Hari Biasa

542 76 4
                                    

[Background Music : 180 Degree - Ben]

Sungchan melepas tali sepatunya di pinggir lapangan es hoki. Teman-temannya yang lain belum datang. Beberapa saat kemudian Winwin masuk ke tempat latihan sambil menyanyikan reff dari lagu 180 Degree oleh Ben

"Sekarang sudah berubah 180 derajat
Tatapan matamu yang dulu begitu hangat"

Sungchan kaget karena Winwin setengah berteriak. Belakangan ini Winwin sering menyanyikan lagu itu. Kalau buakn 180 Degree, pasti akan menyanyikan lagu Baby oleh Jungkey.

"Siang Win,"sapa Sungchan.
"Hm... siang,"kata Winwin.

Belakangan ini Winwin juga tidak pernah seceria biasanya. Walaupun memang dia pendiam, tapi tidak pernah murung. Baru akhir-akhir ini dia menjadi murung. Sungchan juga tidak bertanya-tanya kenapa karena dia tahu penyebabnya.

Mark, Ten dan Haechan menyusul datang tepat ketika Winwin melanjutkan nyanyinya. Haechan menyahut ikut bernyanyi bersama Winwin. Sedangkan Ten tersenyum pahit melihat kelakuan sahabatnya. Mark tidak bisa berekspresi apa-apa.

Jeno dan Yangyang akhirnya datang.
"Oke sudah lengkap, ayo latihan,"kata Winwin yang sudah siap di lapangan.

Winwin seolah menjalani hari-hari seperti biasa. Meskipun teman-temannya tahu dia tidak bersikap biasa.

*

Karina mengucapkan terima kasih kepada pelanggan yang baru saja menerima barang yang dibelinya dan pergi. Baru akan duduk, seseorang kembali masuk ke toko obat herbal Aespa. Karina mengenali orang itu, dia adalah salah satu pelanggan setia tahun lalu.

"Hai, kau,"kata Taeil, yang juga mengenali Karina karena sering beli di toko itu tahun lalu, "lama tidak melihatmu,"

Karina tersenyum kikuk. Dia tahu orang itu adalah Taeil, kakak dari Winwin. Karena Ibunya muncul, Karina memilih untuk mengambil buku stok obat herbal.

"Oh... nak Taeil, kau datang,"kata ibu Karina.
"Iya Bu, Saya ingin membeli obat untuk adik Saya,"ujar Taeil.
"Oh Winwin? Dia sakit?"tanya ibu Karina.

Baik Ibu Karina maupun Taeil, keduanya sama-sama mencuri pandang ke arah Karina yang pura-pura sibuk mencatat di pembukuan stok bahan herbal.

"Sakit apa?"tanya ibu Karina.
"Untuk pertama kalinya aku melihat dia jatuh cinta,"jawab Taeil, "tapi... ternyata cintanya tidak terbalas. Wanita itu tidak ingin bertemu dengan Winwin lagi,"
"Astaga... siapa wanita yang tega melakukan itu pada Winwin?"tanya ibu Karina.
"Entahlah,"ujar Taeil, "tapi, pasti dia adalah gadis yang cantik seperti Anda, karena bisa mengabaikan Winwinku,"
"Tentu saja, dia gadis yang cantik dan mandiri,"kata ibu Karina.
"Ah... malang sekali Winwinku. Sekarang dia jatuh sakit, benar-benar tidak bisa bergerak, hanya terbaring di tempat tidur sepanjang hari,"kata Taeil, "sedangkan gadis cantik yang pergi darinya sudah menjalani kehidupan normal yang baru dan kelihatan baik-baik saja... kasihan sekali Winwin,"
"Karina, kau dengar apa yang terjadi pada adik Taeil kan? Ambilkan obatnya,"kata Ibu Karina, kemudian meninggalkan Taeil dan Karina hanya berdua di dalam toko.

"Ceritakan lebih rinci, sakit apa?"tanya Karina.
"Tidak bisa bangun dari tempat tidur,"jawab Taeil asal.
"Apa maksudnya itu, memangnya dia lumpuh..."tukas Karina, kesal karena jawaban Taeil tidak jelas.
"Mau kuceritakan lebih rinci tentang gejalanya?"tanya Taeil, "dia mengalami insomnia tiap malam, kehilangan nafsu makan, berat badannya yang tidak seberapa sekarang makin turun drastis, matanya sering tiba-tiba berair, mulutnya sekarang tidak bisa berhenti bernyanyi antara lagu 180 Degree dari Ben atau Baby dari Jungkey, pandangannya kosong, setiap berjalan seperti akan pingsan. Bagaimana? Kau sudah tahu obat yang tepat untuknya?"

Karina menghela nafas. Dengan bersungut-sungut dia meracik obat herbal untuk dibeli oleh Taeil.

"Bisakah kau bertemu dengan adikku sekali lagi?"tanya Taeil, "malam itu kau terlalu banyak bicara dengan tiba-tiba, adikku sangat kaget sampai tidak bisa berkata-kata,"

90s Love (FF NCT U ft Aespa)Where stories live. Discover now