Part 6

122K 16.6K 5.9K
                                    

Cerita ini baru saja di-revisi, dan di-PRIVATE sebagian part. FOLLOW sebelum membaca biar gak ada part error nantinya-!

Kalau masih error, caranya :
- Hapus cerita ini dari perpustakaan kamu terlebih dahulu.
- Cari akun authornya lalu follow.
- Setelah follow baru tambahkan kembali cerita My Best Enemy ke perpustakaan kalian-!

×___×

"Awhhss ... Pelan-pelan, Dan."

"Iya sabar, ini juga udah pelan banget."

"Yang itu udah agak bengkak, yang lembut dong."

"Yaudah, ganti posisi, lo pindah ke atas."

"Gue di atas lo di bawah? Emang gapapa?"

"Gapapa, yang penting lo gak kesakitan lagi."

"Ok."

Tanpa kedua nya sadari, ada beberapa pasang telinga yang sedang menguping kegiatan mereka dibalik pintu kamar si pria.

"Lan, menurut lo mereka lagi ngapain?"

Lelaki yang disebut Alan terlihat berpikir. "Nganu' ?"

"Masa iya mereka lagi nganu' kan kakinya Zeva kan lagi sakit."

"Ya maka dari itu Zeva desah nya ga karuan, udah kakinya sakit trus ditambah Zidan yang maennya kasar," ucap Alan.

Xavier mengangguk. "Masuk akal juga sih, apalagi tadi mereka mau tukar posisi."

"Nikol! Ambilin minyak urut!" teriak Zidan dari dalam kamar.

"Anjir, sesusah apasih masuknya sampai butuh bantuan minyak urut biar licin." Alan semakin menempelkan telinga nya di pintu kamar Zidan.

"Masa iya maennya pake minyak urut. Gak elite banget," kata Xavier sambil tertawa pelan.

"Pftt ... gila sih, kalau beneran pake minyak urut." Alan semakin merapatkan telinganya di pintu. "Ehh, kayaknya ada yang jalan ke arah pintu," sadar Alan.

Xavier menjauhkan telinga nya dari pintu lalu menatap Alan dengan panik. "Jangan-jangan Zidan."

"Gawat." Kedua nya saling berpandangan, mengirim kode lewat tatapan. "Kabur," putus Alan diangguki Xavier.

Ceklekk

Sewaktu Xavier menarik tangan Alan, tangan kemeja pria itu malah tersangkut di knop pintu.

Alhasil terjadi adegan tarik menarik antara Zidan yang sedang membuka pintu dari dalam dengan Xavier yang menarik tangan Alan tapi kemeja nya masih tersangkut di knop pintu.

"Ehh ketarik!" Alan berseru.

"Wehh."

Srett!

"Aduhhh ...."

Ternyata tarikan antara Xavier dan Zidan cukup setara. Jadilah baju Alan tertarik dan sobek tidak sempat diselamatkan.

"Sobek anjing." Alan memeriksa potongan kemejanya yang tersangkut di knop pintu.

"Hahaha ... kemeja lo murahan banget, kayak ciwi-ciwi kang Open BO, gampang sobeknya," tawa Xavier pecah saat melihat ekspresi Alan murung disertai umpatan di bibirnya.

MY BEST ENEMY ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang