différent [YunHwa]

Start from the beginning
                                    

"Sudahlah. Ga akan ada habisnya kalau berbicara sama kamu. Cepat kerjakan, asal juga tak apa toh hasilnya akan tetap sama."

Seonghwa menggerutu begitu Pak Eden berjalan menjauh darinya. Tak berselang lama, pundaknya terasa seperti tersentuh sesuatu. Ia menolehkan kepalanya dan mendapati Yunho sedang mengulurkan secarik kertas padanya.

Diambil kertas itu yang ternyata adalah jawaban dari ujian mereka. Wah, apakah Yunho adalah malaikat? Sepulang sekolah Seonghwa harus mentraktirnya bakso aci mang ole di samping sekolah.

Kring... Kring....

"Baik anak-anak, waktu mengerjakan ujian sudah habis. Silahkan kumpulkan kedepan Tanpa Suara."

Seonghwa maju kedepan disusul oleh Yunho yang berjalan dibelakangnya. Ia mengumpulkan kertas ujiannya dengan percaya diri, membuat Pak Eden mengernyit bingung.

Seputus asa itukah Seonghwa hingga ia tersenyum tidak jelas padahal menjawab soal ujian dengan asal?

Tidak tahu saja Pak Eden di saat-saat sakarathul maut mendadak ada sosok penyelamat hidup yang membantu Seonghwa keluar dari kesekaratannya.

Waktunya berterima kasih kepada oknum bernama Jeong Yunho.

"YUN!"

Teriakan Seonghwa sukses mendapat sentilan ringan di dahinya yang dihadiahi oleh Yunho.

"Jangan berteriak, kita masih di kelas. Kamu mau diomeli Pak Eden lagi?", oceh Yunho.

Seonghwa mengerucutkan bibirnya tanda kesal. "Pak Eden sudah keluar. Ah, bukan itu. Terima kasih atas bantuannya yang tadi. Aku ingin bilang itu."

Yunho tersenyum dan mengusak rambut hitam Seonghwa hingga sedikit berantakan, membuat Seonghwa mendelik sebal.

"Berhenti mengusak kepalaku!"

"Haha, kamu menggemaskan sih. Lagipula bantuanku ga gratis, loh."

Seonghwa membuang mukanya. Berusaha menyembunyikan rona merah yang menguar dari kedua pipinya akibat ucapan Yunho. Ayolah, apa pria itu tidak tahu bahwa sikapnya dapat membuat jantung seseorang berdebar kencang?

"Aku tahu, tiang. Makanya aku mau mengajakmu jajan disamping sekolah."

"Oh, beneran nih?"

"Iya dong. Mumpung aku ada uang hasil nyolong dari dompet kakak semalam."

Yunho menggelengkan kepalanya tak paham dengan tingkah Seonghwa. Temannya ini kadang bersikap manis namun kadang sikapnya berada diluar nalar manusia.

"Kamu ga boleh mencuri, Seonghwa."

"Ga apa, hanya sekali."

"Benarkah?", tanya Yunho tak percaya.

Seonghwa mengangguk. "Tentu. Sekali hari ini, sekali lagi lusa, sekali lagi minggu depan-"

Yunho memijit pelipisnya. Terlalu terkejut dengan tingkah Seonghwa yang membingungkan.

"Itu bukan sekali namanya."

Ateez ship Where stories live. Discover now