About Us

2.9K 140 17
                                    

"Yours," Bobby mengangsurkan sebuah gelas kertas berisikan Americano yang terlihat masih mengeluarkan kepulan hangat kepada Junior-nya yang sedang tidak dapat menggeser tubuh dari atas kursi biliknya barang sejenak, karena beberapa deadline yang sudah hampir mencekik. Beberapa deadline yang diberikan oleh Bobby sendiri.

"Jadi lembur?" Tanya Laki-laki itu seolah pekerjaan si Junior bukan salah satu kehendaknya.

Sedangkan yang ditanya hanya mampu menganggukkan kepalanya sekilas, "mau enggak mau, kan, lo bilang?" Katanya sembari balik bertanya. "Mungkin sekitar jam delapan, atau paling lama banget jam sembilan gue balik. Lo duluan aja," imbuh June dengan masih belum melepaskan tatapan dari layar komputer di hadapannya saat ini, si Junior yang memiliki rambut legam dan bentuk wajah sangat tegas. Sepasang bibir yang dinilai Bobby sangat penuh itu pun tak luput dari perhatian kedua matanya kalau mereka sudah terlibat percakapan berdua saja seperti ini.

Tak kuasa, lebih tepatnya.

"Euh—gue sebenarnya ada acara juga, sih. Ketemu sama temen-temen SMA, semacam reuni." Kini Bobby mendudukkan tubuhnya tepat di samping June. "So if you need a ride, just please let me know, okay?" Tawarnya tulus.

"Okay... Thanks in advance." Tentu saja June juga akan menjawabnya dengan tak kalah tulus.

Jawaban June tanpa sadar membuat Bobby mengembangkan senyumannya begitu saja, "gotta go now. Bye, Jun."

Kali ini June tidak menjawab apa-apa, ia memilih tetap fokus pada pekerjaannya yang sudah hampir 75% selesai. Namun tak pelak jua kedua sudut matanya mengawasi pergerakan Bobby yang kian jauh dari tempatnya bekerja.

Fokus, Jun, lo udah ngantuk banget... Beresin kerjaan lo, pulang dan tidur.

June mencoba menyugesti pikirannya sendiri sebisa mungkin. Ia berdiri dari duduknya, menggerakkan tubuhnya ke kanan dan kiri sebagai sebuah upaya demi menghilangkan pegalnya yang mulai lebih terasa dibandingkan tadi siang, lalu kembali mengerjakan apapun bagiannya yang sempat tertunda.

Belakangan tubuhnya memang seringkih itu, padahal June benar-benar menjaga kondisinya dengan berolahraga rutin. Semua usahanya terasa sia-sia kalau sudah...— Uh-oh, June menggelengkan kepalanya kuat-kuat, menghalau pikirannya yang mulai ngaco dan mencoba tidak menghiraukan rasa panas yang mulai merambati pipinya.


*

*

*


Tidak banyak teman lama yang masih dapat Bobby kenali dengan baik mengingat zaman SMA-nya saja sudah menginjak 13 tahun lalu. Hanya beberapa saja dan lumayan membuatnya sedikit bernostalgia.

"Apa kabar, Bang Bobby?"

Sapa seorang laki-laki yang berusia tidak terlalu jauh dari Bobby, yang sempat Bobby kenal dekat dengan baik ketika itu. Bernama lengkap Malveno Chandra, merupakan mantan adik kelas sekaligus Pemilik tunggal tempat hiburan yang malam ini ia kunjungi demi memenuhi undangan reuni yang sudah ia sebutkan di atas.

Bobby tersenyum ramah hingga kedua matanya terlihat tinggal satu garis—salah satu ciri khas Bobby yang digilai para Gadis zaman di Sekolah-nya dahulu—ketika Malveno meminta bergabung bersamanya dan dua orang teman mereka yang lain,

Bercakap-cakap, saling melontar candaan dan guyonan, tidak lupa juga saling meledek satu sama lain apabila tidak sengaja bertemu dengan mantan cinta monyet, cukup membuat Bobby sedikit melupakan keberadaan Seseorang walau tak lama.

Hypocrite - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]Where stories live. Discover now