11.

143K 8.5K 1.7K
                                    

Malam ini Adrian sedang bermain dengan Kelvin di salah satu mall. Mereka berdua hanya ngobrol santai di cafe yang ada di dalam mall tersebut.

"Si Alya kesian juga dah gaada yang nemenin." kata Kelvin sambil memainkan sedotan.

Adrian mengangkat bahunya acuh. "Siapa yang mau nemenin cewek muka dua gitu? Gaada."

"Lagian sih, aneh-aneh aja. Aturan mah kalo lagi demen sama orang, tunjukin sifat aslinya. Ini malah topeng anjir."

Laki-laki berkaus biru tua itu mengedarkan pandangannya. "Nyesel banget gue pernah tertarik sama dia. Taunya sifat boongan."

"Makanya setia aja sama Anna. Diliat-liat juga mendingan Anna kali, walopun childish gitu."

Ketika Adrian akan kembali membalas kalimat Kelvin, matanya tanpa sengaja melirik ponselnya yang menyala karena satu pesan masuk.

Tertulis nama 'princess-nya adrian😚' di sana. Tentu saja bukan Adrian yang menamakan seperti itu, melainkan Anna sendiri.

princess-nya adrian😚
oi

Adrian tersenyum tipis lalu meraih ponselnya dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Ia membalas pesan itu dengan cepat.

what

lagi ngapain?

mainan hp aja
kenapa

Padahal Adrian baru menyentuh ponselnya setelah mendapat pesan dari Anna.

"Woi, anjir! Gue dikacangin. Chat dari siapa si?"

Adrian menaikkan tatapannya. "Anna." jawabnya singkat lalu kembali fokus pada ponselnya.

kangeenn☹️

Kelvin mendengus malas. Begini lah kalo bermain bersama Adrian. Kebanyakan dikacangin karena laki-laki itu kadang lebih fokus untuk membalas pesan-pesan dari gadisnya.

Kelvin akhirnya memilih untuk ikut memainkan ponselnya. "Jadi pengen punya pacar." gumam Kelvin kesal.

Beberapa menit kemudian, Adrian memasukkan ponselnya ke dalam saku. Ia menyeruput minumnya yang sudah tinggal sedikit.

"Balik yok, Vin."

"Ayodah. Ngantuk juga gue."

Kelvin tiba-tiba berhenti berjalan membuat Adrian menatapnya heran. "Napa?" tanya Adrian.

Wajah laki-laki itu terlihat aneh. Kemudian ia merangkul bahu Adrian. "Bae-bae lo sama Anna. Jagain tuh bocil."

Adrian mengernyitkan dahinya. "Iya elah. Kenapa tiba-tiba gini?" Kelvin hanya mengedikkan bahunya sambil cengengesan membuat Adrian kesal.

Keduanya menuju parkiran untuk mengambil motor masing-masing. Mereka saling berpamitan. Setelah itu mengendarainya ke arah yang berbeda.

Adrian membelokkan motornya ke arah supermarket. Anna menitip yupi es krim padanya.

Walaupun hari sudah malam, supermarket masih terlihat ramai. Adrian turun dari motornya dan segera masuk ke dalam.

Tidak lama kemudian ia kembali ke motornya dengan kantung plastik berisi satu kardus yupi es krim. Namun, Adrian tidak akan memberikan semua pada Anna. Paling hanya tiga bungkus.

Butuh lima belas menit untuk sampai di rumah sang kekasih. Adrian turun dari motornya dan masuk ke dalam. Ia melihat David yang sedang menonton berita di ruang tengah.

"Malam, Pi."

"Eh, Adrian." balas David ketika mendapati Adrian berdiri di dekat sofa.

"Adrian ke Anna ya, Pi." kata Adrian yang diangguki David.

Anna and AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang