03

165 25 25
                                    


Takdir seseorang adalah sebuah kesakralan yang tidak dapat diubah layaknya kematian dan kelahiran seseorang mungkin beberapa bisa dirubah seperti kekayaan, kesehatan, kepandaian dll.

Jika bicara soal takdir pasti akan langsung tersambung dengan namanya sebuah kehidupan. Kehidupan layaknya seperti roda selalu berputar tanpa henti, banyak kejadian yang akan selalu terjadi seiringan dengan putaran tersebut.

Terkadang keberuntungan dan kesialan juga ikut hadir bagaikan sebuah cat yang akan menghiasi sebuah gambar. Mereka akan menghampiri kepada siapa saja, tidak peduli orang itu miskin atau kaya, lemah atau kuat.

Tidak ada yang tahu bagaimana sistem kerjanya. Satu hal yang pasti yaitu berhasil membuat orang akan putus asa, sombong ataupun dengki terhadap kehidupan satu sama lain tanpa memandang teman, kerabat maupun orang yang tidak dikenalnya sekalipun.

Yang perlu dilakukan hanya jalani dan terus melangkah maju karena tidak ada yang bisa menukar atau membuat kehidupan sesuai keinginan, mungkin bisa saja meniru tapi hanya orang-orang kurang bersyukur yang akan melakukan hal seperti itu.

Sebuah sore yang indah, banyak burung berterbangan di langit seolah-olah memberi tahu malam akan segera dimulai. Orang-orang masih berlalu lalang memenuhi trotoar tanpa mempedulikan suara bising dari klakson mobil yang memenuhi jalanan, hari yang sangat sibuk dan juga ramai.

Terlihat ada seseorang yang tengah memakai topeng di atas gedung, mata elang miliknya mengawasi sesuatu dibawah sana. Dia mengeluarkan sebuah alat dan menempelkanya ke telinga untuk menghubungi seseorang lewat benda tersebut. Setelah terhubung dia mengatakan jika dirinya sudah ada diposisi.

"Baik, tetap dalam rencana yang diberikan bos kemarin."

"Siap."

Orang itu mengeluarkan sebuah senapan jarak jauh miliknya dari dalam tas dengan foto target yang sudah dipersiapkan hanya tinggal menunggu waktu tepat untuk melakukan rencana.

--------------------------------------------------

Pukul tiga sore sesuai perkataan Chenle. Semuanya berkumpul di cafe milik keluarga Zhong itu, kecuali Haechan, Jisung, Jeno dan Renjun yang masih tak terlihat batang hidungnya.

Cafe itu sangat sepi tidak ada pengunjung yang datang kecuali mereka dan beberapa pelayan yang sibuk dengan kegiatan masing-masing, memang tempat ini disewa untuk acara pribadi. Mereka duduk disalah satu kursi yang sudah disiapkan khusus untuk mereka.

Alunan musik yang pelan mengema didalam ruangan yang terdapat beberapa dekorasi mahal tapi cukup elegan, membuat suasana menjadi damai ditambah lagi minuman yang mereka pesan.

Mereka hanya sekedar membicarakan soal akan kuliah kemana, topik itu membuat Jaemin antusias untuk mengusulkan kalau mereka harus kuliah bersama meskipun beda jurusan.

Entah mengapa pemuda bermarga Na itu sangat ingin mereka bersama lagi, seperti tidak bosan melihat wajah temannya yang hanya itu-itu saja belum lagi dengan sejuta kelakuan random dari mereka.

Sungchan hanya diam, tidak tertarik untuk ikut gabung dalam topik kali ini. Pemuda itu sibuk dengan pikirannya, tidak biasanya toh pasti dia akan mengusulkan hal-hal yang menakjubkan sampai membuat Chenle gemas sendiri untuk membenturkan kepalanya ke tembok.

"Oy jangan ngelamun, kesambet setan mampus Lo," Chenle menepuk pundak Sungchan yang disampingnya.

"Mana ada setan mau sama dia kan dia sendiri setanya," celetuk Shotaro yang menatap orang didepannya sedangkan Chenle tertawa melihat ekspresi Sungchan yang tidak terima. Maklum lah Chenle emang receh :)

Who And Why?Where stories live. Discover now