2 || Trauma

39 6 0
                                    

Teman akan pergi dikala bahagia, dan kembali lagi jika sengsara




Trauma

*****

Senyum diwajah Ica seketika terbit saat melihat wajah Rava Alden Steven, sahabat Ica.

Ica dengan Rava sudah bersahabat sejak mereka berada dibangku SMP. Saat itu Ica tidak mempunyai teman satupun, dan Rava mengajak Ica untuk menjadi temannya.

"Pagi Rara" sapa Rava.

"Pagi juga Alden"

Ya, Rava memanggil Ica dengan nama tengahnya Aurora dan diganti menjadi Rara. Sedangkan Ica memanggil Rava dengan nama Alden.

Banyak yang mengira jika Rava dan Ica memiliki hubungan lebih dari sepasang sahabat, tapi nyatanya mereka jika ditanya hanya menjawab 'cuma sahabat'.

Banyak tatapan iri yang Ica dapat dari siswi lainnya. Bagaimana tidak iri, Ica selalu mendapat perhatian lebih dari Rava sang most wanted SMA Bayangkara.

Ica hanya mau berteman dengan Rava dan kedua sahabat Rava. Rava selalu meminta Ica untuk berteman dengan siapa saja, tidak hanya harus berteman dengan dirinya tetapi Ica selalu takut Untuk bergaul dengan mereka. Apa yang membuat Ica takut memiliki banyak teman?

"Woii Rava, Ica" keduanya menoleh saat ada yang memanggilnya.

Ternyata, dua curut yang memanggil mereka. Ya, mereka sahabat Rava sekaligus teman Ica. Bobby Dio Renova dan Angkasa Tulus Galvinando.

"Apa"

"Tungguin elah, ga setia kawan banget lo berdua" tutur Bobby.

"Eh babi, yang ga setia kawan mah lo tau ga, kemaren disuruh temenin gua ke mini market eh gua ditinggal" sahut Angkasa.

"Woi nama gua Bobby bukan babi" sewot Bobby

"Sama aja, lagi pula Lo pantes dipanggil babi daripada Bobby"

"Sialan,sini lo Angkasa Fuckboy Galvinando" Ica terkekeh melihat Bobby dan Angkasa yang sedang berkejar kejaran di koridor.

"Nama gua Angkasa Tulus Galvinando bukan Fuckboy babi"

"Namanya tulus tapi jiwanya Fuckboy"

"Ga usah buka kartu Lo babi"

"Angkasa, Bobby!"

Shittt.

Mereka berhenti berlari dan menengok kebelakang. Ah, ternyata pak Broto yang memanggil, sang guru BK yang terkenal killer.

"Mati" batin Bobby.

"Pagi pagi sudah main kucing kucingan, kalian mau nanti kelas kalian jadi bau batang gara gara keringat kalian?" Suara pak Broto terdengar santai namun horor.

"Keringat kita ga bau batang pak tap-" belum selesai Bobby menjawab tapi langsung dipotong oleh pak Broto.

"Tapi bau sampah bosok"

Astaghfirullah guru yang satu ini memang suka sekali memotong pembicaraan muridnya.

Ica dan Rava hanya bisa menyaksikan drama didepannya ini. Ingin sekali mereka bengek tapi mereka tahan, daripada nanti kena marah guru tua yang satu ini.

"Bapak ini ga mau dengerin omongan saya dulu, maen potong aja. Jangan potong omongan Bobby pak, tapi potong aja tuh alat bapak"

Angkasa dan Rava yang maksud perkataan Bobby langsung melirik tajam babunya. Sedangkan pak Broto bingung dengan perkataan murid deglenya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 11, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Senyum Yang Hilang Where stories live. Discover now