15. Berjuang Dalam Tekanan

56 14 309
                                    

"Alen~ akhirnya lu berangkat juga, sepi tauk gak ada lu." Ucap Lia langsung memeluk Alena saat bertemu di depan gerbang sekolah.

"Bukannya Ryu juga yang selalu meramaikan situasi ? Oh iya kemana dia, gak biasa lu berangkat sendiri." Ucap Alena sambil membalas pelukan Lia.

"Ihh lu tau gak ?"

"Gak."

"Bentar gue belum ngomong, jadi tuh si Ryu lagi deket sama si anak bule."

"Bule samping kelas lu itu ?" Tanya Alena.

"Iya Lena, dan lebih parahnya lagi si Ryu sekarang jadi bucin banget sama si bule itu. Kan gue jadi bete kan." Kata Lia sambil cemberut.

"Biarin aja sih." Kata Alena santai. "Ehh gue mau kesana, lu mau ikut ?" Sambungnya.

"Heleh pasti lu mau cari Mingyu sensei kan ?" Dan langsung dianggukin Alena. "Ikut lah Len sekalian gue mau liat pujaan hati gue." Sambungnya kemudian langsung menarik tangan Alena untuk pergi ke ruang guru.

"Jangan bilang Taehyung sensei ? Ihh itu suami kedua gue, jangan lu jadiin pujaan hati lu dong, itu namanya nusuk teman lu dari belakang tolol, dia itu udah gue tandai." Omelnya membuat Lia tersenyum remeh.

"Suami kedua ? Nusuk teman ? Ditandain ? Heh ngaca dong say, lu itu belum kenal Taehyung sensei itu kayak gimana, jadi lu jangan ngarep deh. Lagi pula lu juga bukan tipenya Teaehyung sensei."

"Lu ngeremehin kecantikan gue ? Gitu ?" Kata Alena sambil melihat kedua tangannya di dada.

"Buka ngeremehin, tapi sudah jelaskan kalo gue lebih cantik, lebih modis, lebih sempurna dari pada lu."

"Pd banget lu kalo ngomong, lu boleh cantek, lu boleh modis tapi ingat cuy kesempurnaan hanya milik Tuhan, dan lu burikan mirip dakjal kampung, AHAHAHAHA." Setelah tertawa jahat, Alena langsung lari dengan cepatnya sebelum Lia mengejarnya.

"Sialan." Umpat Lia langsung menyusul Alena.

Tett tett tett

Bel masuk berbunyi, seluruh siswa berkumpul dilapangan untuk melakukan kegiatan yang setiap hari senin dilakukan, upacara.

Semua siswa siswi melakukan kegiatan upacara secara hikmat, meskipun masih ada yang kena hukuman karena tidak bisa tenang saat upacara berlangsung.

Setelah upacara selesai mereka kembali kekelas masing masing, tidak untuk kelas sepuluh boga C.

"Boga C baris yang rapi." Perintah Johnny sensei tegas dengan cepat mereka semua baris. "Kenapa kalian semua gak bisa tertib saat upacara ?" Sambungnya.

"Kalian udah kelas sepuluh loh, bukan anak smp lagi."

"Tau kok sensei." Teriak salah satu siswa itu membuat Johnny sensei jengkel.

"Siapa yang jawab tadi ? Angkat tangan !!" Kata Johnny sensei sambil mengelilingi barisan itu. "Gak ada yang angkat tangan ? Hukuman akan saya tambah." Lanjutnya.

"Haelah gitu aja dipermasalahin." Ucap salah satu siswa.

"Harus dipermasalahin dong, itu namanya tidak sopan. Kalian disini sekolah, bukan hanya untuk menjadi pintar tapi kalian juga harus belajar menjadi orang yang berakhlak." Jelasnya.

"Emang sensei udah berakhlak ?" Tanya Dino tiba tiba.

"Iya, dengan sensei ngehukum muridnya kayak gini berarti sensei belum berakhlak." Ucap siswa bernama Jamal.

"Ini namanya kekerasan pada anak." Kata Felix.

"Ihh sensei ini ganteng ganteng gak ada akhlak, beraninya ngehukum murid." Kata Anis selaku sekretaris kelas.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 05, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DESTINOWhere stories live. Discover now