17

4 0 0
                                    

    Sebentar lagi pesawatnya bakal terbang dan gua belum sempat pamitan sama sahabat-sahabat gue. -batin Aca.

    Air mata menetes seketika sambil melihat ke luar jendela pesawat dan menangkap sosok...

    "Devan!" Aca mendekat ke jendela, menaruh kedua tangannya menempel pada kaca pesawat.

    Tapi apa yang bisa Aca lakukan? Hanya bisa menangis melihat Devan yang berlari-larian seperti ayah yang mencari anaknya yang hilang.

    Kini pandangan Aca mulai menjauh dari Devan karena pesawat telah terbang menjauh dari bandara.

    Diam. Sudah berjam-jam Aca terus berdiam diri dengan mata sembab dan pandangan yang kosong.

    Tiba-tiba semua orang berteriak dan panik. Sekarang Aca merasakan goncangan yang sangat kuat terhadap pesawat yang ia naiki.

    Akankah hidupnya akan berakhir seperti ini?




    Tentu...





    ...tidak.

*

    Terbuka dengan perlahan. Dingin. Ada banyak orang yang berdiri di sekelilingnya. Dan-

    -ada juga yang memanggil-manggil namanya. Lemas. Itu yang Aca rasakan. Dirinya kini sangat kurus. Berbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit. Melihat sosok perempuan paruh baya memanggil-manggil namanya sambil menangis. Bukan menangis karena sedih. Tapi menangis bahagia. Tampak di wajah...

    "Mmah--mmah" Kata itu yang keluar dari mulut Aca.

    Ia pikir semuanya sudah berakhir. Ternyata masih belum. Ia selamat dari kecelakan pesawat.

    Tersenyum. Meneteskan air mata.

    Ia terharu karena mamanya menangisinya. Mama tak terluka sedikitpun. Mengapa? Kenapa mama tak terluka sedikit pun? Bingung, Aca merasa sangat bingung dan aneh.

    Teringat Devan dan kedua sahabatnya. Berfikir apa mereka baik-baik saja disana? Tanpa dirinya...?

*

    Sudah beberapa hari akhirnya Aca pulih. Besok dirinya boleh pulang. Dan ada sesuatu yang mengejutkannya. Mama dan papanya kini sangat peduli dengan dirinya. Walau terlihat aneh tapi Aca bangga. Senang akhirnya bisa merasakan kasih sayang seorang ayah dan ibu.

    Kini Aca duduk diatas ranjang rumah sakit sambil menyender. Ditemani oleh mama.

    "Mah. Kok mama bisa ga terluka sedikitpun?"

    "Apa maksud kamu Ca...?"

    "Bukannya Aca masuk rumah sakit karena kecelakaan pesawat?"

    Mama tertawa. "Apa maksud kamu nak? Kamu bukan kecelakaan pesawat. Kamu itu tertabrak mobil saat menyebrang jalan. Dan yah kamu koma selama 4 tahun"

    "Apa?! Ko-koma? Tertabrak mobil?"

    "Kamu ini kenapa? Mungkin lupa karena kepalamu terbentur"

    "T-tapi Aca ingat jelas mah kalau mama, papa, dan Aca itu kecelakaan pesawat!?"

    "Kamu itu kecelakaan saat kamu kelas 1 smp"

    "1 smp? Terus, Varo, Arjun, Devan?"

    "Siapa? Varo? Arjun? Devan? Siapa mereka?

    "Masa mama lupa, Varo dan Arjun tetangga kita mah, kalo Devan anaknya teman papa waktu itu"

    "Tetangga kita gada yang namanya Varo Arjun dan kalau Devan mamah ga kenal"

    "T-tapi mereka sahabat Aca dari Aca masih sd"

    "Dari sd kamu kan mainnya sama perempuan, saat kamu koma mungkin kamu berilusi atau bermimpi mempunyai sahabat cowo"

    I-ilusi?

The Walking SoulWhere stories live. Discover now