Harta, Tahta, Wanita

3.8K 177 10
                                    

Winwin membuka matanya. Seperti biasa dia terbangun diatas tempat tidur king size sendirian dengan posisi menyilang yang menyebabkan orang lain tidak bisa menyelinap ikut tidur di sampingnya. Winwin duduk, mengedarkan pandangan ke kamarnya yang luas dan tidak kosong, karena meskipun sendirian di ruangan sebesar itu, dia menyimpan banyak barang di dalamnya.

"Siri*, putarkan lagu Bilionaire,"kata Winwin.

*Siri adalah asisten pribadi pintar yang menolong Anda menyelesaikan segala sesuatu cukup dengan meminta. Siri memungkinkan Anda menggunakan suara Anda untuk mengirim pesan, jadwal pertemuan, melakukan panggilan telepon, dan lainnya. Sering muncul di drakor, pasti udah familiar.

Seketika kamar Winwin dipenuhi alunan lagu Bilionaire milik Bruno Mars. Saat hampir sampai di reff, Taeil masuk ke kamar Winwin.

"Good morning adikku yang ganteng,"kata Taeil.

Belum sempat Winwin menjawab, Taeil langsung naik ke tempat tidur dan memeluk-meluk Winwin. Adiknya yang tidak suka skinship berusaha melepaskan diri dari Taeil.

"Kamu ingin jadi bilionaire?"tanya Taeil, "bukankah kita udah bilionaire,"
"Aku hanya mendengarkan lagu yang aku suka,"kata Winwin.

Winwin berhasil melepaskan dirinya dari pelukan Taeil.
"Tapi hyung, walaupun kita bilionaire, kita nggak senyum-senyum disamping Oprah atau Ratu,"kata Winwin.
"Di Korea tidak ada Ratu,"kata Taeil, "adanya Presiden,"
"Kita juga nggak senyum-senyum sama Presiden,"kata Winwin.
"Ayah kan senyum-senyum ke Presiden,"kata Taeil.
"Masa iya?"tanya Winwin.
"Kan sering makan malam bareng pengusaha lain,"kata Taeil.
"Emang kalau makan malam sambil senyum-senyum?"tanya Winwin.

Taeil jengkel, "mandi sana,"

*

Kamar Winwin dan Taeil ada di lantai 5, kamar kedua orangtuanya ada di bawahnya. Sedangkan untuk ke ruang makan, mereka harus turun dari lantai 5 ke lantai 3 menggunakan lift. Winwin takut ketinggian. Sehingga saat harus turun, dia menunggu Taeil, dia tidak suak ada di lift sendirian.

Saat Taeil dan Winwin sampai, kedua orang tua mereka belum datang. Mereka mengambil tempat duduk duluan, tapi tidak mengambil makanan sebelum kedua orang tuanya datang.

"Makan pagi hari ini bertema Indonesia,"kata Winwin.
"Aku lebih suka tema Indonesia untuk makan malam,"kata Taeil.
"Benar, makanan beratnya sangat enak,"kata Winwin.

Setiap kali mereka makan di rumah memang selalu memiliki tema. Tidak hanya berdasarkan negara, terkadang Chef Kun juga menyiapkan makanan berdasarkan tema film atau zaman.

"Selamat pagi,"kata Bunda, akhirnya sampai di ruang makan bersama Ayah.
"Winwin, Ayah lihat lamborghinimu akhir-akhir ini tidak dipakai,"kata Ayah.
"Iya, aku ke kampus naik sepeda,"kata Winwin, "sebentar lagi ada kejuaraan ice hockey, jadi aku naik sepeda untuk latihan fisik,"

Bunda mengambilkan Ayah makanan. Setelah Ayah mulai makan, yang lain mengikuti.
"Taeil, Ayah dengar kamu ikut PO Samsung untuk limited edition nya,"kata Ayah.
"Sudah datang kemarin sore,"kata Taeil, "casingnya sangat bagus, tapi isinya tidak jauh beda dari seri limited edition sebelumnya,"
"Pindah Apple saja,"kata Winwin.
"Masih lebih bagus Samsung,"kata Taeil.
"Sudah sudah, keduanya bukan perusahaan kita jadi tidak usah diributkan,"kata Bunda.
"Omong-omong, vila di Swiss sudah selesai di pugar,"kata Ayah, "akhir bulan ini liburan kesana?"
"Aku ada pertandingan, Ayah,"kata Winwin.
"Kalau begitu setelah pertandingan,"kata Ayah, "pesta perayaan kemenangan,"
"Belum tentu menang,"kata Winwin, "lawan kali ini berat,"
"Gorilla?"tanya Taeil.
"Ya,"sahut Winwin.
"Taeil berhasil mengalahkan mereka tahun lalu, aku yakin leader kali ini, Winwin, juga bisa mengalahkannya,"kata Ayah.

*

Winwin berangkat bersama Yangyang, rumah mereka memang saling berhadapan. Yangyang adalah teman sekelas Winwin sekaligus teman satu klub ice hockey juga dengannya. Mereka baru saling mengenal setelah masuk ke klub yang sama, sebelum itu mereka tidak saling mengenal meskipun bertetangga. Itu karena Winwin adalah orang tajir melintir sedangkan Yangyang orang biasa. Tapi, setelah saling mengenal, mereka kini menjadi sahabat dekat.

"Eh Winwin, ini sepedamu ditinggal aja?"tanya Yangyang.
"Emang mau dibawa ke kelas?"tanya Winwin.
"Nggak dikunci?"tanya Yangyang.
"Males ah,"jawab Winwin, "mulai sekarang nggak bawa kunci sepeda,"
"Tapi sepedamu harganya kan jutaan, kalau dicuri gimana?"
"Nggak mungkin,"sahut Ten, yang baru datang juga dengan sepeda, tapi sudah mendengar percakapan dua sahabatnya.
"Di kampus ini siapa sih yang nggak tahu kalau ini sepeda Winwin,"kata Ten, "kalau ada orang selain Winwin menaikinya, pasti sudah terjadi keributan, kalaupun dicuri kita akan segera tahu siapa pencurinya,"
"Udah yuk, dosen killer nih,"kata Winwin.

Mereka bertiga berjalan menuju kelas. Saat melewati koridor, kehadiran Winwin selalu menyita perhatian. Wajah tampannya membuat orang-orang merasa bahagia melihatnya, sensasi yang mirip dengan memakan cokelat. Pakaian mahal tampak cocok di tubuhnya. Dan status single nya membuat semua wanita berharap mengisi kekosongan itu.

"Memangnya jabatan ketua klub Ice Hockey di kampus ini seperti tahta kerajaan?"suara seorang wanita tiba-tiba terdengar oleh Winwin.

Winwin berhenti. Mendengar dirinya sedang dibicarakan mengenai hal sensitif yang mengganggunya sejak pertama kali dia menjadi leader klub Ice Hockey.

"Dia mendapatkan jabatan itu karena dulu kakaknya juga menjabat di tempat yang sama?"suara itu terdengar lagi, "dunia kapitalis ini memuakkan, dia sangat kaya, jadi dia bisa melakukan itu,"

Winwin hendak mendekat pada sumber suara, tapi Ten memegang tangannya dan menggelengkan kepala.
"Winwin, kita tahu kalau kau terpilih karena klub memilihmu,"kata Ten, "omongan orang yang tidak enak seperti itu, mari kita biarkan saja berlalu,"

Dulu, Taeil yang adalah kakak Winwin adalah leader klub Ice Hockey di kampus tersebut. Dalam pergantian kepengurusan, secara kebetulan Winwin terpilih sebagai penggantinya. Akibat hal tersebut, banyak orang mencibir 'Winwin menduduki tahta' karena seolah posisi leader itu turun temurun kekeluarga. Meskipun sebenarnya keputusan itu atas dasar voting dalam klub.

Winwin mengangguk atas perkataan Ten, dia hendak melanjutkan perjalanan ketika mendengar suara yang sama berkata lagi.
"Kau yakin dia tidak punya pacar?", dan Winwin mengurungkan niat untuk pergi.
"Mungkin dia punya banyak, tapi semuanya diajak pacaran diam-diam untuk membuat semua wanita bertahan dengannya, kau lihat wajahnya? Seperti seorang player,"kata wanita itu, "atau mungkin dia seorang gay,"

Winwin membuka pintu dihadapannya dan memergoki seorang perempuan sedang berada dalam panggilan telepon. Gadis berambut panjang itu menoleh dan wajahnya datar melihat kedatangan Winwin, meskipun baru saja mengatakan hal-hal buruk tentang Winwin.

"Kamu siapa?"tanya Winwin, pada gadis yang tidak menjawab itu.
"Kenapa kamu mengatakan hal-hal buruk tentangku,"kata Winwin, "padahal aku tidak mengenalmu,"
"Kamu memang tidak punya banyak kenalan,"kata gadis itu, "aku juga tidak ingin kau mengenalku,"
"Kalau begitu jangan berkata buruk tentangku,"kata Winwin, "apa yang kau katakan itu, karena kau tidak mengenalku,"
"Harta, Tahta, Wanita,"kata gadis itu, "kau pikir kau memiliki segalanya bukan?"
"Kau yang berpikir begitu bukan?"tanya Winwin, "aku tidak,"

Winwin dan gadis itu saling bertukar pandang tajam.
"Aku melihat kebencian yang besar di sorot matamu,"kata Winwin, "kenapa kau membenciku?"

Gadis itu tidak menjawab. Dia memilih untuk meninggalkan Winwin begitu saja.


Author note :

HALOOO TRISAPKA's HERE.

Fanfic ini akan di update 4 kali dalam seminggu yaitu hari Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu selama promosi 90s Love. Jadi jangat lewatkan yaa. Nanti sore kita hype MV 90s Love bareng-bareng. Don't miss it!

90s Love (FF NCT U ft Aespa)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin