13.Menghadap Dumbledore

10.4K 1.4K 156
                                    


Hmm..

Seminggu telah berlalu, semuanya berjalan baik-baik saja dan Harry mengaku jika ia menikmati hari-harinya di Hogwarts, entah itu menikmati pelajaran yang menambah wawasan, menikmati perjalanan berkeliling Hogwarts, atau menikmati waktu bersantai d...

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


Seminggu telah berlalu, semuanya berjalan baik-baik saja dan Harry mengaku jika ia menikmati hari-harinya di Hogwarts, entah itu menikmati pelajaran yang menambah wawasan, menikmati perjalanan berkeliling Hogwarts, atau menikmati waktu bersantai dengan dua ularnya yang selalu ada disisinya. Siapa lagi jika bukan Theo dan Alexis? Keduanya hampir tidak pernah meninggalkan dia sendirian dan akan menjadi yang paling depan dalam membelanya jika mereka berhadapan dengan hinaan Gyrffindor seperti Waesley dan kawan-kawan.

Tapi sepertinya saat ini kesialan tengah menimpanya. Tepat setelah menyelesaikan kelas kedua dan ia, Theo, serta Alexis hendak menuju ke tepi danau hitam yang merupakan tempat bersantai mereka sebelum menuju Great Hall untuk makan siang, seorang murid laki-laki dari Ravenclaw tahun ketiga tiba-tiba saja memanggilnya dan mengatakan padanya jika kepala sekolah ingin menemuinya.

Sejujurnya, Harry sama sekali tidak ingin bertatap muka lagi dengan pria tua manipulatif itu, akan tapi dia tentu tak bisa menolak atau beralasan menolak, sebab pak tua itu pasti akan melakukan segala cara untuk dapat bicara dan mengikatnya lebih kuat digenggamannya. Bahkan Harry tidak meragukan jika pak tua itu bisa saja tiba-tiba menculiknya agar dapat bicara dengannya jika ia terus-terusan menghindar. Harry tidak ingin itu terjadi, maka setelah ia meminta Theo dan Alexis pergi lebih dulu dan mengatakan ia akan menyusul nanti, Harry pun segera bergegas menuju kantor kepala sekolah sambil memikirkan apa yang ingin Dumbledore katakan padanya? Dan apa yang akan ia katakan pada pria tua itu agar si tua itu tahu jika Harry tidak ingin berurusan dengannya.

Maka disinilah Harry berada sekarang, setelah melewati patung penjaga dengan mengucapkan kata sandi lalu menaiki tangga spiral, Ia akhirnya berada di dalam kantor kepala sekolah dimana Dumbledore telah menantinya. Pria tua manipulatif itu duduk pada kursi dibalik meja kerjanya yang dipenuhi banyak benda, juga terdapat seekor burung Phoniex dalam sangkar yang  terletak di samping kanan meja kepala sekolah yang membuat fokus Harry sempat teralih. Namun Harry dengan cepat kembali mengendalikan dirinya dan menatap Dumbledore yang tengah tersenyum khas kakek-kakek penyayang padanya yang membuat Harry ingin muntah.

"Harry, nak, akhirnya kau tiba!" Kata kepala sekolah dengan gelar penyihir terhebat itu pada Harry begitu ia tiba dihadapannya. Nadanya terdengar ceria dan menipu, namun Harry tentu bukan orang yang akan mudah ia tipu sama seperti tikus-tikus peliharaannya yang lain.

"Sebelumnya Kepala Sekolah, saya mengingat jika ini adalah kali pertama kita bertemu secara pribadi dan saya merasa kita tidak seakrab itu untuk anda memanggil saya dengan nama depan saya. Jadi, untuk kenyamanan saya sendiri, bisakah anda tidak bersikap seakan-akan kita akrab? Saya punya masalah cukup serius dengan orang asing yang bersikap seakan dia mengenal saya dengan baik dan dekat" Kata Harry dengan nada datar dan halus, wajahnya juga tidak menunjukkan ekspresi berarti namun hal itu cukup membuat senyum Dumbledore agak luntur dan Harry melihat wajahnya agak berkedut.

"Ah.. Begitu, maafkan aku. Tapi bukankah akan lebih baik jika kita meninggalkan formalitas dan mengobrol layaknya kakek dan seorang cucu? Aku hanya ingin membuatmu nyaman dengan obrolan yang tidak terlalu kaku dan tegang." Balas kepala sekolah, masih mempertahankan senyuman dan nada cerianya.

Lord Slytherin ll DrarryTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon