LD 05

694 99 14
                                    

Plak

Seohyun merasakan pipinya seketika panas setelah mendapat tamparan keras dari sang ibu,  Seo Yerim. Seohyun baru saja melangkahkan kaki memasuki rumah besarnya itu, tapi siapa sangka ternyata Yerim sudah menunggunya bahkan tak segan untuk mengusir Kyuhyun yang menemani Seohyun.

"Apa kau sudah gila? Kau membatalkan pertemuan kontrak berharga miliyaran hanya untuk lelaki yang bahkan sudah kau campakkan?!" ucapan bernada keras itu hanya mampu membungkam Seohyun.

"Apa itu caramu berterima kasih? Membuat masalah untuk kami setelah apa yang kami lakukan?" tanya Yerim tajam.

"Seo Joohyun, kami membesarkanmu bukan untuk lelucon macam ini-"

"Tentu saja, kalian membesarkanku hanya untuk menjadi penggantinya." sela Seohyun tenang, wanita itu perlahan meraba pipinya yang merah akibat tamparan Yerim.

"Pengganti katamu? Bukankah kau yang terpilih? Dirimu sendiri yang membuat Jihyun terbuang. Kau lupa putriku?" Seohyun terdiam dengan wajah dingin miliknya. Tak ingin mendengarkan lebih jauh ucapan sang ibu, dirinya memilih beranjak menuju ke kamar miliknya dan menguncinya dari dalam.

"Ya! Ibu belum selesai bicara! Baik jika kau tak ingin begitu, yang pasti pertemuan dengan Royal Group ibu jadwal ulang dan kau harus datang! Itu proyek penting, jangan kekanakan Seo Joohyun-"

Perlahan, suara sang ibu terdengar semakin kecil. Seohyun menyandarkan punggungnya pada pintu dan seketika merosot jatuh, dirinya merasa begitu lelah dengan semua beban yang menghimpitnya itu.

Tanpa dirinya ketahui, Kyuhyun masih berdiri di depan mobilnya. Menatap jendela kamar Seohyun dengan perasaan khawatir dan saat melihat sosok Yerim keluar, Kyuhyun segera membungkuk hormat. Awalnya Yerim tak ingin menyapa,  tetapi seketika dia berbalik badan dan menatap Kyuhyun dengan wajah dingin.

"Aku tahu kalian saling mencintai, tetapi saat ini kau sudah menjadi milik Jihyun.  Jangan membuat pertikaian di antara hubungan baik itu, sadari posisimu saat ini.  Bagaimana pun juga keduanya adalah putriku." Kyuhyun memilih untuk tetap diam dan membungkuk kembali saat Yerim memilih pergi.

*****


"Apa kau masih mengingat perjanjian dua puluh tahun silam? Kau akan memberikan putramu untuk kami. Jangan lupakan semua yang sudah kami berikan untukmu."

Kihoon yang berlutut di tengah meja melingkar itu seketika menggigil takut. Jika saja dulu dirinya tahu bahwa sang putra akan dikorbankan, dirinya tidak akan pernah mau menyetujui perjanjian berkedok pertolongan itu pada keluarganya.

"Ta-tapi Nyonya, bukankah dia terlalu muda-"

"Kau sangat tahu, bahwa kami membutuhkan darah lelaki muda." potong Yerim tenang, Kihoon mengatupkan bibirnya takut dan juga sedih.

Perlahan, Yerim berjalan mendekat dan seketika meletakkan pistol tepat di depan Kihoon yang seketika berwajah pucat pasi. Dirinya sangat tahu, apa arti pistol itu.

"Jika kau tidak ingin menyerahkan Hyunwoo, maka bawakan kami lelaki muda yang lain. Kami akan menunggu sebelum bulan purnama muncul."

Setelahnya, orang-orang dalam ruangan itu berhamburan keluar meninggalkan Kihoon yang meratap nasib. Dirinya tidak mungkin menyerahkan Hyunwoo, tetapi dirinya juga tidak mungkin membunuh orang lain.

Tanpa mereka semua sadari, Seohyun mendengarkan rapat penting itu di dalam sebuah lemari kosong. Wanita itu tadi berniat mencari mengambil berkasnya yang tertinggal. Tapi siapa sangka, bahwa dirinya harus mendengar rapat yang berisikan hal mengerikan yang selama ini ditutup rapat oleh delapan keluarga Zeopart.

*****

Sejak itu, Seohyun mulai memahami kenapa setiap tahun sekali para tetua dari delapan keluarga Zeopart akan memiliki jadwal untuk camping bersama, ternyata hal itu adalah saat di mana mereka melakukan sebuah ritual yang bahkan tidak pernah Seohyun bayangkan.

Dan saat tahu, bahwa seharusnya Hyunwoo akan dikorbankan, tentu Seohyun tidak akan tinggal diam. Bagaimana pun juga keluarga Hyunwoo sudah berdedikasi pada Zeopart, seharusnya mereka tidak melakukan hal itu. Tidak, lebih tepatnya seharusnya mereka tidak pernah melakukan hal itu.

Maka dari itu, mulai hari ini Seohyun akan melindungi orang-orang yang dirinya sayangi dengan caranya, terlebih Seohyun sudah resmi diangkat menjadi Presdir utama Zeopart Group. Ini tidak akan sulit, dia perlahan akan mengacaukan segala rencana kejam para tetua dan menghancurkan kutukan itu, meskipun dirinya tak tahu apa yang harus dia lakukan.

"Putri? Nyonya besar menunggu anda diruang keluarga." Seohyun tersadar dari lamunannya dan melihat salah seorang pelayan yang membungkuk hormat.

Tanpa banyak kata, Seohyun segera keluar dari kamar miliknya dan menuju ruang keluarga dimana terlihat cukup ramai.

"Ada apa?"

"Kihoon ditemukan meninggal di apartment miliknya beberapa jam lalu, kita akan menyiapkan pemakaman yang layak untuknya." ujar Baeknam yang seketika membuat Seohyun terpaku.

"Dia meninggal? Dia sakit?" tanya Seohyun dengan takut, jangan katakan ini semua rencana para tetua itu karena hingga kini Kihoon tak melakukan perintah mereka.

"Tidak, dia ditemukan menggantung dirinya sendiri. Dan sepertinya Hyunwoo akan-"

"Jadikan dia tangan kananku."

Seketika tiga pasang mata milik keluarganya menatapnya dengan raut bingung serta penasaran.

"Aku-aku melihat masa depannya, dia akan menjadi sosok penting untuk Zeopart." ucap Seohyun tanpa berani menatap anggota keluarganya itu.

"Kau yakin akan itu Seohyun?" tanya Yerim memastikan, Seohyun mengangguk cepat. Dia harus berani berbohong demi menyelamatkan Hyunwoo.

"Baiklah, aku bisa mengatur itu. Sekarang kalian berdua gantilah baju, kita akan berangkat menuju apartment Kihoon."

Seohyun dan Jihyun mengangguk mengerti dan beranjak pergi. Sayangnya, sebelum Seohyun membuka pintu kamarnya, tangan Jihyun segera menahan lengannya itu.

"Kau yakin dengan apa yang kau lihat? Seohyun, bagaimana dengan Kyuhyun? Dia baru saja kau tolak dan sekarang kau membuat Hyunwoo menjadi tangan kananmu, apa Kyuhyun tidak akan marah?" tanya Jihyun khawatir.

"Aku sudah menolaknya, seharusnya dia sudah tahu arti penolakan itu. Aku harus segera berganti baju." Seohyun meninggalkan Jihyun yang hanya mampu menghembuskan napas panjang, dia cukup tahu jika keputusan Seohyun bukanlah murni dari keinginan hatinya.

"Apa kau tahu yang disembunyikan keluarga kita hingga kau bersikap seperti ini?" bisik Jihyun lirih.

TBC

Love Disease [Complete] ✅Where stories live. Discover now