Part 100: Diundang

2.3K 371 231
                                    

"Kak dah siang... bangun heh!" Doyoung jalan masuk dalam kamar.

Mereka sampe di Manado jam satu subuh dan sekarang jam udah nunjukin pukul dua belas terus Taeil sama Myungjun belum bangun.

Sebenarnya mereka berdua udah bangun tadi terus udah sarapan, tapi lanjut tidur lagi katanya masih ngantuk.

Doyoung goyang-goyangin badan suaminya. "Bangun heh! Kek orang mati aja tidurnya."

"Hm... "

"Hm hm hm, bangun ayok! Malah bolos kerja lagi. HEH!" dia tiba-tiba teriak akibat Taeil narik dia.

"Sstt... bobo aja udah." Taeil  meluk Doyoung erat jadiin kek guling.

"Winter sama Junkyu masih di rumah mama ayo kita jemput."

Taeil geleng kepala. "Nanti malam aja."

"Dih! Anak sendiri loh... "

"Ya terus? Kan di rumah mama. Udah ah, cuddle aja kita dulu."

Doyoung nahan senyum tapi abis itu dia balas peluk juga, siapa emang yang nggak mau dipeluk sama suami sendiri.

Enak bengt emang sayang aja harus dirusak sama hp yang di atas nakas. "Itu hp ada yang telpon."

Taeil ngangguk. "Biarin aja."

"Astaga! Gila yah?" Doyoung berdiri dia lepasin pelukannya terus ambil hpnya Taeil. "Haechan nih telpon."

Taeil decak kesel. "Ganggu aja sih bontot."

Doyoung senyum miring. "Anak bontot anak bontot udah gede doyan ngen... "

"DOY HEH!" Taeil buletin mata kaget.

"CANDA!" Doyoung lari keluar sambil ngakak. Seneng banget godain suaminya sendiri.

"Halo Chan?"

"Bang, papa ngundang makan malam."

"HAH?"

"Nggak pake teriak bisa nggak? Sakit nih telinga." Haechan decak kesel.

"Papa yang ngundang?"

"Iya, papa. Kaget kan?"

Taeil ngernyit bingung. "Mungkin aja keknya cuma adek yang diundang abang nggak."

"Lah orang tadi mama telpon aku bilang papa ngundang aku sama abang buat makan malam. Bawa anak-anak katanya papa mau kenalan sama cucu-cucunya."

"Serius kamu?"

"Iya bang! Jam tujuh malam hari ini langsung ke rumah. Nggak lupa kan alamatnya?"

"Chan... " Taeil decak kesel, yakali dia lupa alamat rumah sendiri. Walau nggak diijinin datang yah dia tetep sesekali liat diam-diam aktivitas dua orang tuanya. Biar cuma dalam mobil seenggaknya udah bisa obatin rasa rindunya.

Haechan ketawa tanpa dosa. "Aduh, yaudah deh. See you!"

Taeil matiin hp terus lari keluar dari kamar. "DOY! DOY! DOY!" panik sendiri dia sekarang.

"HAHHH? DAPURRRR!"

"Dekkk!"

Doyoung decak kesel terus dia keluar dari dapur. "Apa sih? Kenapa? Santai om! Santai!"

Taeil geleng kepala. "Nggak bisa."

"Kenapa sih kak? Ayam beranak? Babi bertelor? Cicak ada sayap?"

Taeil natap datar. "Winter transgender."

"Heh!"

"Nggak, becanda aku. Tadi Haechan telpon."

Doyoung ngangguk sambil lipat tangan depan dada. "Terus?"

NCT: Keluarga Kita [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang