44 - batu es curhat

2.5K 467 354
                                    

Apakah kamu juga pernah merasakannya?

Perasaan yang entah harus dinamakan apa,

Saat ia membuatmu kecewa, sangat-sangat kecewa.

Rasanya kau tak ingin melihat wajahnya, atau mendengar suaranya saja sudah membuatmu naik darah,

Padahal dahulu, kau sangat menyayanginya.

Padahal dahulu, dia sangat berharga untukmu.

Namun tanpa kau sadari, bahkan berada di dekatnya pun kini kau enggan.

Rasa benci, rasa kesal, amarah, getir, segala hal itu membuatmu muak.

Namun..

Di lubuk hatimu kau mengerti bahwa kau tidak sepenuhnya membencinya.

Kau tak ingin ia terluka,

Kau ingin ia baik-baik saja.

°•°•°•°

Ice tak mengerti harus disebut apa perasaan yang rumit ini.

Ia masih ingat hari itu seakan itu baru terjadi kemarin.

Hari dimana Taufan pulang dengan luka yang parah, hari dimana manik safir itu kehilangan kilaunya, hari dimana ia terlihat sangat kesakitan.

Saat itu..apa yang ia lakukan?

Ah, iya. Benar. Kalau dipikir-pikir, hari itu ia tidak terlalu fokus akan luka-luka di tubuh Taufan. Jangankan rasa khawatir..hanya amarah dan kecewa yang ada dalam dirinya.

Kenapa Taufan membiarkan Boboiboy pergi melaksanakan misi yang berbahaya itu? Mengapa ia tidak menjaganya?

Mengapa ia membiarkannya mati? Mengapa ia tidak melindunginya?

Entah apa yang ada di benaknya, namun hari itu, ia menarik kesimpulan yang kejam.

Ah, iya, saat itu karena ia dipenuhi emosi, di batinnya ada suara mengatakan hal yang kejam.

"Taufan, kau pembunuh. Kau telah membunuhnya iya kan? Gara-gara kau, kini dia tak bersama kita lagi."

Kata-kata itu..apakah terlontar dari mulutnya waktu itu? Ah, sepertinya bukan.

Kalau tidak salah itu adalah Halilintar? Atau Blaze? Atau malah Thorn?

Ia sedikit berterimakasih kepada mereka karena telah membunyikan apa yang ada di benaknya.

Di hari pertama, Taufan terdiam. Ia tidak membantah. Lebih tepatnya, karena ia bahkan tidak dapat mempertahankan kesadarannya, mungkin karena mental shock yang dalam.

Lalu, satu minggu berlalu setelah Taufan keluar dari rumah sakit. Tak ada yang menyambutnya di rumahnya, jangankan menyambutnya, mereka menatapnya seakan ia adalah pendosa.

Namun sang pemilik manik safir yang notabene nya memang kadang dianggap tidak tahu malu tetap berusaha membuka pembicaraan.

Nada bercanda, nada serius, bahkan nada yang sedikit dipenuhi dengan amarah, ia berkali-kali berusaha mengatakan sesuatu. Namun mereka selalu menghentikannya.

Ya, tak ada yang mau mendengarkan ucapannya.

Sampai datang saatnya ia berurai air mata, suaranya yang serak terdengar sangat hancur, ia memohon.

BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang