Kekanakan

549 81 7
                                    

Beberapa saat yang lalu Winwin dan Karina menemukan bahwa bangunan berbentuk persegi yang mereka lihat dari balkon vila rupanya sebuah cafe. Tempat ini sedikit mengingatkan Winwin kepada film Frozen 1, yaitu dimana Anna membeli barang di tengah perjalanannya menjemput Elsa. Sementara Karina sendiri teringat dengan film Tangled, tempat ini mirip bar yang di datangi oleh Rapunzel.

Perpaduan harum kopi dan cokelat menguar tajam ketika Winwin dan Karina masuk. Tempat itu sepi, tapi tidak terkunci. Interiornya yang sederhana memberikan kesan hangat. Berbeda dengan di Vila, perapian di sana telah nyala.

"Diluar terjadi badai salju,"kata kakek pemilik cafe dalam bahasa Inggris, yang duduk di sudut ruangan dengan cerutu di bibirnya, "kalian tidak akan bisa pulang dalam waktu dekat,"
"Apa yang dia katakan?"tanya Karina pada Winwin.
"Diluar terjadi badai salju,"sahut Winwin, "kita tidak perlu pulang malam ini,"
"Apa yang kau katakan? Lalu kita tidur dimana?"tanya Karina panik.
"Bercanda,"jawab Winwin, "badai ini akan reda sekitar... 2 jam lagi?"
"Waktu yang cukup lama... kau tahu? Perutku terasa tidak enak,"kata Karina.
"Disini pasti ada kamar mandi kan,"sahut Winwin.
"Bukan... bukan itu,"Karina menggelengkan kepala, "perutku terasa... dingin sekali,"
"Oh... sebentar,"kata Winwin.

Winwin lalu menghampiri kakek pemilik cafe dan seperti meminta sesuatu. Dia mengikuti sang kakek masuk lalu beberapa saat kemudian datang lagi membawa sebuah bantal.
"Letakkan bantal ini di perutmu,"kata Winwin.

Karina mengambil bantal di tangan Winwin, "aduh panas," dia meletakkan di perut.
"Di dalam,"kata Winwin.
"Apa?"tanya Karina.
"Di dalam bajumu, supaya langsung terasa ke perutmu,"kata Winwin, "kau tahu kan, seperti hotpack yang biasa kita pakai di Korea,"
"Ahh..."Karina manggut-manggut, "tapi ada kau disini,"
"Jadi?"tanya Winwin.
"Aku agak tidak nyaman memasukkan sesuatu ke dalam bajuku saat ada laki-laki berdiri di hadapanku,"kata Karina.

Winwin tertawa. Dia duduk di hadapan Karina dan menutup matanya. Karina memandang ke sekeliling ruangan. Kakek pemilik cafe tidak ada disana. Dengan cepat Karina memasukkan bantal hangat itu ke balik bajunya.

"Sudah,"kata Karina.

Winwin membuka matanya, "lebih baik?"

Karina mengangguk.

Kemudian keduanya saling diam. Hingga Winwin berdeham.

"Aku terkejut saat kau mengiyakan untuk ikut liburan ke Swiss,"kata Winwin.
Karina tertawa hambar, "aku juga agak... setelah dipikir-pikir, mungkin kau hanya asal bicara kan waktu itu,"
"Tidak. Aku sungguh-sungguh mengajakmu,"ujar Winwin, "tapi aku tidak berekspektasi kau mengiyakannya dengan mudah,"
"Aku memang butuh liburan,"karang Karina.
"Aku lihat kau tidak akur dengan Ningning,"kata Winwin, "sebenarnya ada apa?"

Karina diam sebentar. Dia mengaduk minuman hangatnya sejenak sebelum menjawab, "apa kau mengajakku untuk memanas-manasi Ningning?"
"Apa?"Winwin kelihatan kaget, tapi melihat wajah Karina yang langsung sanksi, Winwin segera menambahkan, "tentu saja tidak. Aku memang ingin mengajakmu pergi. Aku ingin kau mengenalku lebih baik dan benar-benar berhenti membenciku. Kita tidak akan punya banyak waktu di kampus, jadi pergi liburan sepertinya ide yang bagus,"
"Apakah kau selalu bersikap begitu dengan semua pembencimu?"tanya Karina, "maksudku, bukan cuma aku yang membencimu. Apakah kau akan mengajak mereka liburan untuk mengenalmu lebih baik?"
"Tidak,"sahut Winwin, "karena hanya kau yang ingin kubuat mengenalku lebih baik sekaligus akupun ingin mengenalmu lebih baik,"
"Kau tahu... sebenarnya bukankah kita aneh?"tanya Karina, "kita masih orang asing beberapa hari yang lalu. Hanya karena kau tiba-tiba muncul di tokoku, sejak itu tiba-tiba kau menyapaku tiap kali kita bertemu,"
"Bukankah semua orang begitu,"kata Winwin, "kedua orang tuamu juga berawal dari hubungan dua orang asing,"

90s Love (FF NCT U ft Aespa)Where stories live. Discover now