8 - rain

215 57 3
                                    





"what do you mean? gue gak ngerti."

"lo pasti paham apa yang gue bahas, chae. ini soal ibu lo. beliau mau lo tinggal sama dia. yang itu berarti, lo bakal pindah ke luar kota."











"hhhhh--"

chaewon mendesah panjang, taruh buku dengan asal di rak. ia berjalan menuju meja yang tadi ia tempati, mengambil tas dan jaket, kemudian berlalu keluar dari perpustakaan.

ini udah lebih dari tiga hari sejak hari felix memberitahunya, dan itu seakan menempel kuat di kepala chaewon. mengacaukan pikiran chaewon menjadi makin runyam.

sejujurnya, kondisi ibu udah lama ngga baik. setahun sejak pertama kali surat dokter sampai ke tangan papa. surat yang berisi analisa penyakit ibu, aritmia jantung yang bisa saja tiba-tiba menyerang ibu.

chaewon juga mengerti kalau ibu sangat rindu padanya. kayaknya udah lebih dari 3 tahun chaewon pisah rumah sama sang bunda. itu juga permintaan dari ibu sendiri, menginginkan chaewon untuk tinggal dengan ayah kandungnya, yang ngga lain adalah ayah felix.

tapi kalau dia pindah, sama aja dia bakal ninggalin kuliahnya, sama aja ninggalin minju, ninggalin apartemen yang mati-matian dia cicil, sama aja ninggalin seo changbin.

oh, harusnya yang terakhir udah ngga termasuk. changbin bukan prioritasnya lagi. changbin bukan lagi alasan mengapa chaewon berat meninggalkan kota ini.



"akh, sial."

chaewon mengumpat pelan, usak rambut dengan kasar lihat rintik hujan yang perlahan deras begitu ia sampai di lobi auditorium.

gadis mungil itu jadi menyesal kenapa tadi dia ngga ikut minju, chaeyeon, dan yujin si adik tingkat jalan-jalan ke mall. seenggaknya, mungkin sekarang mereka masih duduk tenang di kursi bioskop tanpa rasa khawatir akan hujan ini.

tapi, namanya menyesal di akhir juga ngga ada gunanya. dia emang dari awal udah menolak ikut karena memang harus menyelesaikan tugasnya sebelum minggu penilaian.

chaewon menghela napas panjang. ambil ancang-ancang sebelum berlari menyeberang menuju kantin di gedung seberang.

gadis itu mengangkat slingbag menutupi kepala, berlari dengan hati-hati agar ngga terpeleset ataupun menginjak kubangan air.

gedung belum dicapai dan hujan semakin deras. chaewon makin panik karena air sudah membasahi ujung pakaiannya.

namun tiba-tiba tersentak ketika sebuah payung memayunginya.

"kok malah diem anjir? cepet lari lagi!"

changbin ngga tahan mengumpat, agak mendorong bahu chaewon yang malah terdiam. gadis itu kembali sadar, langsung berlari lagi diikuti changbin yang merapat, tanpa sadar merangkul bahu chaewon memastikan kalau payungnya melindungi tubuh chaewon.

keduanya sampai di ujung koridor. changbin menurunkan payung dan menutupnya. chaewon sendiri mengusap rambutnya yang basah. fokus terhadap diri masing-masing.

gadis itu sedikit melirik, lihat changbin yang menarik rambutnya ke belakang. satu hal kecil yang berefek besar pada chaewon. ia cepat-cepat merunduk sok mengusap baju ketika changbin menoleh padanya.

"hujan-hujanan kenapa?" tanya pemuda seo dengan datar.

"mau ke kantin, mau makan."

"gak bawa payung?"

"gak."

changbin melengos, "sekarang musim hujan lagi awet, harusnya lo sedia payung ke manapun lo pergi." ucapnya mengomel.

chaewon yang mendengar itu jadi agak menciut. meski dalam hati bertanya-tanya, kenapa changbin se peduli ini kepadanya.

"jaket lo mana?" tanya changbin lagi, kini menatap penampilan chaewon dari ujung sepatu sampai ujung rambut, "gak dingin pake dress gitu?"

"ha? o-oh, gak keinget. tadi keburu." jawab chaewon pelan, memegang tali tasnya dengan kikuk.

changbin memperhatikannya lama. yang kemudian melengos, bergerak melepas jaket hitam yang dia pakai, kemudian menyerahkannya pada chaewon.

"pake."

"terus lo?"

"pake." changbin ngga mau dibantah.

si gadis mau ngga mau menerima jaket itu, ia menatap changbin yang memalingkan muka memperhatikan rintik hujan di depan gedung ini. tanpa banyak kata, chaewon memakai jaket changbin.

diam-diam si pemilik jaket melirik, lihat chaewon yang kesulitan menarik resleting dan menggulung bagian lengan. tangannya bergetar, tahan diri sebisanya.

masih kayak dulu. jaketnya kebesaran di badan chaewon yang kecil. lucu.

"changbin makasih. udah mau mayungin, udah mau minjemin jaket." kata chaewon tersenyum simpul, "segera gue kembaliin ni jaket. tapi gak besok."

changbin diam aja ngga jawab. dia malah buka payungnya lagi, mendekat kepada chaewon yang refleks mendongak. kedua matanya melebar saat changbin meraih pergelangan tangannya.

"ikut gue."

let us go. ✔ Where stories live. Discover now