Chapter 6 : Yuki Ona

14 1 0
                                    

Reiko yang pulang dengan berjalan kaki, tak sengaja melihat seorang cewek duduk di sebuah taman sepi, sendirian. Kalau dilihat-lihat, taman itu, memang belum pernah Reiko datangi. Atau Reiko saja yang kali ini baru jalan disitu. Taman itu seperti taman bermain anak-anak yang terbengkalai, dan dipenuhi banyak semak belukar.

Reiko kembali memandang cewek itu, dan ia terkejut. Ternyata cewek itu tahu, dan melihat ke arah Reiko. Rambutnya hitam keunguan dengan poni rata menutupi matanya. Itu membuat Reiko agak merinding, dan mengira cewek itu hantu. Belum lagi ia juga mengenakan jaket hoodie putih, yang menambah kesannya seperti sadako (kuntilanak versi jepang).

Tapi sekilas jika dilihat, cewek itu mengenakan kemeja sekolah dan rok SMA Kirisugaoka.

"Ano ... sedang apa disana sendirian?" ujar Reiko keceplosan menyapa.

"Sendiri? Aku sedang bersama seorang teman kok," ucap cewek itu, dengan nada sedikit menyeramkan.

Reiko lantas terkejut ketakutan. Cewek itupun menunjukan siapa temannya. Dan temannya ternyata adalah sebuah boneka beruang creppy yang bisa berjalan sendiri. Itu memang bukan hal yang wajar. Namun boneka itu malah berjalan ke arah Reiko.

Reiko yang sejak awal sudah ketakutan, langsung saja lari dari sana. Bonekanya yang bisa berjalan itu, kemudian mengambil sebuah dompet yang dijatuhkan Rei. Cewek tadi pun tersenyum tipis, seakan senang mendapatkan dompet tersebut.

Reiko terus lari terbirit-birit. "Sebenarnya, kota macam apa ini!!!"

Esoknya, di kantor OSIS ...

"Hah? Kenapa kau menolaknya, Emilia-san?" kejut Erina.

"Pertama, meskipun visi misi kalian jelas, tapi, tujuan akhir kalian sepertinya tidak beguna di dunia manusia. Kedua, kalian tidak memiliki guru pembimbing, yang abnormal seperti kalian, ketiga, syarat sebuah klub minimal lima orang, sedangkan kalian hanya berempat," jelas Emilia.

"Tunggu Emilia-san! Kami disini berlima."

"Anggota yang normal tidak kuhitung."

"Heh! Apa-apaan itu?" sahut Obe.

"Jika semua itu tidak bisa kalian penuhi, aku tidak akan meresmikan klub kalian." tegas Emilia.

Mendengar keputusan telak dari Emilia, Erina dan yang lainnya pun keluar.

"Ya mau bagaimana lagi, setidaknya kita harus mendapatkan ke empat orang itu." ujar Izan.

"Yosh! Aku akan mengajak seseorang di kelasku yang abnormal, aku tahu siapa dia." ujar Obe.

"Tunggu dulu ... kau tidak bisa seenaknya merekrut orang abnormal, tanpa tahu kemampuan apa yang dimilikinya." sahut Natsumi.

"Hm, kalau begitu kita kalahkan saja ke empat orang itu, agar mereka patuh!" semangat Izan.

"Kau berpikir terlalu pendek dasar siluman kadal!" Natsumi.

"Oi! Aku ini siluman Iguana, ingat itu!" Izan.

"Hm tapi, kita juga harus mencari guru pembimbing yang abnormal juga. Kira-kira siapa ya?" Erina.

"Ah, aku tahu! Dia adalah bu Sakuko." Natsumi.

"Bu Sakuko, guru BK?" Erina.

"Ya, tentu saja, saat aku dan Izan bertarung waktu itu, dia bisa melerai kami memakai kekuatan misterius, seolah dia bisa menghentikan waktu." Natsumi.

"Itu bisa dicoba, kalau begitu besok kita, akan menemuinya." ujar Erina.

Di rumah ...

"Aku pulang!" ucap Erina.

Daily Life of Highschool Abnormal Existence : Dragon and AngelTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon