Chapter 19: Misi (3)

2.9K 451 39
                                    

Lea natap sekeliling. Dia sendirian di dalam ruangan bareng sama kakek-kakek tua yang jelek alias ayahnya Yuta.

Dia diikat di kursi terus mulutnya dilakban. Dia lapar, haus juga tapi nggak dikasih makan atau minum.

Lea natap tajam kakek tua yang ada di depannya. Kakek itu lagi duduk santai sambil baca buku.

"Lea lapar?" Kakek itu tanya.

Anaknya Yuta itu cuma natap tajam doang. Air mata dia bahkan nggak berhenti buat keluar sedari tadi. Anak kecil ini bener-bener ketakutan. Ya bayangin aja anak masih umur tujuh tahun dibawa ke rumah yang dia nggak tau dimana dan sama siapa.

Kakek itu berdiri terus jongkok depan Lea. "Besok kita berangkat ke Jepang yah.... Lea bakalan tinggal sama kakek."

Lea langsung geleng kepala kuat-kuat. Dia nangis lagi bahkan udah sesegukan tapi kakek di depannya cuma ketawa.

Nggak lama kedengaran suara ketuk pintu dari luar dan masuk satu anak buahnya.

"Kenapa?"

"Mereka ternyata tau tempat persembunyian kita."

Kakek tua itu senyum miring. "Lebih cepat dari yang disangka. Bunuh aja semuanya."

"Baik." Anak buahnya ngangguk terus jalan keluar.

Sepeninggalannya ayahnya Yuta jalan buka lemari dan ngeluarin satu pistol. "Well, Nakamoto Yuta... play with me huh?"

Orang-orang di halaman udah berantem. Kaki kiri Hwasa bahkan udah cedera tapi untung aja masih bisa bangkit.

"Anjing!" Yuta udah emosi dia langsung ambil batu yang ada di sana terus lempar tepat di kepala lawannya.

Kun juga cuma ngandalin kekuatan sendiri. Pistolnya udah kehabisan peluru.

"Nggak bisa kalo gini." Dara buang ludah waktu dia kena tonjok. Dia senyum miring dan ngeluarin pisau lipat dia. "Leh go!"

Tanpa kenal takut dia langsung tusuk mata lawannya dan lari bantuin yang lain.

"Adoh!" Chaerin mundur waktu lengannya kena iris.

"Kalah kita ini!" Solar udah nggak kuat. Mereka cuma enam dan lawan mereka ada kira-kira dua belas. Kalah banyak:)

"Kita kalah banyak ini!" Yuta tetep berantem sama lawannya. Keselamatan anaknya cuma ada di tangan dia sekarang.

"Berantem nggak ngajak-ngajak."

Semua mata langsung natap satu mobil yang tiba-tiba masuk.

"LAMA LO ANJING!" Hwasa teriak kesel waktu Sinb keluar dari mobil.

"Lah? Gue kira lo bakalan-- BANGSAT!" belum juga selesai ngomong Solar udah ditendang sampe nyusruk ke tanaman.

"Gue nggak sebego Hwasa. Udah tau sedikit tapi malah sok berani." Sinb ngakak dia bawa kira-kira tujuh orang buat bantu.

Halaman itu akhirnya jadi arena pertempuran. Tempat rumah yang strategis di tengah hutan ini ngebuat nggak ada yang tau dan curiga kalo ada penculikan.

"NIH!" Sinb lempar pistol ke Hwasa dan langsung aja Hwasa nembak beberapa orang di depannya.

Kun udah jatuh dan lawannya udah siap-siap mau nusuk dia. "Shit!" dia udah tutup mata mau nikmatin rasa tusukan.

"Bangun bego!"

Kun buka matanya waktu denger suata itu. Dia lihat lawannya udah tumbang dengan pisau yang ketancap di atas kepalanya. "Dar... "

Dara senyum miring terus cabut pisaunya. "Ambil double stick dia terus bantu! Ponakan gue dah nunggu!"

Kun ngangguk dan langsung berdiri buat lanjutin lagi acara berantem mereka.

NCT: Keluarga Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang