Love Ties. Haiba Lev

Bắt đầu từ đầu
                                    

"Tadi habis lari ya? Kenapa?" (name). Lev kaget.

"Ah.. ha ha ha.. i.. iya... soalnya aku ngeliat kenalan fotografer yang menyebalkan di lorong tadi. Aku berusaha menghindarinya! he he.. " Lev (alesan aja)

"Sou ka.." (name). Lev cuma senyum, seraya kembali mengatur nafas.

"Oh iya Lev, kau kan tadi belum pesan apapun dan langsung lari ke toilet, Nah.. mau pesan apa? mau kukasih rekomendasi?" (name)

"Wah.. ha ha..  iya juga ya. Hmm.. aku nurut (name)-chan aja deh." Lev

(name) tersenyum dan memanggil waitress. Ia pun memesankan minuman dan makanan untuk Lev. Setelah itu keduanya saling mengobrol. Obrolan mereka bervariasi, mulai dari topik ringan hingga nostalgia saat SMA. Setelah waitress mengantarkan pesanan Lev, keduanya pun mengganti topik obrolan mengenai kuliner Perancis.

Hingga sekitar 15 menit kemudian...

"Oh iya Lev, kudengar agensi pemotretan tempatmu bekerja tengah berkolaborasi dengan desainer ternama dari Perancis ya?" (name)

"Wah.. beritanya sudah cepat menyebar ya? ha ha ha.. iya.. begitulah." Lev

"Lev dan Alisa-san juga jadi modelnya kan?" (name)

"Uhm.. benar. Kami juga terpilih. Tapi.. proses pemotretannya baru dimulai kemarin sih.. soalnya ada banyak trouble..." Lev

"Wah.. Sugoi... Lev pasti jadi sangat keren. Seperti foto yang sudah di publish di e-magazine itu." (name). Lev seketika ngeblush dan berusaha menenangkan diri.

"Ah.. ha ha.. ha.. aku senang sekali kalau... kalau (name)-chan juga.. sering melihat fotoku itu.." Lev tambah merona.

(name) hanya tersenyum menanggapi kalimat Lev itu. Ia lalu kembali menikmati minuman dan makanan pesanannya. Sejenak suasana di antar keduanya hening. Lev, pun terus menatap wajah (name). Ia lalu mengeratkan kepalan tangannya, dan bersiap.

"Haah.. ehm.. (name)-chan.." Lev.

"Iyaa?" (name), menatap mata Lev.

".." Lev

("Kenapa tiba-tiba rasanya aku kaya ngga bisa ngomong?!") Lev, inner scream.

"Ada apa Lev?" (name)

"Ah.. haa... i.. itu.. ehm.. Ah! Aku punya satu pertanyaan! Apa.. kau suka seorang.. model..." Lev, ngeblush.

"Euhm.. mereka kan kebanyakan good-looking, lalu selalu nampak sangat serasi ketika memakai baju karya para desainer. Oh.. mereka juga sangat keren saat di atas catwalk. Mana mungkin aku tidak tertarik.  memangnya kenapa?" (name)

"Euhm.. tidak apa. Cuma nanya" Lev senyum lega.

"Ehm.. (name)-chan. Sebenarnya.. aku ingin mengatakan sesuatu. Maaf jika.. ini terlalu mendadak untukmu. K.. kalau keberatan juga.. mending ngga usah dipikirkan! Jadi.. Etto!" Lev

"Katakan saja. Tidak mendadak kok, kan juga hari ini kita kebetulan bertemu." (name)

"Ehmm.. baik.. baiklah.. Jadi.. e.. ekhm.. ekhem.. " Lev.  (mengatur nafas lagi, menyiapkan mental dan menyiapkan kotak kecil dari saku bajunya)

"Aku.. aku.. sudah lama menyukai (name)-chan.. dan.. aku.. ingin (name)-chan jadi.. istriku. Apakah.. (name)-chan bersedia?" Lev. (Menyodorkan cincin, hard blush, deg-degan, tangannya sedikit gemetaran.)

"Lev..." (name). membeku.

"Bagaimana?" Lev. Menatap wajah (name).

(name) masih tak bisa berkata-kata. Dan.. air matanya langsung terjatuh. Lev, seketika panik. Ia takut  (name) akan merasa sangat terganggu karena confess nya yang sangat mendadak. Ya.. soalnya yang terjadi hari ini, semua diluar perkiraan Lev dan juga Alisa.

Mirror ( Haikyuu fanfiction) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ