"Dah lah... tidur yuk ngantuk nih."

Xiaojun ngangguk terus dia berdiri baru mau jalan ambil laptop di dapur, tiba-tiba aja tubuhnya ke angkat dan dibawa masuk dalam kamar.

Udahlah, besok aja ambil laptopnya.

***
"Kenapa?" Jisung samperin Chenle yang lagi duduk diem di depan TV.

"Aku mau kabarin kak Doy kalo lagunya banyak yang suka tapi kayaknya keadaan nggak mendukung." Chenle senyum kecil terus dia sandaran di bahu suaminya.

Jisung ngernyit bingung. "Keadaan nggak mendukung? Gimana maksudnya?"

"Kak Doy sama kak Taeil lagi berduka anak kedua mereka baru aja meninggal karena tenggalam di pantai. Aku ngerasa bersalah nggak bisa pergi."

"Beneran? Nggak kebayang perasaan mereka gimana. Si Minjae kan namanya?"

Chenle ngangguk. "Lucu dan suaranya bagus padahal."

Jisung senyum terus elus-elus kepalanya Chenle. "Jalan hidup tiap orang kan beda-beda. Mungkin ini badai yang harus dilewatin sama kak Doy kak Taeil, nanti juga mereka bakalan dapat pelangi yang indah."

"Iya, aku denger-denger katanya kak Doy hamil kembar."

"Nah kan... Tuhan itu emanh baik."

Chenle ngangguk kecil. "He-em."

Lagi asik romantis-romantisan Jihoon sama Win datang. "Pa ma!" dan harus ngerusak momen mereka berdua.

"Hmm? Mau apa lagi?" Jisung natap datar.

"Mau mama." Jihoon meletin lidah terus dia duduk di samping Chenle dan meluk pinggangnya.

"Anak siapa sih? Nyebelin banget." Jisung gemes sendiri, pengen dia geprek tapi sayang anak sendiri.

"Anak papa." Jihoon senyum.

Chenle ketawa terus geleng-geleng kepala. "Udah selesai mainnya?"

Jihoon sama Win kompak ngangguk.

"Yaudah berarti bobo besok kan sekolah."

Jihoon sama Win geleng kepala. "Nggak mau bobo." Win manyun.

"Yaudah, injekin punggung papa dong." Jisung berdiri terus rebahan di sofa yang kosong. "Win aja ayo, kak Jihoon berat soalnya."

"Ih! Maaaaaa! Liat papa masa aku dikatain berat?" Jihoon natap kesel sambil nunjuk Jisung.

Chenle ketawa terus nyubit pelan pipi anaknya. "Emang kamu berat kan?"

"Nggak beres emang." Jihoon natap datar. "Mama sama papa ternyata sama aja."

"Makanya cocok." Jisung nyambung.

Jihoon lipat tangan depan dada terus sandaran di sofa. Males dia mah. "He-em, cocok."

Chenle kekeh liat anaknya ngambek. "Hobby banget ngambek sih kamu."

"Sama kayak kamu dong Le." Jisung balas selagi asik anaknya jalan-jalan di atas punggungnya.

"Eh beda yah... sejak kapan aku ngambek?" Chenle ngangkat dagunya sok nantangin.

"Hms, yaudah ngalah aja deh... he-em nggak pernah ngambek mama kalian ini."

Jihoon sama Win kompak ketawa. "Papa suka banget ngalah sama mama." Win jadi geli sendiri.

"Kalo nggak ngalah ntar tidur di kamar kalian berdua."

"Heh!" Chenle lempar bantal sofa. "Nggak pernah yah aku ngusir-ngusir kamu. Ah Jisung! Aneh-aneh aja ngomongnya."

Semuanya ketawa liat ekspresi Chenle. Emang tiga orang itu kalo udah bersatu seneng banget jailin kesayangan mereka.

NCT: Keluarga Kita [END]Where stories live. Discover now