31. I Know It's You

Start from the beginning
                                    

"Imperius" Batin Harrison dengan rahang mengeras.

"Ada lagi, Heir Grengrass?" Tanya Harrison dengan usaha untuk mengendalikan nada suaranya agar terdengar tetap datar. Namun meskipun ada sedikit geraman marah di akhir kalimat Harrison, Daphne nampaknya tidak mendengarkan karena sibuk mengendalikan dirinya sendiri untuk tetap tenang.

"Hanya itu yang aku tahu" Jawab Daphne lirih dan Harrison mengangguk mengerti.

"Baiklah... sampai disini serahkan saja sisanya padaku dan Ayahku! Aku tidak akan memintamu untuk tidak cemas karena aku tahu itu tidak mungkin, mengingat jika adik kesayanganmu tengah di culik. Tapi, aku memintamu untuk tetap tenang dan percaya jika adikmu pasti akan segera di temukan! Aku tidak berjanji akan menemukannya, tapi aku dan Ayahku akan berusaha sekeras mungkin untuk menemukan semua anak yang di culik!" Kata Harrison dengan tegas dan penuh tekat sambil bengkit dari posisi bersandarnya hingga kini ia berdiri tegak penuh wibawa.

"Terimakasih, Heir Midford! Aku sangat berharap kau bisa segera menemukan Adikku dan anak-anak lain." Kata Daphne dengan binar penuh harapan di matanya yang berkaca-kaca.

"Teruslah berdoa, Heir Greengrass!" Balas Harrison dan Daphne mengangguk pelan sambil menghela nafas panjang.

"Baiklah Heir Midford, kupikir sudah saatnya bagiku untuk kembali ke Ballroom. Aku tidak ingin membuat ibuku cemas jika dia tidak bisa menemukanku di antara kerumunan. Dia menjadi agak Paranoid setelah kehilangan Astoria" Kata Daphne kemudian dengan senyuman tipis.

Harrison balas tersenyum tipis dan mengangguk pelan.

"Ya.. Terimakasih atas waktu dan informasinya, Heir Greengrass!" Balas Harrison

"Terimakasih kembali untukmu Heir Midford karena telah mengorbankan banyak waktu untuk mengurus kasus penculikan adikku dan anak-anak penyihir lain!" Kata Daphne tulus

"Suda menjadi kewajibanku" Balas Harrison.

Daphne membalas dengan anggukan dan senyuman tipis lagi. Kemudian gadis itu pun mengangkat gaunnya sedikit dan membungkukkan tubuhnya yang merupakan gestur salam atau sapaan ala Pureblood. Lalu, setelah Harrison balas mengangguk singkat, Daphne pun berbalik dan pergi dari hadapan Harrison. Membiarkan Harrison sendirian dalam kesunyian Balkon yang terbebas dari hiruk pikuk Ballroom karena mantra peredamnya.

"Nah.. Langkah selanjutnya adalah aku harus bertanya pada Father tentang kronologi kasus penculikan Anak-anak lainnya, hanya untuk memastikan lebih jelas apakah benar anak-anak itu berada dalam pengaruh Imperius sebelum mereka di culik" Gumam Harrison dengan pikiran cerdiknya.

"Permisi, Heir Midford... "

Harrison sedikit tersentak dari lamunannya begitu ia mendengar seseorang memanggil namanya.

Mendengar suara yang terasa amat familiar tersebut, Harrison lantas mendongakkan kepala ke depan, dan ia pun mendapati Draco Malfoy tangah berdiri di hadapannya dengan raut wajah datar khas seorang Malfoy.

"Owh.. Selamat malam, Heir Malfoy." Balas Harrison dengan sapaan. Ia menyapa Draco dengan tatapan mata dan ekspresi wajah datar yang begitu sempurna. Meskipun dalam hati ia agak terkejut dengan kedatangan Draco yang tidak ia duga.

"Ada yang bisa kubantu, Heir Malfoy?" Tanya Harrison kemudian.

Draco bisa mengetahui maksud sebenarnya dari kata-kata itu adalah apa yang kau lakukan disini, Heir Malfoy? Dan ada urusan kau menemui atau memanggilku?

Lord Slytherin ll DrarryWhere stories live. Discover now