21•Sorry Not Sorry [End]

8K 803 211
                                    

Tok . . Tok . . Tok

"Permisi, dengan kediaman keluarga Son?" Lelaki dari dalam rumah membuka pintu masuk dan mempersilakan tamu keluarganya untuk masuk dan duduk di ruang tamu

"Selamat malam" Ayah kamu menjabat tangan Mr. Donghae dan Mrs. Sunny, memanggil istrinya untuk ikut menyalami juga dan meminta istrinya untuk menyiapkan minuman dan camilan

"Ekhem, jadi seperti yg bapak tau kedatangan keluarga kami kesini untuk melamar anak perempuan bapak. Tapi untuk lebih memperjelas niat, biar anak saya yg berbicara" Ayah kamu terkekeh. Sedikit aneh saat kedua keluarga yg sama-sama bersifat barbar ini tiba-tiba harus menjadi formal

"Ah, sebentar. Agar lebih nyambung percakapannya, biar saya minta anak saya kesini. Biar nak Jeno bisa lebih fokus dengan kalimat lamarannya nanti" Ayah kamu mengisyaratkan Dongpyo untuk membawa kamu keluar dari kamar

Dongpyo berlari ke kamar kamu dan masuk begitu saja. Dongpyo tersenyum senang saat melihat kamu tengah berjalan mondar-mandir

"Kakak! Ayo keluar. Udah ada mas ipar di luar" Dongpyo menarik lengan kamu dan memaksa kamu duduk di samping Jeno

Suasananya sangat canggung bagi kamu. Tapi tidak dengan Jeno. Tiga kurva manis menghiasi wajah teduhnya, juga dengan tahi lalat kecil di bawah matanya yg terlihat lebih jelas dari dekat, bahkan tatanan rambutnya lebih klimis dari biasanya

Satu kata.

Suamiku . . .-(Y/n)

"(Y/n)!"

"IYA, AYAH!" Semua orang dalam ruangan tersebut tertawa. Sangat lucu menyaksikan pihak yg dilamar lebih gugup daripada pihak yg melamar

"Anak mama ganteng banget, ya. Sampe kamu susah fokus begitu" Mrs. Sunny tertawa di samping suaminya

"Iya nih, ma. Makanya bilangin ke anak mama itu, jangan ganteng-ganteng" Canda kamu kepada Mrs. Sunny yg membuat Jeno terkekeh canggung. Pipinya memerah dan tenggorokannya tercekat. Perasaan seperti benar-benar dicintai. Jeno suka sensasi ini

"Ayo dilanjut aja, nak Jeno" Saran ayah kamu yg sepertinya sedikit tidak sabaran

"Jadi pak, ekhmm . . ." Suara Jeno masih tersangkut di tenggorokan. Nyalinya yg tadi berkobar kuat kini malah menguap karena duduk bersampingan dengan kamu

"Seperti bulan yg menjemput Putri Kaguya atau seperti nelayan yg tak bosan menangis bersama nyanyian putri duyung. Saya juga punya kisah dimana saya ingin meminta anak bapak untuk saya pinang dan saya tunjang kebahagiaannya sampai ke alam selanjutnya. Bolehkah saya wujudkan kisah itu, pak?" Jeno menautkan kedua tangannya yg basah karena berkeringat dingin lalu menatap ayah kamu dengan serius

"Apa yg bisa kamu lakukan saat saya izinkan anak saya bersama kamu?" Ayah kamu menepuk bahu Jeno beberapa kali lalu tersenyum saat netranya bertemu dengan iris gelap Jeno

"Akan saya cintai, akan saya jaga, dan akan saya buat dia nyaman berumah tangga dengan saya" Ayah kamu tertawa walau kelopak matanya menahan air mata untuk tidak terjun

"Saya terima lamaran kamu sebagai menantu. Tapi kamu yakin anak saya mau? Coba tanyakan" Dagunya dengan lemah menunjuk anak perempuan satu-satunya

"(Y/n)?" Jeno menarik tangan kamu. Ia genggam dengan kedua tangannya. Kedua tangan yg tadinya sangat dingin itu kini mulai menghangat persis seperti hati mereka

"Maukah kamu menjadi tempat ku untuk pulang? Menjadi satu-satunya wanita yg mencintai ku saat dunia melakukan sebaliknya, menjadi alasan ku untuk terus melakukan yg terbaik, menjadi mimpi indah yg jadi kenyataan untuk ku. Menjadi peri kecil yg menyembuhkan setiap luka ku. Maukah kamu merajut asa dengan ku lewat ikatan pernikahan?" Kedua pasang orang tua di sana tersenyum bahagia, menyaksikan anak mereka yg terlihat sangat dimabuk cinta. Semoga Yg Maha Kuasa terus melapangkan jalan hidup mereka

01 • Kiss [Jeno X You]✔Where stories live. Discover now