24.

156K 6.9K 1K
                                    

"Yupi sapi, yupi cacing, yupi beruang." gadis itu memisahkan yupi yang berbentuk binatang ke bagian kanan meja.

"Yupi burger, yupi pizza, yupi buah-buahan." Anna begitu serius memisahkan yupi-yupinya dan tidak menyadari kalau orang-orang di sekitar mejanya menatapnya.

Adrian yang duduk di sebelah Anna, menumpukan dagunya di tangan kanan dan menatap gadis itu dengan senyum tertahan. Zidan, Veno dan Viola juga menatap Anna yang terlihat asik dengan dunianya sendiri.

Tidak hanya mereka berempat yang memperhatikan Anna, tapi juga murid yang duduk di sekitaran meja mereka.

Saat ini memang sedang jam istirahat dan Anna menagih yupinya kepada Adrian. Laki-laki itu rela mengeluarkan uang lima puluh ribu untuk membelikan Anna beraneka macam yupi.

Gadis itu sampai memekik senang melihat banyaknya yupi yang dibawa Adrian dengan dibantu Veno. Kini meja kantin mereka berserakan permen kenyal tersebut.

"Loh yupi mango kok ketinggalan?" Anna meraih dua bungkus yupi dengan rasa dan bentuk seperti mangga itu dan menyatukannya ke kelompok yupi makanan.

"Yupi strawberry kiss, yupi—Ah! Tumben di kantin ada yupi sweet heart, Dri." kata Anna tanpa menatap Adrian.

"Kok gaada yupi es krim, Dri? Itukan salah satu fav-nya Anna." Anna menoleh menatap Adrian dan terdiam ketika melihat tatapan geli di mata laki-laki itu.

Kemudian ia menatap Viola yang duduk di sebelah kirinya dan juga sedang menatapnya. Anna juga menyadari kalau Zidan, Veno bahkan orang-orang yang duduk di sekitar mejanya menatapnya.

"Kok pada liatin Anna?" tanyanya polos.

Adrian dan Viola mencubit pipi Anna bersamaan. Adrian hanya mencubit main-main, tidak seperti Viola yang benar-benar mencubit gemas pipi Anna.

Anna menangkup kedua pipinya dengan wajah cemberut. "Yupi es krim~" kata Anna lesu.

"Nanti ke supermarket. Tadi di tempat biasa ngga ada." kata Adrian sambil menyelipkan helaian rambut Anna agar tidak menutupi wajah cemberutnya.

"Dah ah mo makan." kata Zidan. "Ngapa gue ngikut liatin lo sih, An?"

"Ngapain lagian ngeliatin?" sinis Anna.

Beberapa orang yang duduk di sekitar meja mereka berlima juga kembali memakan makanannya, karena Anna sudah tidak lagi bermain dengan yupinya.

"Nih makan." Adrian memberikan sendok untuk Anna. Gadis itu menatap piringnya yang berisi nasi dan ayam pokpok dan disiram dengan saus tomat dan mayones.

"Napa, An?" tanya Veno dan Viola bersamaan. Keduanya bertatapan sejenak kemudian kembali fokus pada makanan mereka.

"Kenapa?" tanya Adrian yang melihat Anna tidak menyentuh makanannya. "Gamau makan pokpok? Mau ganti?"

"Aku gamau makan, maunya makan yupi." kata Anna.

"Heh bocil, harus makan biar jadi gede! Pantes lo segini-segini aja, kerjaannya makanin yupi mulu ye?"

"Ish, apasih Zidan berisik ah!"

"Au lo, berisik, donkey!" seru Veno.

"Alah, monyet ngikut aja."

"Apasi babon?"

Tak!

Tak!

"Diem lo berdua!" seru Viola setelah menjitak kepala mereka berdua.

Anna tertawa kencang melihat wajah konyol Zidan dan Veno. Ketika menoleh pada Adrian tawanya langsung berhenti.

"Makan atau yupinya aku kasih Zidan, Veno?" tanya Adrian.

Anna and AdrianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang