Seohyun dengan suara bergetar, entah kenapa dia cukup takut dengan keadaan ini. 

"Seharusnya kau tanya saudaramu itu, beri tahu dia dan juga dirimu sendiri, jangan pernah mengusik tradisi keluarga kita" ujar Jihyo, sang nenek tegas. 

"Maksud nenek, tradisi mengorbankan nyawa lain?' tanya Seohyun dingin, seketika ruangan itu membeku, begitupun dengan Kyuhyun yang berdiri kaku mendengar penuturan tersebut. 

"Ck, kalian tidak mengerti apapun. Kami melakukan itu untuk masa depan kalian! Seharusnya kalian berterima kasih pada kami!" balas Jihyo menahan amarah. 

Seohyun seketika bisa menyimpulkan, jika Jihyun telah mengetahui apa yang telah terjadi dengan keluarga mereka. 

"Tetapi, apakah harus sejauh itu? Berapa banyak nyawa lagi yang harus dikorbankan?" ujar Jihyun dengan ekspresi keras. 

"Tahu apa kau tentang itu? Jihyun-ah, sepertinya kau benar-benar butuh istirahat. Lebih baik segarkan pikiran buruk itu dari benakmu segera." kali ini sosok Yerim, sang ibu yang bersuara. Bagaimanapun juga, cukup Seohyun yang membangkang, jangan juga Jihyun dan membuatnya harus kehilangan dua putri sekaligus. 

"Kalian melupakan satu hal, aku dan Seohyun adalah anak kembar. Seohyun dapat melihat masa depan, tetapi yang tidak pernah kalian ketahui adalah, aku mampu melihat masa lampau." ujar Jihyun perlahan yang kali ini membungkam kedua orang tuanya serta sang nenek, bahkan Jihyo sampai mundur beberapa langkah karena merasa begitu terkejut akan apa yang Jihyun lontarkan. 

"A-Apa maksud perkataanmu itu."

Kali ini Jihyun berjalan sedikit mendekati keluarganya, untuk sesaat Jihyun menatap Seohyun yang juga menatapnya dengan wajah terkejut. Jihyun tersenyum simpul dan kembali menatap tajam ketiga orang dewasa di hadapannya. 

"Aku bukan Seohyun, aku bukan sosok yang bisa melihat masa depan Seo Group agar terus berdiri kokoh. Aku memang tidak ditakdirkan untuk itu tetapi aku memiliki hal lain yang seharusnya kalian khawatirkan. Seohyun harus memiliki banyak bukti untuk menghentikan apapun yang kalian lakukan sebagai kaum elit yang masuk dalam jajaran kelompok penguasa. Tetapi aku tak butuh bukti, aku cukup mencari orang-orang terdekat dari yang telah kalian korbankan. Karena aku bisa melihat semua yang kalian lakukan, bahkan termasuk Yesung." 

Kali ini, Jihyo terkejut luar biasa. Tubuhnya bergetar luruh ke lantai dan segera dipegang oleh kedua orang tuanya.

"K-Kau!"

"Aku mendukung Seohyun untuk menghentikan apapun yang kalian sebut sebagai aset masa depan kami itu, kalian ingin aku pergi? Aku tidak akan keberatan, karena apapun yang kalian sembunyikan. Aku tahu dan aku memiliki kunci rahasia itu."

Jihyun segera beranjak pergi, Seohyun yang masih terkejut segara menyusul Jihyun yang diikuti oleh Kyuhyun. 

"Tunggu, kau akan kemana?" tanya Seohyun bergetar, Jihyun meraih Seohyun dalam pelukannya. 

"Kau sudah berjuang selama ini, kali ini biarkan aku yang berjuang. Kalian harus tetap disini, kalau bisa bujuk mereka untuk mengakhiri kontrak itu. Lakukan apapun agar mereka mau menghentikannya, jika tidak aku yang akan bertindak. Aku tahu kau pasti bingung, tetapi untuk saat ini lakukan apa yang ku pinta. Demi keluarga kita." ujar Jihyun panjang lebar, Seohyun hanya mengangguk. Dinding yang dia bangun untuk menjadi sosok kuat luruh seketika, memeluk erat Jihyun yang juga membalas pelukan mereka sama eratnya. 

"Kita akan melakukan yang terbaik."

Sekali lagi, Seohyun hanya mampu mengangguk. 

"Jaga dia, untuk saat ini dan seterusnya. Seharusnya kalian tidak perlu berpisah, kalian pantas untuk bersama." ujar Jihyun kali ini ke arah Kyuhyun. 

Setelahnya, Jihyun beranjak pergi meninggalkan kedua orang itu yang dilingkupi kebingungan. Tetapi mereka percaya pada rencana Jihyun, badai ini pasti akan berlalu. 

TBC

Love Disease [Complete] ✅Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin