prolog

582 46 4
                                    

"A-akhh." Suara kesakitan seseorang terdengar, sebuah peluru panas mengenai perutnya menyebabkan cairan merah keluar dan mengotori pakaianya.

Sedangkan sang pelaku penembak hanya terkekeh dan mulai mendekati korbannya sekaligus temanya itu yang tengah bersandar dipohon dengan tangan yang memegangi perutnya.

"Ke- kenapa lo lakukan i-ini," tanyanya terbanta-bata, menahan rasa sakit diperutnya. Dia masih tidak mempercayai temanya sendiri melakukan ini kepadanya.

"Hahaha sudah jelaskan kawan. Gue ingin semuanya, yang seharusnya itu punya gue tapi Lo rebut. Gue yang bantu Lo tapi kenapa Lo lebih terkenal dari gue, padahal gue lebih baik dari Lo. Ck mengingat itu membuat gue semakin benci sama Lo." ucapnya, kemudian ia menyeringai dan perlahan-lahan menarik pelatuk pistolnya.

"Selamat tinggal Lee Taeyong, kawan ku."

DOR!
DOR!
DOR!
DOR!

Dia tersenyum puas, sekarang tidak ada siapapun yang akan menyaingi dirinya sebagai penyanyi terkenal.

Ia bergegas meninggalkan Taeyong yang sudah tak bernyawa dengan sekujur tubuhnya dipenuhi darah karena beberapa peluru bersarang didalam dirinya, tanpa sadar ada seseorang yang bersembunyi dan melihat semuanya.

Sang saksi itu segera berlari ke arah Taeyong dengan tangis yang tiba-tiba pecah, dia memeluk tubuh Taeyong tanpa mempedulikan darah yang mengotori dirinya. Orang itu adalah adiknya.

Setelah beberapa menit dia melepaskan pelukannya dan berjalan menjauh, ia merogo kantong celananya untuk mencari ponsel dan menelfon ambulan beserta polisi untuk datang ke lokasi.

"Tenang saja kak. Aku akan membalas kematian mu kepadanya, ah tidak denganya tapi semua keluarganya. Mereka harus menerimanya Haha," katanya dan segera pergi meninggalkan mayat sang kakak.

Ambulan dan polisi datang dilokasi, berita tentang kematian Taeyong menyebar dengan cepat banyak fans-fansnya menangis. Tidak ada yang tahu siapa yang membunuh penyanyi terkenal itu sehingga kasus itu ditutup karena kekurang barang bukti.

Beberapa minggu setelah insiden itu semuanya kembali normal seakan-akan berita yang menggemparkan itu lenyap dengan cepat tapi tidak dengan orang yang masih mengingat jelas kematian itu dan berniat untuk membalaskan dendamnya.

___________________________________________

Pukul 01.00 dini hari ketika semua orang masih terlelap dengan mimpi mereka masing-masing tapi tidak dengan orang berhoodie hitam didalam gang yang sempit dan gelap, ia memantau sesuatu lewat ponsel miliknya.

"Hm lima menit, terget akan segera datang," gumamnya dengan cepat ia memasukkan benda persegi panjang itu ke dalam kantong celananya, dia menarik tudung hoodienya untuk menutupi setengah wajahnya dan bergegas melangkah ke ujung gang.

Lima menit menunggu, orang itu tersenyum melihat target dengan mobil yang dikendarai mulai terlihat dengan cepat ia mengeluarkan sebuah pistol didalam saku hoodienya dan menarik pelatuk pistolnya.

"Say goodbye orang bodoh Haha"

DOR!
DOR!
DOR!

Ckitt...

BRAK
BOM

Dia menembak tepat diban belakang mobil target alhasil mobil itu hilang kendali dan menabrak sebuah pohon besar, semburat api muncul melahap semuanya.

Prok prok prok

Orang itu membalikkan badannya dengan pistol yang mengarah pada sosok didalam gang yang perlahan mendekatinya.

"Hahaha pertunjukan yang bagus. Tenang saja dan turunkan senjatamu." Sosok itu melepaskan topi hitam yang dipakainya dan tersenyum. Orang berhoodie itu menurunkan pistolnya setelah mengetahui siapa sosok itu. "Ternyata kau, aku pikir siapa."

"Hmm kau lumayan juga, aku punya tawaran yang bagus untuk mu."

"Apa itu?."

"Aku tahu semua tentang mu dan sepertinya target kita juga sama, bagaimana kalau kita bekerjasama membunuh mereka? Apa kau tertarik?"

"Tawaran mu itu tidak buruk juga, baiklah aku menerimanya"












































































LeeOchi_17

Who And Why?Where stories live. Discover now