Tujuh

5K 614 27
                                    


Sepulang kerja Dunk langsung menuju kondo Joong untuk bertemu dengannya. Setelah menekan bel akhirnya pintu rumah kediaman keluarga kekasihnya itu terbuka dan yang membukanya adalah Ibu Joong

"Ow Dunk, duhh udah lama kamu ngak main ke sini nakk." Ibu Joong langsung memeluk Dunk sambil mengusap-ngusap tengkuk kekasih anaknya itu

"Ayok masuk-masuk." Ibu Joong menuntun Dunk ke sofa

"Bentar ya Ibu panggilin Samantha, dia kangen banget sama kamu!" Lalu Ibu Dunk bergegas menaiki tangga menuju kamar putri sulungnya, lalu setelah itu teriakan khas Samantha terdengar

"DUNKKKK! ASTAGA KUCING LUCUNYA KAKAK KOK BARU MAMPIR!" Teriaknya sambil menuruni anak tangga, Dunk berdiri menyambut Kakak Joong itu lalu memeluknya erat

"Duhh nambah tinggi aja nih anak. Padahal waktu kalian masih SMA, kita bertiga masih sama tinggi." Dunk terkekeh mendengarnya

"Kan tubuh itu keatas Kak."

"Owh jadi kamu bilang Kakak tumbuh ke samping? Iya?"

"Engak, Dunk ngak bilang gitu."

"Udah! Kamu sana buatin minum sama sekalian bawain makanan! Ibu mau ngomong ama mantu!" Samantha menatap Ibunya kesal, lalu melepaskan pelukan lalu berjalan sambil menghentakkan kaki menuju dapur

Dunk sudah diterima baik oleh keluarga besar Joong. Mereka sama sekali tidak mempermasalahkan kenyataan bahwa mereka adalah seorang gay

"Kamu tau, Archen kalau pulang udah sering malem banget. Mana mukanya udah kecapekan, kadang ya Ibu suka kasian liatnya..." dan percakapan antara keduanya terus mengalir dan ditambah dengan kehadiran Samantha, suasana semakin heboh

-🥑🐱-

Saat jam menunjukkan pukul 22.45 Joong pulang ke kondonya, lalu terkejut melihat kehadiran sang kekasih

"Segitu kangennya sampe ngak bisa pisah sehari." Goda Joong yang sedang melepas jaket yang ia kenakan, ia juga melepaskan semua atribut aktor yang ingin berjalan didepan publik tanpa harus dikenali fans. Btw mereka sudah berada didalam kamar Joong

"Kalau iya kenapa? Ngak boleh?" Tanya Dunk yang sedang duduk dipinggir kasur

"Boleh dongg sayang, sensi amat." Joong menghampiri sang kekasih lalu duduk disebelahnya

"Eh aku mau nanya." Joong mengangguk pelan

"Kamu ngerasa ada yang ngikutin ngak?" Alis Joong tertaut

"Kenapa? Kamu ada yang ngikutin? Siapa? Sasaeng? Mantan kamu? Orang yang mau jahatin kamu? Atau hantu?" Tanya Joong tak henti-hentinya

"Kok jadi nanya aku? Lagian, sasaeng emang aku idol Korea?" Dunk mendorong kepala Joong karna mengatakan hal tersebut

"Ya biar keren aja. Btw siapa sih yang ngikutin kamu?"

"Ngak ada."

"Kok ngak ada? Awas ya sampe ada, aku kan ngak mau kehilangan kamu."

"Jadi harus ada yang ngikutin aku?"

"Iya." Jawab Joong cepat

"Ah males ngomong ama kamu."

"Ngak sayang, becanda." Joong memeluk Dunk dari samping dan menumpangkan dagunya dibahu sang kekasih

"Yang ngikutin aku." Joong tampak berpikir "Selalu?" Lanjut nya yang dijawab hm oleh Dunk. Joong kembali mengingat semua situasi yang tersimpan diotaknya dan dia menemukan seseorang yang selalu mengikutinya

"Ada!" Joong melepaskan pelukan itu dengan wajah panik, Dunk ikut panik melihatnya, jadi Joong melihat Jane dimana-mana?

"Siapa?" Tanya Dunk, tapi Joong membisu yang membuat pemuda manis itu semakin tak karuan

"Siapa Joong?" Dunk kian penasaran

"Yang selalu ngikutin aku kemana-mana itu Kak Mew." Seketika wajah panik Dunk berubah menjadi kesal, tanpa pikir panjang ia meraih bantal guling lalu memukul Joong sekuat tenaga melampiaskan rasa kesalnya

"Aduhh sayang maaf."

"Aku tu nanya serius Archen!"

"Iya maaf, ampun!" Dunk mengentikan aksinya lalu melirik tajam Joong yang hanya tertawa pelan

"Kamu sihh, baru pulang dimarahin ngajak berantem?" Dunk diam masih dengan lirikan tajamnya, Joong menanti jawabnya

"Apa? Nungguin aku ngomong, ini permen susu mahal? Ngak akan!"

"Lah bentar ini ngapain?"

"Ngeselin banget lu ya!" Dunk menunjuk sang kekasih dengan telunjuknya, bukannya marah Joong justru menahan gemas melihat Dunk yang sangat-sangat lucu

"Apah? Lu? Aku? Jadi duta sampho lain? HAHAHAHAHA."

"IBUU CHENN NYA KOK NGESELIN!!" Teriak Dunk sambil keluar dari kamar sang kekasih

"Dih ngadu."

Dan ya, pada akhirnya Dunk tidak mendapat kejelasan tentang siapa Jane Ramida itu. Karna malam itu berakhir dengan Dunk mendiami Joong hingga pagi.

-🥑🐱-

Sudah masuk kurun waktu 1 bulan Dunk terakhir kali bertemu dengan Jane, tapi ia tidak menemukan informasi apapun tentang wanita itu.

Walaupun dihadapannya sudah bertumpuk album catwalk, layar laptop dan ipad yang melihatkan banyak model-model mengenakan outfit trendy dan kekinian, dan ya jangan lupakan segelas matcha latte dengan toping cream cheese, semua itu adalah hal kesukaannya yang seketika tidak memiliki daya tarik dimata Dunk setelah ia bertemu dengan Jane Ramida. Bukan berarti ia tertarik dengan wanita itu, ia hanya memikirkan cara agar bisa mengetahui siapa wanita itu

"Mikirin apa nih, serius banget." Dunk melirik kearah suara, Pawat duduk ditepi meja sambil menatap kearahnya. Saking sibuknya dia berpikir, ia bahkan tidak melihat kedatangan Pawat ke meja kerjanya

"Kerjaan." Pawat terkekeh

"Muka lo ngak ngasih tau gue kalau lo lagi mikirin kerjaan." Apakah sekentara itu? Pikirnya

"Gue nanya boleh ngak?" Tanya Dunk

"Lo kira gue psikolog yang jawab pertanyaan lo terus dibayar?"

"Ya engak sih."

"Yaudah nanya apa?" Dunk mengulum bibirnya sendiri, ragu dengan pertanyaan yang akan dia lontarkan

"Menurut lo mending kehilangan pekerjaan atau cinta?" Pawat berpikir sebentar mencari jawaban yang sekiranya tidak menyinggung ataupun membingungkan Dunk

"Beberapa orang mungkin langsung milih pekerjaan, tapi percaya ngak percaya mereka bakal nyesel karna udah milih itu." Dunk memiringkan kepalanya kode minta dijelaskan

"Gini Dunk, anggap aja lo udah ngak kerja disini. Habis itu lo mau ngapain?" Tanya Pawat

"Ya gue cari kerjaan lain lah, masa gue mau bengong doang dirumah." Pawat menjentikkan jarinya sambil tersenyum

"Itu dia! Lo kehilangan pekerjaan lo sekarang, lo bisa cari lagi. Tapi kalau lo kehilangan cinta lo yang sekarang, ngak mungkin lagi lo ketemu yang kaya dia." Ah ya, Dunk paham maksudnya

"Yang penting kalian berdua saling menguatkan, saling percaya satu sama lain!" Dunk mengangguk paham

"Thanks ya! Lega banget tau!" Pawat menjawab dengan menaikkan kedua alisnya sambil menepuk pundak Dunk pelan

"Ya udah gue balik ke meja gue ya!" Pamit Pawat yang dijawab anggukan oleh Dunk

"Gue harus ngomong sama Chen!" Gumam Dunk

TBC

My Archen And Your JoongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang