10 - bayi

3.4K 460 167
                                    

"Okay, take a break dulu." Ucap Taufan singkat.

"Apa yang kau nilai dari performa ku tadi?"

Taufan membuka data dari jam tangannya, "kekuatanmu memang dahsyat. Sesuai apa yang kau katakan."

Solar mengangguk, wajahnya yang tidak berekspresi itu terlihat bangga akan pencapaiannya.

Taufan tersenyum, "cukup bagus, kau tahu?"

Solar kembali mengangguk.

"Tapi,ada banyak bagian yang dapat dikembangkan."

"Waktu dalam mengumpulkan kekuatanmu terlalu lama, dan juga kontrol mu akan kekuatanmu masih kurang." Ucap Taufan sambil menunjukan beberapa data.

Solar terdiam, di lubuk hatinya yang paling dalam, ia menyadari akan kekurangannya itu, namun mendengarnya langsung dari mulut seseorang memberikan perasaan yang mengesalkan.

"Jangan khawatir, jika dilatih kau bisa menggunakannya dengan efektif." Ucap taufan dengan sengiran besar diwajahnya.

"Kau sudah tak lelah kan?" Tanya Taufan kepada adiknya.

Solar mengangguk.

"Baiklah, kita mulai test kedua ya?" Ucap Taufan.

"Tes kedua adalah mengontrol jumlah kekuatan yang kau keluarkan." Jelasnya sambil berdiri.

"Daripada kujelaskan, akan langsung kupraktekan dan kau perhatikan baik-baik ya." Udap Taufan.

Tangannya ia julurkan ke arah dinding itu, "ini 75%" ucap Taufan sambil dengan mudahnya mengeluarkan topan yang sedikit lebih kecil dari yang pertama ia keluarkan.

"Ini 50%" ucapnya lagi, kini tornado itu berkurang lagi dan semakin mengecil.

"Ini 30%" lanjutnya, pusaran itu semakin kecil dan semakin terfokus ke satu titik.

"Dan ini 10%" ucap Taufan, kini pusaran angin itu terasa seperti pisau yang dapat dengan mudah memotong hal-hal yang ada didepannya.

"Semakin besar kekuatan yang kita pakai, semakin cepat energi kita akan habis." Ucap Taufan.

Solar mengangguk.

"Sekarang ayo praktekkan." Ucap Taufan sambil mengambil botol minum dari tangan Solar.

"Hey- ini kau habiskan?!" Tanya Taufan tak percaya.

"Kan kau yang memberikan kepadaku." Jawab Solar.

"Iya , tapi maksudku kan berbagi."

"Ya mana kutahu? Aku haus ya aku minum." Jawab Solar sambil memutar bola matanya.

Taufan menghela nafas pasrah, "adik durhaka"

"Apa?"

"Tidak, ayo cepat mulai, praktekan yang 50% ok?"

Solar kini memusatkan kekuatannya lagi, berusaha membuatnya setengah dari apa yang ia buat di awal. Namun diluar perkiraannya, mengontrol jumlah kekuatannya jauh lebih sulit dibandingkan mengeluarkan seluruh kekuatan.

Taufan menyeringai sedikit, melihat adiknya yang naif itu membuat ia sedikit teringat saat ia masih menjadi agent in training.

"Kalau kau merasa kondisimu berubah langsung laporkan." Ucap Taufan sambil terus memantau adiknya.

Bisa dibilang Solar cukup penurut, namun juga karena gengsi nya yang tinggi, ia jadi berusaha menutupi kekurangannya.

Dan Taufan sangat mengerti bahwa saat ini adiknya sedang menahan efek samping dari memaksakan diri mengontrol kekuatannya.

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang