Batal UN

1.3K 211 36
                                    

Tzuyu POV

Ini sudah tiga bulan semenjak aku terakhir kali bertemu Jihyo dan rasanya sungguh berat.

Maksudku tidak melihat Jihyo dalam waktu yang lama itu benar-benar membuatku kangen, terutama aroma vanila khas dia.

Selama ini kami tetap berhubungan via telpon dan chat seperti biasa. Tapi terkadang sulit juga karena dia sibuk dengan ukm barunya di kampus dan aku sibuk belajar dan pergi ke tempat les.

Dia bercerita bahwa sekarang hidupnya banyak berubah ketika papa dan mamanya sudah baikan. Memang belum tinggal satu rumah lagi tapi setauku Om Jinyoung sering berkunjung ke Surabaya.

Sekarang hari Minggu dan aku baru saja bangun tidur dipukul 11 siang begini. Aku pergi ke dapur untuk mencari minum lalu bertemu mama yang sedang menonton TV di ruang tengah.

"Sayang, kamu nggak usah keluar-keluar dulu ya" kata Mama. Aku bingung dan memutuskan untuk duduk di sebelah mama.

Kasus Pertama Corona di Indonesia, Presiden Imbau Masyarakat Untuk Tidak Panik

Ah, virus baru! Kalau sudah masuk Indonesia ini akan menjadi masalah yang besar. Pasti ke depannya akan tambah parah. Aku pun langsung meraih ponselku untuk mencari tau apa dan bagaimana sebenarnya virus ini. Ternyata bahaya juga ya. Lalu tidak lama ada pesan masuk dari Jihyo, segera membukanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Semakin lama wadah COVID-19 semakin parah, bahkan pemerintah mengimbau untuk masyarakat tidak keluar rumah dulu. Sekolah di liburkan, padahal ini sudah mendekati hari Ujian Nasional. Jihyo bilang kuliahnya pun kini sudah berbasis online. Keadaan memang semakin parah.

Gawatnya lagi ketika tiba-tiba malah ada pengumuman bahwa Ujian Nasional tahun ini ditiadakan. Aku sedikit kesal karena sebenarnya selama ini aku sudah serius belajar. Sial, tau gini kemarin-kemarin nggak usah belajar untuk UN saja. Tapi ya mau gimana lagi juga.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Pokoknya hari-hariku makin membosankan dan menyenangkan di saat yang bersamaan. Untung ada Jihyo. Ya meskipun dia jauh tapi setidaknya aku tetap bisa berkomunikasi dengannya. Sekarang kami sedang videocall.

"Tzu aku mau cerita"

"Kenapa?"

"Tadi aku lupa absen, terus aku chat dosennya diread doang masa!" Jihyo cemberut dan itu imut.

"Cari tau aja rumah dosennya dimana" ucapku. Dia mengernyit heran.

"Terus? Kamu mau nyuruh aku nyantet gitu?"

"Ya enggak. Kamu kirimin gula dua kilo sama kopi dan teh aja, aman deh!" Saranku asal. Jihyo jadi tertawa kencang.

"Hahaha itumah nyogok, sayang!" Seru Jihyo masih dengan tawa renyahnya. Dia bahkan nggak sadar barusan bilang sayang. Aku ikut tertawa mendengar tawanya.

"Nggak pernah bener emang cerita sama kamu!" Ucap Jihyo setelah tawanya reda.

"Aku juga mau cerita" kataku

"Apa?" Dia memajukan duduknya. Bersiap mendengarkan ceritaku yang menarik ini.

"Kemarin aku ngupil"

"Ih jorok. Terus?"

"Terus lupa off cam!"

"LAH? HAHAHA" dan Jihyo lagi-lagi tertawa.

Ya Tuhan, biarkan kami bahagia begini terus.

___________15-11-2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________
15-11-2020

My Dearest Cousin (Jitzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang