12 - aku suka wangi w*pol

Mulai dari awal
                                    

"...makhluk bodoh" ucapnya sambil mencubit punggung Taufan.

Sebelum Taufan sempat mengeluh akan komentar adiknya, pintu itu terbuka, dibaliknya ada seorang gadis berkacamata yang mereka temui di lift kemarin.

Gadis itu mengerutkan dahi nya dengan kesal "sudah telat, masih saja bercanda! Sini masuk."

Taufan tertawa kecil dan melangkahkan kaki nya dengan santai, "hehe terimakasih bu"

"Sekali lagi kau bercanda akan ku suntik kau." Ancam Ying sambil mendengus kesal.

Taufan meringis dan mundur, "bu dokter jangan galak-galak sama pasien."

"Pasien kaya kamu minta disembelih"

"Bu, kasihani saya, saya masih punya murid untuk dinafkahi." Ucap Taufan sambil memelas.

Ying mengalah, ia tahu Taufan terlalu jenaka untuk menerima mentah-mentah omelannya.

"Kau telat! Harusnya kau check up dari tiga hari yang lalu!" Omelnya lagi sambil menarik kerah jaket sang agen divisi B itu. Tidak peduli akan kehadiran Solar yang sedari tadi terdiam.

"Tapi kau juga kemarin ngga ngingetin aku di lift" jawab Taufan tak ingin kalah.

"Kau mau aku menegurmu didepan banyak orang??" Tanya Ying.

Taufan tertawa "ehehe, iya iya, salahku, jangan ngomel lagi bu dokter, nanti jadi tua loh-" ucapan nya terhenti karena rasa sakit yang kembali datang di dadanya.

Ying seakan menyadari gestur kawannya itu, dia mengernyitkan dahinya, "adikmu..Solar kan?"

Solar mengangguk dingin.

Ying menghela nafas "Solar, kau tunggu disini."

"Taufan, ikut aku dan jelaskan detailnya." Ucapnya sambil menarik Taufan ke ruangan pemeriksaan didalam ruangan Ying.

°°°°°

"

Obat mu masih ada?" Tanya Ying sambil mulai mengambil tensi darah sang pengendali Angin.

"Ada sekitar..4 butir lagi." Jawab Taufan dengan tawa kecil.

Mungkin karena sekarang dia tidak didepan adiknya, dia tidak lagi berpura-pura. Raut wajahnya menujukan ekspresi menahan sakit.

"Berapa sering rasa sakitnya datang?"

"..sekarang semakin sering, sepertinya.." jawab Taufan lirih.

Ying menghela nafas, omelan nya kini berubah menjadi ke khawatiran. "Apa saudara mu tahu?"

Taufan menggeleng tak berdaya. "Mana mungkin, kan?"

Ying menyiapkan sebuah suntikan, mata Taufan sedikit membelalak saat melihatnya "..kau mau menyuntikku?"

"Kau malnutrisi, agen sialan" jawab Ying.

"Sepertinya kau masih memiliki penghasilan untuk makan sehat, kenapa bisa malnutrisi?"

Taufan hanya menjawab dengan tawa santainya.

"Taufan, berapa misi yang kau ambil setiap harinya?" Tanya Ying sambil mulai mengusap bagian dalam siku Taufan dengan kapas beralkohol.

"...kemarin cuma empat sih, kalau kemarin lusa.. tujuh" ucap Taufan sambil meringis karena melihat jarum suntik yang mendekati kulit porselen nya.

Ying lagi-lagi mengernyitkan dahinya, "itu terlalu banyak..apa ada cidera?"

"Ada sih, tapi udah ditangani kok--owww!!!!" Taufan meringis kesakitan karena jarum suntik yang menembus kulitnya itu.

"Taufan, jangan terlalu memaksakan dirimu. Kau kan tahu, setelah 'hari itu' kondisi mu tak pernah bagus." Ucap Ying, kini raut wajahnya dipenuhi dengan kekhawatiran.

"Bagaimana kalau kau jelaskan pada saudara-saudara mu? Mereka berhak tahu kan?"  Tanya nya lagi, kini ia menahan bekas suntikan di kulit taufan dengan perban kecil dan memplester nya.

"..Ying, sejak hari itu, aku bukan lagi suatu hal yang akan mereka khawatirkan, kau tahu kan?" Jawab Taufan dengan senyum yang penuh dengan kesedihannya.

Ying tahu betul bahwa hubungan Taufan dengan para elementals yang lain selain Solar, langsung hancur setelah 'hari itu'.

"Tapi Taufan, jantungmu itu sudah tidak berfungsi dengan normal karena luka itu." Ucapnya dengan nada penuh kekhawatiran.

Taufan tersenyum, "makanya ibu dokter, aku minta obat nya lagi ya."

Ying menahan emosinya, "itu hanya obat penahan rasa sakit Taufan, itu tidak menyembuhkan apapun, bahkan..itu hanya semakin merusak jika kau terus-terusan meminumnya."

"Tapi kan kau tahu aku akan mengambil misi penting tahun depan." Ucap Taufan lirih.

Ying menggigit bibir bawahnya karena merasa frustasi, ia tak dapat membantu kawannya ini, "setidaknya kurangi porsi misi mu itu, jangan terlalu banyak cidera."

Taufan tersenyum, "jangan khawatir, kau tahu? Sekarang aku punya murid, jadi aku harus mengurangi porsi misi yang harus kuambil agar aku bisa melatihnya dengan efektif."


BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang