"Kertas gunting batu!"

Sean mengeluarkan batu

Thalassa mengeluarkan Kertas.

Otomatis Thalassa penenang nya, Thalassa tersenyum puas begitu juga anggota timnya.

"YUHU!! KITA MENANG!!" pekik Thalassa sambil berpelukan dengan ke empat anak kecil yang menjadi timnya.

"Kita harus menang ya! Kalau kita menang nanti kakak traktir kalian es krim!" Ucap Thalassa.

"SIAP!"

Thalassa tersenyum puas.

Dan mereka pun bermain sepak bola dengan asal-asalan, terserah mereka lah yang penting bahagia. Thalassa bahkan tidak bisa berhenti tersenyum ketika bermain sepak bola bersama anak kecil. Memang terlihat aneh, tapi percayalah Thalassa bahagia, Thalassa seperti kembali ke masa kecil dan menikmati indahnya masa-masa bermain.

Thalassa kecil tak pernah bermain ke luar rumah, ia hanya bermain di taman belakang rumahnya. Memang luas bahkan sangat luas, tapi tidak ada gunanya luas jika tidak ada teman untuk di ajak bermain. Thalassa kecil hanya bermain dengan boneka dan mainan lainya, Thalassa tidak pernah di biarkan keluar rumah dan bermain bebas. kalaupun ia harus keluar rumah, harus ada bodyguard dan Thalassa benci itu.

Tapi sekarang, detik ini juga Thalassa merasa bahagia. Tertawa di tengah-tengah mereka membuat hati Thalassa menghangat, tak peduli dengan baju mereka yang kotor karna jatuh berkali-kali, mereka tetap tertawa dan berusaha merebut bola untuk mencetak gol.

"Kak tendang yang kenceng!" Pekik salah satu tim Thalassa.

Thalassa mengangguk lalu kakinya menendang bola dengan kencang ke arah gawang.

Dan.

"GOLL!!! YEEEEE YUHUUU!!!"

Thalassa loncat-loncat ketika ia berhasil mencetak gol, tim nya juga tak kalan bahagianya dan memeluk Thalassa.

"Kakak hebat!" Puji salah satu anak kecil itu.

Thalassa semakin melebarkan senyumannya, Lalu matanya menatap Sean dengan tatapan mengejek.

"Cemen ah! Masa sama cewek kalah" ejek Thalassa pada Sean.

Sean mendengus kesal. "Gue tuh bukan kalah, cuma ngalah aja"

Thalassa memutar bola matanya malas. "Halah alasan!" Cibirnya.

"Kak ayo beli es krim!"

Thalassa mengangguk dan mengajak ke tujuh anak kecil itu untuk membeli es krim.

"KAJJA KITA BELI ES KRIM!"

•°•°•°•

"Performance lo keren banget, gak nyangka gue kalo ketua OSIS kita ternyata bisa nyanyi"

Arkan hanya tersenyum menanggapi pujian dari teman-temannya. Jujur Arkan sebenarnya salah tingkah karna sedari tadi teman-temannya terus memuji suaranya tanpa henti. Tapi Arkan bisa apa selain membalas mereka dengan senyuman?

"Sie Acara! Tolong cariin mic lagi dong!"

"Eh Arkan, gue cari mic dulu ya" ucapnya sambil menepuk pundak Arkan.

Arkan mengangguk dan membiarkan laki-laki itu pergi menjalankan tugasnya.

Kini Arkan tengah berada di back stage, melihat anggotanya bekerja dan memastikan kalau anggotanya bekerja sesuai job nya. Sejauh ini mereka melakukan tugasnya dengan sangat baik, anggotanya sangat cepat tanggap sehingga tidak ada masalah yang besar. Arkan memilih duduk sambil merekatkan badannya sejenak.

Still UnfairWhere stories live. Discover now