14 - tiga sekawan

Mulai dari awal
                                    

"Taufan bukankah Ying menyuruhmu istirahat?" Tanyanya seakan ia menemukan suatu hal yang bisa ia adukkan pada Ying.

Taufan menendangnya, "awas saja kalau kau adukkan aku padanya"

"Heh bangs*t bukan gini ya caranya ngebungkam orang!" Omel Fang, dengan sigap ia mengambil foto sebagai bukti untuk ia adukkan nanti.

Taufan menghela nafas, "bisa saja loh aku adukkan kau ke kakakmu, minggu lalu kan kau ngemis ke ibu kedai donat."

Kedua mata itu bertemu, manik merah Fang dan manik biru Taufan bertemu, seakan ada aliran listrik diantara kedua pasang mata itu.

Gopal mengumpulkan beberapa bekas kaleng minuman soda yang ada di meja Taufan, dan mengubahnya menjadi makanan yang terlihat enak.

"Udah gausah berantem, sini makan"

"Gopal..keliatannya enak sih..tapi bekas sampah gitu jadi ga nafsu makannya." Ucap Taufan.

"Hilih, kaya biasanya ngga makan sampah aja" balas Fang dengan cemoohannya.

"Daripada makan sampah aku lebih sering mendengar sampah yang keluar dari mulutmu." Jawab Taufan lagi, kini mereka berperang melalui tatapan lagi.

Lagi, Gopal menghela nafas, mengeluarkan sesuatu dari paperbag yang ia bawa. "Dey! Udah makanan tadi cemilin dulu, aku akan masak makanan beneran. Kalian tunggu ya."

Kedua makhluk itu mengangguk, mulai memakan kaleng yang sudah berubah menjadi bolu gulung itu.

"Taufan, kau terlihat pucat,kau tahu?" Ucap Gopal sambil mencuci sayuran.

Taufan terdiam, jujur, walau sosok kawannya ini masih ceria dan jenaka seperti sedia kala, namun Taufan tahu betul kalau dia berubah.

Seperti dirinya, Gopal juga pernah membuat kesalahan.

Kesalahan fatal, yang membuat misi mereka hampir hancur berantakan.

Namun berbeda dari dirinya yang diserang oleh tatapan benci setelah kesalahannya, kesalahan Gopal ditutupi oleh Fang, Ice dan Taufan.

Mereka bersyukur bahwa merekalah yang berada di misi yang sama waktu itu, jadi Gopal masih bisa berada di statusnya saat ini.

Karena mau bagaimanapun, Gopal adalah sahabat mereka..

Dan bahkan, Gopal yang dahulu sempat nekat ingin mengakui segala kesalahannya, namun berhasil dihentikkan.

Tapi setelah kasus itu, Gopal sedikit berubah, ia tak lagi ceroboh, ia berusaha untuk tidak menganggap santai misi-misinya.

Dan ia juga pindah divisi, lebih memilih menjadi agen yang fokus dalam hacking dan pusat informasi.

Taufan tersenyum, melihat punggung sahabatnya itu, "begitukah?" Tanyanya.

"Tak usah kau sembunyikan, kami tahu dari Ying. Bego, kenapa kau masih terus-terusan merusak diri sendiri?" Tanya Fang, berusaha menahan emosinya.

"Aku tidak merusak diriku. Yah, walaupun benar aku merusak diriku, bukankah ada hal yang lebih parah yang rusak karenaku?"

Gopal menghela nafas, "..'dia' tak akan senang melihatmu seperti ini Fan."

"Dia tidak dapat melihatku Gopal, kau lupa? Aku-- karena aku dia-"

"Taufan, itu kan bukan salahmu, yang kau lakukan hanya mendengarkan keinginannya." Jawab Gopal lagi, suaranya terdengar sedih.

"..tetap saja, jika aku tidak menurutinya..mungkin dia masih disini, dan saudaraku tak akan merasa tersakiti."

Fang mendecik kesal, "kalian semua memang sahabat-sahabat ku dan aku tidak berniat ikut campur dalam urusan kalian, tapi mereka punya masalah apa dikepala mereka? Kenapa mereka membuatmu seperti seorang musuh?"

"Karena aku musuh, yang merenggut hal yang penting bagi mereka." Jawab Taufan dengan senyuman sedihnya.

"Kau juga sama bodohnya dengan mereka" ucap Fang.

"Kenapa kau tidak bersuaha menjelaskan? Teriakkan saja pada telinga mereka apa yang terjadi sebenarnya!" Omelnya kesal, rasanya ia lebih marah dibanding Taufan sendiri. Bagaimana tidak? Ikatan persaudaraan sahabatnya itu retak hanya karena mereka tak ingin membiarkan Taufan menjelaskan.

Taufan terdiam, "kaupun.. kenapa kau tak pernah menjelaskan pada kakakmu tentang masalahmu? Kenapa kau lebih memilih sahabatmu sebagai tempat berkeluh kesah?" Tanya nya pada Fang.

Sorot mata sang pemilik manik safir itu terlihat dingin dan menusuk, namun terlihat kekhawatiran dan ketidak berdayaan dari matanya itu, Fang terdiam, "kau selalu begitu bukan?"

"Kau lari saat aku mencoba membantu." Ucap Fang, tidak terdengar emosi apa-apa dari perkataannya.

Taufan terdiam, ia ingin menjawab kalau ia tak pernah lari. Namun ia tak bisa.

"Makanan sudah siap!" Ucap sahabat mereka itu, memecah atmosfer buruk diruangan itu.

"Sudah, tak usah bertengkar, makanannya ada banyak kok." Ucap pria berjaket hijau itu sambil menaruh piring di meja.

Taufan dan Fang menatap Gopal bersamaan dan tertawa lepas.

"Berhenti dari agensi saja yuk, kita buka kedai nasi goreng." Ucap Taufan sambil merangkul Gopal.

"Kau yang masak, fang yang jadi badut penglaris, aku yang terima duit." Ucapnya lagi.

Ketiga remaja itu tertawa lepas, setidaknya mereka dapat memberi kenyamanan untuk sahabat-sahabat mereka dengan hal kecil seperti ini.

Dan itu sudah lebih dari cukup.

//Author's note//

Kalau ada typo salahin Hali ya. Bukan salah diriku pokoknya.

Terus kalau ngga komen yang banyak nanti aku ngambek. Jadi komen yang banyak.

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang