Chapter 8 : Teror voodo

11 1 0
                                    

Saat di kantin ...

Yuki baru datang kesana, dan menghampiri mereka (Erina dkk.). Namun ia datang tidak dalam keadaan ramah.

"Oi ... Yuki-chan, sini," ujar Cici.

Yuki sama sekali tak menjawab.

"Yuki, Reiko-san katanya sakit. Ayo nanti kita sama-sama jenguk dia di rumah Erina." ajak Cici.

Tapi Yuki tetap tak menggubris, dan terus melangkah ke arah Erina yang sedang resah.

"Oi Yuki kenapa kau dingin sekali hari ini?" tanya Natsumi.

"Kau bercanda? Dia kan tiap hari emang dingin," sahut Obe.

"O iya aku lupa, haha."

Yuki pun sejenak menghentikan langkahnya dan menunduk, terdiam. Ia langsung melepaskan jaket pemberian Emilia, dan suasana langsung berubah mendung. Salju juga tiba-tiba turun disertai angin kencang. Murid-murid yang berada di kantin luar pun segera masuk ke dalam, kecuali para anggota Abnormal Existence.

"Hm, sepertinya ada yang aneh denganmu, Yuki ona. Kau baik-baik saja?" ujar Izan.

"Em, Yuki, ada apa?" sahut Erina bingung.

Tatapan mata Yuki pun berbeda dari biasanya. Matanya seakan menandakan ia sedang marah. Tanpa berbicara apapun Yuki tiba-tiba menciptakan sebuah tombak dari salju yang dikeraskan.

Entah apa maksud Yuki, tapi ia kemudian mengarahkan tombaknya ke arah Erina. Semua anggota Abnormal Existence pun terkejut.

"Oi! Ada apa denganmu, Yuki!" tanggap Natsumi, yang juga bersiap dengan tanto dan sihirnya.

"Apa maksudmu mengarahkan tombak itu ke kami!" tanggap Izan yang bersiap dengan tangannya yang berwujud sisik.

"Oi Yuki! Kau ini kenapa lagi? Ini aneh, padahal kau tadi baik-baik saja di kelas." tanggap Obe yang berada di belakang Izan.

"Yuki-chan sepertinya marah." Cici ketakutan.

Erina pun menanggapi itu dengan berdiri, sambil kebingungan. "Yuki! Hentikan, kau tak boleh melakukan ini disekolah! Kau sudah berjanji kan!"

Yuki tak peduli dengan tanggapan mereka. Tapi ia malah mengibaskan tombaknya, dan membuat hempasan angin salju ke arah mereka.

Izan, Natsumi, Obe, serta Cici terhempas dari hadapannya. Hanya Erina yang masih berdiri disana. Sementara dari dalam ruangan, para murid lainnya malah menonton itu, termasuk si cewek berhoodie putih.

"Yuki! Aku tidak mau bertarung melawanmu, kau adalah temanku."

Yuki masih terdiam dingin. Dengan cepat, ia meraih Erina, dan menyerangnya dengan tombak. Tentu saja Erina berhasil menahan tombak itu hanya dengan tangannya yang telah berubah menjadi tangan naga.

Dari dalam kelas, diantara murid-murid yang menonton pertarungan itu. Aoba ternyata ada disana. Ia ternyata juga sekolah disini.

"Jadi itu ya wujud dari seorang naga!" gumam Aoba.

Si cewek berhoodie pun tersenyum lebar, saat melihat sosok Erina seperti itu.

"Yuki! Kenapa kau melakukan ini? Aku tak mau bertarung melawanmu, hentikanlah!" tegas Erina, sambil masih menahan tombaknya.

Erina lantas sadar, akan keanehan Yuki. Ia melihat mata Yuki berwarna ungu menyala. Tapi ia tak paham, kenapa Yuki bisa sangat agresif seperti ini.

Yuki pun tak berkata apapun. Ia lalu menggunakan sihir saljunya dan membuat duri-duri salju, tepat ke arah Erina.

"ERINA-SAN!!!" ke-empat orang yang terhempas tadi berteriak panik, saat melihat Erina berhasil ditumbangkan Yuki.

Daily Life of Highschool Abnormal Existence : Dragon and AngelWhere stories live. Discover now