1

44 1 1
                                    

Flashback on.

Aca. Aca berasal dari keluarga kaya raya. Jika orang-orang berkata menjadi orang yang mempunyai harta berlimpah itu pasti akan bahagia. Itu ga terjadi pada diri Aca. Kedua ortu Aca sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing, mereka seperti ga nganggap Aca ada. Memang enak menjadi orang kaya, semuanya bisa kita dapati tapi ga dengan kebahagiaan dan kasih sayang dari kedua ortu Aca.

Di umur 10 tahun, Aca pindah rumah bersama mama dan papanya ke perumahan yang lebih elit. Selama 10 tahun Aca ga punya teman samsek, hidup Aca standar banget, gada rasa.

Aca pernah di kenalin ke anak kenalan papanya. Aca di situ seneng banget bisa punya teman, tapi rasanya tetap membosankan. Berteman dengan orang-orang elit sangat membosankan. Apalagi anak cowo itu, Devan. Udah sombong, tengil, sok ganteng, najis banget. Begitu kata Aca. Malah dia pernah bilang suka ke gue di depan para ortu, rasanya pengen gue tusuk mati itu orang. Itu kata Aca lagi. Akhirnya Aca menolak mentah-mentah.

Dan yah... Pulang-pulang Aca di omelin habis-habisan sama ortunya karena ga sopan sama yang namanya Devan itu.

Tapi semenjak Aca pindah rumah, ia bertemu dengan 2 cowo sepantarannya. Mereka berdua tetangga Aca. Yang satu di rumahnya tepat disebelah kanan dari rumah Aca yang satunya lagi tepat di sebelah kiri dari rumah Aca, jadi rumah Aca tepat di tengah-tengah rumah mereka berdua.

19.10

"Aca main dulu sana sama Arjun dan Varo, jangan buat keributan lagi" ucap mama menekankan suaranya pada akhir kalimat.

Cih, sok manis di depan.

Aca berjalan ke arah taman. Ga peduli dengan 2 cowo yang sedang menatapnya berjalan keluar rumah.

Palingan mereka sama kek anak-anak yang lain. Yang suka menyombongkan diri.

Aca menaiki ayunan dan mengayunkannya dengan kencang, karena terlalu kencang, Aca terjatuh dari ayunan. Tangannya terbaret-baret tajamnya rumput dan bebatuan kecil.

Gamau nangis tapi air mata menetes spontan. Cahaya bulan yang tadi menyinari Aca, kini tertutupi oleh kedua cowo tersebut sambil menyodorkan tangan mereka ke arah Aca.

"Kamu gapapa?" tanya Arjun, menatap Aca dengan iba.

Kok gue kesel.

"Ga, gapapa, cuma berdarah-darah" Aca mengeluarkan senyum terpaksa.

"Dih goblok, lu masih nanya aja itu dia berdarah berarti kenapa-kenapa, bego si minum air got mulu" ucap Varo menggeplak kepala Arjun.

Buset dah, kaget gue. Baru kali ini gue liat anak-anak dari orang kaya toxicmya blak-blakan.

"Heh, gue ini aslinya cerdas tingkat dewa, lu aja gatau"

"Heleh, semua pelajaran aja lu remed mulu"

Bla bla bla. Dan Aca di kacangin di depan mereka:").

Kampret.

"Woi! Ini bantuin gue sialan"

Dari situlah awal mula Aca bertemu dengan dua bocah yang merubah hidup Aca menjadi lebih berwarna.

Flashback off.

*

"WOI CAA BANGUN KEBO KITA TELAT" teriak Varo tepat di dekat telinga Aca.

"Apesi lu ganggung gue tidur aja" Aca merubah posisi tidurnya membelakangi Varo yang ngoceh kek emak-emak.

"Lu lupa? SEKARANG KITA MASUK SEKOLAH WOI!"

Bentar, e iya.

Aca langsung bangun dan buru-buru ganti baju.

Wait the minute... kek ada yang ngeliatin.

"WOI KELUAR GILAK! GUE PEN GANTI BAJU"

Aca ngelempar bantal ke arah si Varo agar dia keluar dari kamarnya.

Lanjut Aca ganti baju, ga mandi, kelamaan. Cus Aca langsung keluar rumah dan sudah ada Arjun dan Varo yang menunggu.

"WOI NGAPA MOTORNYA CUMA SATU?!" Aca yang keluar dengan keadaan kucel berteriak ke arah 2 cowo tampan itu.


"MOTOR GUE RUSAK, UDAH GECE KITA BOTI AJA" jawab Arjun ikutan teriak, padahal jarak mereka deket:")

Mereka bertiga emang dari keluarga orang kaya, tapi tetap aja mereka pakai seadanya.

Yauda tanpa basa-basi Aca langsung naik di paling belakang, Varo yang nyetir dan Arjun di tengah.

"WOI CA LU PAKE PARFUM TAI KUCING?" teriak Arjun sambil menjepit hidungnya dengan kedua jarinya.

"GUE KAGA MANDI, BTW FUCK YOU JUN" Aca ga peduli sama Arjun yang hampir pingsan.

Karena lagi di motor jadinya kalau ngomong harus teriak-teriakkan biar jelas.

School
09.25
Lapangan

"Meja gue banjir luh gegara pak jajang ngebacot di deket gue" ucap Aca kesal sambil minum susu kotak yang baru saja dibeliin Varo.

Tumben baik? Iya gegara tadi Varo nyontek jawaban Aca, padahal Aca dapet jawaban dari Rara, teman sebangku Aca.

"Lah meja lu yang paling berisik, untungnya si Rara temen sebangku lu itu ga bacot kayak elu, kalo sama-sama bacot, mungkin sekarang lu lagi di tengah-tengah lapangan sononoh jualan cilok" ucap Varo sambil nunjuk-nunjuk ke tengah lapangan.

"Eh lu liat kaga noh di pinggir lapangan ada yang bersinar-sinar" Arjun nunjuk ke arah cowo berkaca mata hitam yang sedang berjalan ke arah mereka bertiga.

Cowo tersebut menjadi perhatian semua ciwi-ciwi maupun cowo-cowo.

Lalu cowo itu berhenti tepat di depan Aca dan ngelepas kaca mata hitamnya.

"Minggir, lu nutupin gue lagi nonton bola"

Ngeselin bat ni orang berenti di depan gue, ngalangin gue lagi nonton bola aja.

"Hai Ca" cowo itu nyapa Aca sambil senyum-senyum yang membuat Aca flashback ke 6 tahun yang lalu.

"Sape si sksd bat lu" Aca ngeliat ke arah Varo dan Arjun mereka cuma bengong ngeliatin si cowo gilak ini.

"Lo lupa? Gue cowo yang lu tolak 6 tahun yang lalu"

The Walking SoulWhere stories live. Discover now