Sembilan

4.7K 619 24
                                    

"Gue kalau jadi lo, udah gue putusin tuh si sialan!" Ucap Ta Nannakun, teman semasa kuliah Dunk. Dia baru saja sampai ditanah kelahiran nya ini setelah menerima telfon dari Dunk kemarin yang sedang menangis, padahal ia tinggal di Australia, yaa jangan heran karna Ta memang sedikit gila

"Sekuat-kuatnya seseorang, kalau dia cuma ngomong gue kalau jadi lo pasti ini, pasti itu, ga guna. Karna dia aja ngak pernah ngerasain gimana mau sok kuat." Ta Nannakun langsung memalingkan wajahnya menatap kearah Dunk dari arah balkon

" Ta Nannakun langsung memalingkan wajahnya menatap kearah Dunk dari arah balkon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue pernah ngerasain ya-"

"Apa? Lo mau samain gue lagi sama perpisahan tolol lo sama babi peliharaan lo hah?" Ta terkekeh mendengarnya

"Lo kenapa sih bugil dibalkon gue? Mau dikira superman hah? Lu ntar ditangkep security dikirain orang gila gue ngak bantuin!" Lanjut Dunk sambil menunjuk-nunjuk teman semasa kuliah nya itu, pasalnya Ta berdiri dibalkon apartment nya hanya menggunakan boxer

"Lo ngak liat roti cobek gue udah sebesar mata lo yang habis nangis?" 

"Bangsat!" Dunk langsung refleks melempar roti yang sedang ia makan kearah Ta Nannakun, tapi yang dilempar langsung cekat menangkap dan memakannya

"Lagian lu ngak bosan apa liat siChen mulu? Lu ngak tau sih seme di Aussie cakep-cakep semua, ga kek Archen lo itu." Ucap Ta sambil mengigit roti bekas Dunk tadi

"Biarin!" Dunk memutar bola matanya malas

"Dunk." Panggil Ta

"Apaan?"

"Percuma kita baik ke orang, kalau orangnya ngak bersyukur punya kita." Dunk menautkan alisnya, Ta mengatakan hal itu? Sungguh?

"Hah?"

"Eh sama gue aja mau ngak lu?!" Dunk kembali memutar bola matanya malas, inilah Ta, satu menit dia serius menit selanjutnya kembali gila

"Hidih ogah gue sama kue bantat modelan lo! Temenan sama lo dari zaman kuliah udah bikin gue sadar kalau lo ngak pantes dijadiin pendamping." 

"Kue bantat lo bilang hah?" Ta Nannakun masuk kedalam apart dan langsung menghampiri Dunk lalu menguncinya dengan lengan kekarnya

"Gue ntar kalau mati gara-gara dicekek babi kaga lucu ya beritanya."

"Lucu lah, ntar berita utamanya seekor jerapah mati dicekik babi." Lalu Dunk tertawa mendengarnya, padahal tidak lucu tapi Dunk tetap tertawa, sedangkan Ta melepaskan kuncian nya lalu menatap sahabat nya itu sambil tersenyum

Ta tidak pernah gagal membuat Dunk tertawa apapun kondisinya dan dia selalu ada disaat Dunk butuh tidak peduli dimana pun dia berada

10.00

Dunk bersama Ta pergi menemui View yang berbeda dikota sebelah. Mereka menempuh perjalanan kesana sekitar 1.5 jam dengan menaiki kereta api eksekutif

Sebenarnya Dunk tidak ingin pergi, tapi Ta memaksa dengan alasan "Lu kalau masih disini galau mulu jerapah!" "Kalau lu ngak mau pergi gue bakal nonjok Chen kerumahnya!" Dan masih banyak lagi ajak kan yang berbalut dengan hinaan yang dilontarkan Ta, tapi Dunk tau sahabatnya itu hanya bercanda

Sesampainya di stasiun, mereka dijemput langsung oleh View

"Huu kok muka Dudu kaya gini sihhh." View menangkup kedua pipi sahabat nya itu

"Yaiyalah kaya gitu, dari siang kemaren nih jerapah nangis sampe tadi pagi baru berhenti." Adu Ta yang membuat View menatap Dunk seolah mengatakan 'kok gitu?'

"Sini sini peluk View dulu." Lalu kedua sahabat itu saling berpelukan di keramaian stasiun, Ta yang menatapnya tidak mau kalah

"Gue ikut anjir!"

"Babi ngak diajak!" Meskipun Dunk mengatakannya, tapi ia tidak mendorong Ta menjauh karna dia memang tidak benar-benar ingin Ta menjauh

-🥑🐱-

Setelah menjemput Dunk dan Ta distasiun, View langsung membawa kedua sahabatnya itu ke restoran fine dining, View tidak ingin membawa mereka ke resto cepat saji karna itu tidak baik untuk kesehatan Dunk. Walaupun View dan Ta tidak satu SMA dan tidak pernah bertemu juga semasa kuliah, tapi setelah mereka sering dipertemukan Dunk mereka menjadi akrab, layaknya View ke Dunk.

Dunk tidak tau apa yang sahabatnya pesankan untuk dirinya, karna setibanya direstoran Dunk langsung menuju toilet karena panggilan alam dan saat ia kembali, View dan Ta sudah menyantap d'oeuvres atau makanan pembuka. Dunk tidak bertanya apa yang mereka pesan dan saat first main course datang hati Dunk tersentuh. Sepiring goi cuon dan segelas smoothies berry, ternyata sahabatnya juga memperhatikan kesehatannya. Tapi tetap saja

"Ngak ada matcha atau green tea ya?" Ya Dunk agak kecewa karna tidak mendapatkan minuman kesukaannya itu. Seketika View dan Ta menatap kearahnya dengan tatapan datar

"Hah?" Dunk heran sendiri karena ditatap seperti itu

"Lo tau..." View mulai menjelaskan

Setengah jam yang lalu

"Ada matcha latte ngak?" Tanya View

"Maaf kami tidak menyediakan matcha latte Nyonya." View memanyunkan bibirnya, apa lagi yang boleh Dunk minum selain matcha

"Green tea ada ngak? Atau the hijau deh iya teh hijau." Ucap Ta dengan gaya songong nya, View yang duduk disebelah Ta langsung memukul kepala sahabat nya itu

"Mereka satu produk bodoh!"

"Lah? Gimana satu?! Matcha ya matcha! Green tea ya green tea! Teh hijau ya teh hijau!" View menghela nafasnya panjang menahan emosi, sedang sang pelayan resto tertawa pelan mendengarnya

"Ta Nannakun. Matcha sama green tea itu sama-sama dari teh hijau. Bedanya cuma dari pengolahan sama bentuk produknya. Kalau green tea pake daun teh terus langsung diseduh. Kalau, matcha itu versi bubuk dari green tea atau teh hijau. Paham?" Ta terdiam sejenak, jadi selama ini semua itu tak sama?

Kembali ke masa sekarang

"Ih bodoh banget lu Ta!" Ejek Dunk

"Ih serius gue ngak tau Dunk, kalau ngak dijelasin View ngak bakal tau gue, sumpah!"  Dunk menggeleng pelan, kebodohan Ta memang tak kenal tempat. Lalu mereka diam untuk beberapa menit sambil menyantap makanan masing-masing

"Btw hubungan lo gimana nih Dunk?" Tanya View membuka pembicaraan serius

"Saran gue nih-" View langsung menyenggol lengan Ta

"Diem dulu Ta! Dengerin Dunk, jangan nyosor mulu!" Dunk tersenyum tipis

"Gapapa, sekarang kalian yang ngasih saran, gue ngikut. Capek gue dengerin kata hati gue sendiri, salah mulu." View menatap tajam kearah Ta sambil mengatakan 'lu sih' tanpa suara

"Gapapa View." Ta tersenyum mendengarnya sedangkan View menghela nafasnya pelan

"Nah dengerin Dunk!"

"Gini Dunk."

"Haa gitu deh." Dunk dan View menatap Ta heran

"Apaan babi? Gini gitu apaan sih?" Tanya Dunk yang tidak mengerti kalimat Ta

"Lo  ngak usah lagi hubungin Chen kalau dia ngak nyariin lo duluan! Ya ngak View?" Tanya Ta sambil menepuk meja pelan

"Ih tumben pinter? Otak lu ketuker ya ama otak babi Aussie?" Kekeh View

"Bangsat! Gue serius lu becanda!"

TBC




My Archen And Your JoongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang