19.

160K 7.9K 914
                                    

yang nunggu Adrian ngesolo di kamar mandi, gaada ya gaada wkwk.

"Adrian lagi main basket lawan kakak kelas!" seru seorang gadis membuat gadis-gadis langsung pergi ke tempat Adrian bermain basket.

Penggemar Adrian tentu saja banyak. Siapa yang tidak suka dengan Adrian? Wajahnya tampan, pintar, tinggi, dan terlihat begitu tulus dan sayang pada sang kekasih, Anna.

Para penggemarnya tentu saja mendukung hubungan Anna dan Adrian. Mereka berdua sudah dicap couple goals di sekolah mereka. Gadis ramah dan laki-laki berwajah datar, goals banget pokoknya.

Anna yang mendengar berita tersebut langsung mengajak Viola untuk menonton Adrian. Kalau ada Adrian pasti ada Veno dan Zidan.

Sesampainya di lapangan indoor, Anna memilih untuk duduk di kursi pinggir lapangan. Gadis itu terlalu malas naik dan duduk di tribun.

"Ga bawain minum?" tanya Viola yang duduk di sebelah kiri Anna.

"Gue bawa tisu aja." balas Anna.

Mereka berdua menonton pertandingan dadakan itu. Sesekali mereka meneriaki Adrian, Veno dan Zidan agar lebih semangat.

Anna merasakan seseorang duduk di sebelah kanannya. Lewat ujung matanya, ia tahu kalau yang duduk di sebelahnya ada laki-laki. Gadis itu memilih untuk tidak peduli.

"Semangatt Adrian!"

"Venoo semangatt!"

"Ayo Zidann!"

Seruan-seruan Anna dan Viola bergabung dengan seruan-seruan yang lain. Kemungkinan besar mereka tidak mendengarnya karena sedang fokus men-dribble bola berwarna oranye itu.

"Hai, Anna."

Tidak hanya Anna yang menoleh, Viola pun ikut menoleh. Mereka berdua menatap laki-laki yang kini berdeham dengan canggung.

"Hai juga, Kak." sapa Anna balik kemudian kembali menatap Adrian yang berhasil mencetak poin. Anna dan Viola berseru heboh.

"Anna."

"Iya, Kak?" Anna kembali menatap kakak kelasnya ini.

"Gue boleh minta nomor lo ga?" tanyanya.

"Buat apa, Kak?"

Deo menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ketua osis itu tersenyum salah tingkah. "Buat, buat simpen aja. Siapa tau nanti gue ada hubungin lo gitu." katanya tidak yakin.

Anna tersenyum tipis membuat Deo terkesima. Sebenarnya gadis itu sedikit bingung, begitu juga dengan Viola yang mendengar percakapan mereka meski matanya tetap menatap lapangan. Apakah Deo tidak tahu kalau Anna sudah punya pacar? Bahkan berita Anna dan Adrian yang berpacaran sudah tersebar luas ke satu sekolahan.

Dari lapangan, Adrian bisa melihat Anna yang tersenyum ke laki-laki di sebelahnya. Senyum polos khas Anna yang menjadi favoritnya. Adrian merasa kesal. Ia harus segera menyelesaikan permainan ini.

"Anna? Boleh?"

Anna mengangguk kecil dan meminta ponsel Deo. Ketua osis itu dengan senang memberikan ponselnya. Padahal yang Anna ketik adalah nomor Adrian.

"Makasih ya."

"Iya, kak."

"Adrian, Veno, Zidan menang, Ann!"

Anna langsung menoleh ke arah lapangan dan permainan sudah selesai. Ia menatap polos Adrian yang menatapnya tajam. Tentu saja itu karena Deo, yang masih duduk anteng di sebelahnya.

Anna and AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang