10. Bertemu

40 15 29
                                    

Jam 04.45 pagi, Alena tiba tiba sudah terbangun dari mimpi indahnya.

"Sialan, kenapa setiap hari minggu gue kebangun jam segini." Monolog Alena melihat jam besar di dinding sambil mengacak acak rambutnya. Alena selalu bangun pagi pada hari minggu.

Alena beranjak dari kasurnya melangkahkan kakinya ke jendela. Ia membuka tirai di jendela yang memperlihatkan pemandangan yang masih gelap.

Alena jalan keluar kamarnya dan menuju ke kamar Jun.

Ceklek

"Hiyakk." Alena menghempaskan badannya di ranjang bersampingan dengan Jun.

"Bang." Kata Alena sambil menekan pipi Jun dengan telunjuknya. Tidak ada jawaban dari Jun.

"Bang Jun." Kata Alena tepat di telinga Jun.

"Ihh bang bangun, udah pagi." Kata Alena sambil menggoyangkan pundak Jun. Merasa di abaikan Alena langsung mengambil guling yang di peluk Jun kemudian diletakan di muka Jun dengan cara di tekan.

Hampir satu menit tidak ada pergerakan dari Jun, Alena langsung menyingkirkan guling tersebut.

"Bang Jun ? Heh bang ? "Teriak Alena sambil menggoyangkan seluruh badan Jun tapi tidak bergerak sedikitpun. Alena mulai panik.

"Bang jangan mati dulu hiks, bang Jun, gue hiks masih butuh lu hiks." Kata Alena mulai menangis seenggukkan.

"Abang hueee." Tangis Alena pecah saat tangannya menyentuh hidung Jun tidak bernafas.

"Abangg bangun, jangan hiks tinggalin gue bang, rumah hiks sepi gak hiks ada lu." Tangis Alena semakin menjadi jadi.

"DORR." Alena pun terkejut bukan main.

"AHAHAHAHA, LU NANGIS BENERAN ? AHAHAHA." Tawa Jun pecah dan aksi ngeprank ke Alena berhasil. Alena menangis semakin keras.

"HUEEE ANJING LU BANG, GUE BENCI SAMA LU HUEEE." Teriak Alena sambil memukul badan Jun.

"Aduh sakit woi, au au aduh sakit Len, buset au au." Kata Jun sambil mengaduh.

"Hiks mati aja lu bang hiks." Kata Alena sambil mengusap isungnya.

"Uluh uluh adek gue yang paling cantek, udah dong jangan nangis lagi." Kata Jun menenangkan Alena.

"Lu kenapa sih bangun jam segini ? Masih subuh juga." Sambung Jun sambil melihat jam yang ada di nakasnya. Yang di tanyai diem masih menangis seenggukan.

.
.
.
.
.

Karena hari minggu, Alena bersiap diri untuk pergi jalan-jalan bersama teman temannya.

Mereka sudah janjian akan bertemu di pantai.

Jam setengah sembilan Alena berangkat, padahal mereka sepakat berkumpul jam 10.

Alena pergi sendiri, tidak ingin di antar dengan sopir pribadinya. Alena sengaja memesan ojek online, yang katanya ingin merakyat, bosen hidup mewah.

"Mana ojolnya ?" Tanya Jun yang melihat Alena berdiri di depan pintu.

"Loh habis dari mana bang ? Kok basah gitu ?" Tanya Alena yang melihat kaos yang dikenakan Jun basah.

"Yee ini anak, gue tanya malah balik nanyak." Kata Jun, Alena hanya berkekeh.

"Lu beneran mau naik ojol ?" Tanya Jun.

"Iye bang, biar merakyat gitu. Ehehe." Jawab Alena.

"Oh." Kata Jun singkat lalu meninggalkan Alena.

"Ehh gue tadi tanya lu belum jawab." Kata Alena sambil mengekor Jun di belakangnya.

"Gue habis nyuci motor." Kata Jun.

DESTINOWhere stories live. Discover now